• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Penyapu uang dan mitos kuntilanak di Jembatan Sewo Pantura

facebookeb

IndoForum Senior A
No. Urut
210735
Sejak
9 Jan 2013
Pesan
7.471
Nilai reaksi
96
Poin
48
BEmTq.jpg
Bagi pemudik yang kerap melewati jalur Pantura, pasti bakal melewati jembatan Sewo. Jangan kaget, di sana Anda bakal melihat pemandangan belasan orang, mulai anak-anak hingga dewasa memegang sapu berharap uang dilempar oleh para pengendara yang melintasi jembatan. Ketika uang dilempar, mereka bakal berebut menyapu uang itu ke pinggir jalan, lalu memungutnya.

Jembatan Sewo berada di perbatasan Kabupaten Subang-Indramayu, keduanya masuk wilayah Jawa Barat, tepatnya jembatan penghubung Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang dan Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu. Jembatan dibangun dua jalur dari arah barat ke timur dan jalur satu lagi arah sebaliknya.

Konon, menurut cerita mitos warga setempat, sungai di bawah Jembatan itu dihuni makhluk halus, mulai dari kuntilanak, siluman buaya putih, sampai cerita tentang nyai ronggeng. Tidak jelas mulai kapan kebiasaan sopir melempar uang itu dilakukan. Tapi ada yang bilang sejak zaman Belanda.

"Kebiasaan itu sudah lama, sejak dulu zaman kakek-nenek saya. Dulu jembatannya masih jelek, sopir membuang uang ke sungai, makanya dinamakan jembatan Sewo. Para sopir melempar uang agar selamat, tidak diganggu mahluk halus," kata Saadah, perempuan 60 tahun

Menurut Saadah, warga percaya, di antara belasan orang pemegang sapu yang mengais uang di jembatan itu, salah satunya merupakan mahluk halus penghuni jembatan, sisanya warga sekitar. Saadah sudah tinggal sejak awal tahun 70-an di pinggir jalan, yang berjarak sekitar 30 meter dari jembatan itu. Dia kerap menyaksikan banyak kecelakaan di sana.

Suatu waktu ada cerita beberapa pengamen datang ke jembatan itu. Mereka bukan warga sekitar sungai itu. Kemudian para pengamen melihat banyak uang di pinggir jalan yang dilempar pengemudi kendaraan, lalu mengambilnya. "Nah, salah satunya lalu ditabrak mobil, kepalanya pecah," tutur Saadah.

Dia juga mewanti-wanti para sopir, sebaiknya jangan sembarangan bila melewati jembatan itu. Lebih baik diam saja kalau memang tidak percaya, jangan omong macam-macam atau aneh-aneh. Tapi bagi yang percaya, dan ingin selamat dari gangguan makhluk halus di situ, biasanya melempar uang. Makanya kemudian disebut jembatan Sewo.

Mitos jembatan Sewo juga lekat dengan tragedi kecelakaan bus transmigran perintis asal Boyolali, Jawa Tengah pada 11 Maret 1974. Ceritanya, para transmigran hendak berangkat ke Sumatera Selatan. Namun nahas, saat melintas di jembatan Sewo, bus mereka terperosok masuk ke dalam sungai, dan terbakar. Sebanyak 67 penumpang tewas, dan hanya tiga anak saja selamat. Ada juga yang bilang satu bayi saja selamat.

Untuk menghormati kecelakaan tragis itu, warga Boyolali yang melintasi jembatan membuang uang recehan. Belakangan hal itu menjadi tradisi pengemudi yang memercayainya, baik sopir truk, bus, maupun masyarakat umum. Sampai sekarang, penduduk sekitar jembatan memanfaatkan benar tradisi ini. Koin tidak lagi dibuang ke sungai, tapi ke aspal di atas jembatan.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.