Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 43.566
- Nilai reaksi
- 32
- Poin
- 0

Cerita Ane jadi korban penipuan online
Kejadian ini terjadi seminggu yg lalu, saya tidak menyangka akan jadi korban penipuan online. Waktu itu terjadi pada Rabu, 14 September 2022.
Kronologinya begini, pada Selasa malam Rabu, saya ditelepon oleh suami yg sedang ada di perantauan. Suami berkata, Apakah saya mau bekerja untuk temannya. Lalu jika, saya siap bekerja maka saya harus bekerja dengan sungguh-sungguh. Karena suami sudah sangat dekat dengan sang teman tersebut & tidak harap mengecewakan temannya. Saya bilang, saya mau bekerja, lumayan untuk tambahan penghasilan keluarga kami
Hingga akhirnya suami saya memberikan nomor saya kepada temannya yg katanya bernama Agus! (Agus? Apakah terlalu banyak di Indonesia ini orang namanya Agus? Hingga mudah saja untuk dijadikan pintu masuk penipuan online)
Suami saya berkata, bahwa Agus ini adalah teman lamanya yg saat itu pernah bekerja bersama di Jakarta. Namun, rumah Agus adalah di Kediri, jawa timur.
Saya setuju supaya nomor saya diberikan kepada temannya. Agus lalu menghubungi saya. Agus berkata bahwa dia adalah teman suami saya. Dia menawarkan pekerjaan kepada saya, untuk jadi pengisi pulsa menolong perusahaannya di mana membutuhkan seorang pengisi pulsa untuk Armada atau sopir pengangkut batu bara, yg biasanya membawa pengiriman.
Kemudian perusahaan Agus akan mengirimkan sejumlah uang saldo ke rekening saya. Lalu saya diminta untuk mengisikan pulsa & mengaturnya. Agar setiap armada yg berangkat, setiap orangnya mendapatkan 100.000 pulsa. Jadi misalkan sehari itu ada 50 Armada yg berangkat, saya harus segera mengirimkan 50x100.000 yaitu 5Juta pulsa.
Karena tugasnya adalah untuk pengisian pulsa & di daerah Kalimantan dikatakan oleh Agus, bahwa Grapari atau pengisian pulsa di sana kesulitan untuk sinyal. Maka mengisi pulsa para Armada, sehingga membutuhkan seseorang pengendali yg berada di wilayah Jawa, untuk pengisian pulsa tersebut.
Sehingga saya diminta untuk menolong perusahaan mereka. Dikatakan di awal bahwa tidak ada gaji untuk hal ini. Namun, saya dapat mendapatkan keuntungan dari selisih. Yaitu saya membeli pulsa di sini dengan senilai adalah Rp105.000, sementara pihak perusahaan menjualnya kepada saya dengan 135.000. Sehingga setiap satu Armada atau satu Sopir, saya akan mendapatkan laba senilai Rp30.000.
Karena ini adalah perintah dari suami, saya pun menurut saja & spontan saja, logika saya hilang!
Malam itu juga, bahkan Si Agus melalui sang atasan yg bernama Pak Eriko, menghubungi saya lewat WA. Karena Agus konon tidak memiliki whatsapp (alasan sinyal dst). Sehingga harus atasannya sendiri yg menghubungi saya.
Pak Eriko menelpon saya melalui panggilan suara, bahwa memang dia membutuhkan seseorang untuk bekerja di perusahaannya sebagai pemasok pulsa, bagi para armadanya.
Pak Eriko adalah bagian pengatur yg menjembatani antara pelamar kerja & perusahaan. Sehingga saya diminta dengan syarat yg cukup mudah, yaitu mengirimkan foto KTP & foto buku rekening. Saya pun menyetujuinya & mengirimkannya kepada kontak wa Pak Eriko, foto KTP & foto rekening dari buku tabungan saya. (hingga saat ini saya khawatir apakah foto KTP & foto buku tabungan rekening saya dapat dipakai untuk penipuan online atau pinjol?)
Selanjutnya Pak Eriko menelpon. Kalau Pak Agus sudah menciptakan proposal atas nama saya & foto KTP buku rekening itu, sebagai dokumen & saya harus menyatakan bahwa saya adalah saudara Pak Agus. Sehingga dapat diterima di perusahaan tersebut.
