yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Maksud hati ingin menjual handphone iPhone 5S, Marten Andra (26), justru tertipu.
Pembelinya, Adi Saputra (23), mengaku sebagai warga Bangkalan,Madura, membayar pakai uang palsu Rp 3,5 juta.
Awalnya, Marten Andra menjual handphone warna gold itu melalui situs jual beli online.
Marten Andra akhirnya setuju cara bayar tunai alias cash on delivery (COD) karena aman dan tidak merugikan dua belah pihak.
Tanpa banyak tawar, Adi pun setuju dengan barang dan kualitas yang ditawarkan meskipun memiliki sedikit kecacatan.
Adi pun naik motor Satria FU warna putih ke rumah Marten Andra pada Kamis (7