Namun, sekali lagi Pak Eriko menjelaskan bahwa percobaan pekerjaan atau masa training adalah selama seminggu. Jadi saya harus berkontribusi/ bekerja profesional kepada mereka selama seminggu, supaya selanjutnya dapat dinilai kerja saya & baru akan ditetapkan kontrak untuk saya.
Namun aneh sekali, saat malam itu saya diminta untuk tes sinyal yaitu mengisi pulsa! (padahal mereka belum memberikan saldo ke rekening saya)
Tujuannya untuk menguji, apakah kartu seluler terbaik untuk pengisian pulsa apa yg sesuai untuk daerah saya. Malam itu juga jam 9 malam, saya diminta untuk mengisi ketiga nomor. Yaitu XL, 3, & Telkomsel. Untuk dilihat apakah daerah saya memang benar-benar Pro dengan ketiga provider tersebut. Sehingga layak untuk bekerja di perusahaan penambangan batubara tersebut.
Pak Eriko menjelaskan bahwa ini adalah murni untuk menguji sinyal & kerugian saya senilai Rp300.000 akan diganti, dengan nilai 500.000 esok hari. Saya menghubungi suami & suami menyetujuinya untuk saya mengisi kepada 3 nomor tersebut.
Malam itu juga saya menghubungi tetangga saya yg menjual pulsa. Namun, saldonya tidak hingga Rp100.000. Sehingga saya juga menghubungi teman lain yg merupakan agen pulsa. Namun, karena sudah malam ternyata teman saya tidak aktif. Demi dapat bekerja, saya akhirnya keluar rumah dengan memakai sepeda motor Megapro & jaket tebal. Saya menuju ke salah satu minimarket tetangga desa yg masih buka.
Setelah memarkirkan sepeda motor saya buru-buru menuju ke tempat kasir. Padahal niat awal saya bukan ke minimarket itu, melainkan ke toko di sebelahnya yg memang menjual pulsa. Namun, sayangnya toko itu sudah tutup.
Minimarket itu ditunggu oleh seorang laki-laki yg berperawakan jangkung. Laki-laki itu bertanya kepada saya, "Apa ada yg dapat dibantu?"
Saya menjawab, bahwa saya harus mengisi pulsa Rp100.000 sebanyak 3 nomor.
"Mbak sebaiknya Anda wudhu dulu. Kelihatannya Anda sedang tidak baik-baik saja!" mengatakan laki-laki penjaga toko tersebut.
Memang napas saya ngos-ngosan. Saya seperti sedang terburu-buru & tidak dapat bersikap santai karena sikap menjaga toko ini dia berkata & tersenyum hingga beberapa orang pemuda yg nongkrong di depan toko tersebut, mengerubungi saya, bahkan pembeli yg lain, semuanya laki-laki
"Saya cuma mau ngisi pulsa Pak!" mengatakan saya yg memang tisak ada keperluan lain. Saya harap cepat dilayani, dengan berusaha memaksakan senyum tentu saja. Saya tidak mau terlambat, karena kantor tutup pukul 10.00 malam. Jadi saya harus segera mengisi pulsa Rp100.000 itu, sebelum jam 10.00 malam. Kalau saya harap dapat diterima kerja di perusahaan, sebagai pemasok pulsa.
"Mbak yakin mau mengisi pulsa?" tanya penjaga toko ragu.
Saya lalu menunjukkan HP saya, yg berisi pesan wa dari Pak Eriko. Tentang ketiga nomor yg dimaksud untuk pengisian pulsa. Saya pun mengangguk mantap. Namun, laki-laki si penjaga toko itu tersenyum penuh arti.
"Sepertinya Mbaknya sedang kena tipu! Bukan sekali ini saja, Mbak. Apalagi ini sms-nya seperti bukan dari suami Mbak-nya. Sms khas seperti dari penipu," mengatakan penjaga toko.
Saya membantah, bahwa yg memerintahkan untuk mengisi pulsa adalah suami. Lalu penjaga toko itu meminta saya menghubungi suami & saya pun langsung menghubungi suami.
Panggilan saya loudspeaker, hingga semua orang yg dapat mendengar percakapan saya & suami. Tentu saja, suami saya bersikukuh, bahwa yg meminta saya untuk mengisi pulsa itu adalah dirinya untuk mengisi pulsa di nomor temannya.

Setelahnya saya berhasil mengisi pulsa Rp100.000 ke-3 nomor tersebut & mengirimkan screenshot, bukti kepada foto bukti pengisian kepada wa Pak Eriko.
Di situ, belum hingga di rumah, saya harus menghentikan motor untuk menerima panggilan telepon Pak Eriko. Dia berkata selamat kepada saya, bahwa saya tidak cuma untuk mengisi 20 sopir Armada, melainkan akan diberikan yaitu 200 sopir Armada!
Dia lalu menjanjikan besok akan mentransfer uang senilai rp27.500.000. Dengan rincian, 27Juta untuk jumlah pengisian pulsa, sementara Rp500.000 untuk kerugian pengisian pulsa saya malam ini senilai Rp300.000.
Tentu setelah Pak Eriko menelpon, Pak Agus menelpon & mengucapkan selamat kepada saya, bahwa sudah diterima bekerja & diberikan job lebih banyak daripada sebelumnya. Pak Agus memastikan bahwa besok sekitar jam 08.00 hingga 10.00 pagi, saya harus stand by di rumah & tidak kemana-mana.
Saya berkata iya, bahwa saya tidak akan kemana-mana. Padahal saya ada rencana bersama saudara untuk mengambil paketan kiriman sepeda motor dari Jakarta ke cargo, yg ada di Paron Ngawi.
Tentu saja di jalan berkali-kali, baik Pak Agus maupun Pak Eriko ini menelpon saya. Mereka berdua meyakinkan, bahwa pagi ini dana senilai 27.500.000 akan digelontorkan begitu saja ke rekening saya & saya harus bekerja ekstra cepat, ketika kapal bersandar & Armada siap berangkat ke tempat-tempat tujuan. Saya memastikan bahwa saya siap untuk bekerja secara profesional. Namun, berkali-kali mereka berdua bergantian menelpon saya, menelpon lagi, & menelpon lagi.
Sampai waktu saya sudah mengambil sepeda motor di tempat kargo, dari paket Kia dari Jakarta. Saya lalu mengisi bensin & membawanya ke bengkel untuk mengganti oli. Selanjutnya saya & saudara saya membeli ayam geprek di sebelah bengkel. Lagi-lagi di sana saya ditelepon oleh Pak Eriko & Pak Agus.
Pak Eriko berkata, karena kapal sudah bersandar & Armada siap berangkat. Sementara Pak Agus yg dalam perjalanan ke bank, yg berada di Samarinda, yg memerlukan waktu 3 jam belum selesai untuk untuk mengirim saldo senilai Rp27.500.000 ke rekening saya.
Singkatnya saya diminta untuk bantuan (berkorban) memberikan pulsa dulu, nanti diganti. Bayangkan saja pulsa senilai 5Juta! Untuk disalurkan kepada 50 sopir Armada. Tentu saja, saya menolak. Saya berkata saya tidak memiliki saldo sebanyak itu.
Lalu saudara saya mengambil handphone saya. Saudara saya berkata, "Saya kakaknya, jangan macam-macam dengan adik saya. Dia tidak ada saldo. Kalau Anda mengharapkan dibantu, sebaiknya menunggu saldo pengiriman masuk dulu. Bukan meminta adik saya untuk membiayainya!"
Selanjutnya, saya atas permintaan saudara saya, mengatakan bahwa saldo rekening saya cuma Rp20.000. Kontan Pak Eriko mematikan sambungan telepon.
Setelahnya giliran Pak Agus yg menelpon. Dia berkata seolah-olah saya yg bersalah & memanipulasi saya, supaya saya semakin merasa bersalah, bahwa saya berkata saya siap menolong supaya Armada dapat segera berangkat, dengan pemberian pulsa kepada 50 Armada. Namun, kenyataanya saya di saat keadaan darurat, tidak segera mengirimkan pulsa-pusa itu.
Saya bergeming & menggeleng. Saya benar-benar tidak tahu, harus mengerjakan apa. Sehingga saudara saya, mengatakan untuk jangan ladeni telepon itu. Karena itu sudah jelas adalah penipuan!
Dalam perjalanan pulang, lebih dari 20 kali saya ditelepon secara bergantian, oleh Pak Eriko & Pak Agus ini. Saya berkata, bahwa saya tidak akan mentransfer atau mengisikan pulsa para sopir Armada itu kecuali saldo Rp27.500.000 itu sudah masuk ke rekening saya.
Hingga akhirnya pak Eriko mengirimkan bukti transfer & saudara saya langsung menyambar HP saya, untuk melihatnya.

"Ini bukan bukti transfer! Kalau kayak begini, bahkan saya dapat menciptakan seperti ini, untuk dibagikan ke seluruh warga!" mengatakan saudara saya tertawa.
Saya belum membalas chat dari Pak Eriko itu. Dia menambahkan pesan, bahwa saya harus segera bekerja karena karena sudah mentransferkan Rp.27.500.000. Saudara saya lalu membalasnya, "Yakin sudah transfer?"
Setelah itu Pak Eriko mengerjakan panggilan video, tetapi saya tidak menggubrisnya, karena sedang dalam perjalanan pulang. Sementara Pak Agus menelpon lagi & lagi.
Sampai saya di rumah, tidak ada panggilan lagi dari pak Eriko maupun Pak Agus. Saya juga heran, karena foto profil wa Pak Eriko berubah. Dari yg semula adalah PT Batubara, berganti dengan tidak ada fotonya.
Saya lalu menghubungi suami saya, dengan mengatakan bahwa temanmu itu penipu! Dia sudah menipu saya, suami saya syok & berkata bahwa itu tidak mungkin.
Saya khawatir kalau selama ini suami saya sudah ditipu oleh temannya yg mengaku bernama Agus ini. Hingga saya menghubungi teman-teman suami yg juga berada di luar pulau. Saya bertanya kepada mereka, apakah suami saya selama ini meminjam uang untuk diberikan kepada temannya bernama Agus ini. Namun, teman-teman suami berkata hal seperti itu tidak pernah terjadi.
Singkat cerita ini adalah benar-benar penipuan online ya Gansist. Saya sendiri merasa heran, kenapa dapat jadi korban penipuan online. Hanya gara-gara saya terlalu percaya kepada suami & kehilangan logika.
Menurut saudara saya, ternyata dia sudah pernah kena tipu online yaitu dengan dalih, kakaknya yg berada di Jakarta menabrak orang hingga tewas. Namun, beruntung saudara saya itu cuma ditipu sebanyak 50.000 saja pulsa.
Sementara di lingkungan saya ada yg hingga menjual sawah, menjual kebun, hingga ada yg ditipu hingga menjual semua isi rumahnya. Kalau ditotal itu hingga Rp100 juta, bahkan kejadian cuma berlangsung beberapa jam saja untuk mentransfer uang kepada penipu online.
Karena modus penipu online yg saya alami ini, saya lihat sangat berbeda dengan di lingkungan saya, yg kebanyakan. Di mana saya diwajibkan untuk jadi pekerja untuk mereka & akan mendapatkan keuntungan dengan selisih itu. Sebenarnya saya sempat meragu, tetapi karena suami yg meminta, saya merasa tidak berdaya, meski sebenarnya saat mengisi pulsa Rp300.000 itu banyak orang yg mengingatkan saya, termasuk penjaga toko atau penjualnya.
Sampai di sini, akhirnya saya bercerita dengan teman, saudara, yg kebetulan bermain di rumah Ibu saya. Beberapa saudara bercerita bahwa mereka tidak menyangka bahwa saya yg konon adalah orang yg pernah sekolah, ternyata dapat terkena tipu online. Dia mengatakan bahwa punjer atau pusat-pusat penipuan online ini sebenarnya berada di sel atau di dalam kurungan penjara. Karena tetangga saudara saya ini, keluar dari penjara langsung dapat membeli Vario 150 cash.
Apa Agan punya cerita, pernah jadi korban penipuan online? Yuk komen-komen di bawah, yuk! Semoga tidak ada lagi korban penipuan online di antara kita!^~^
Hari ini 16:27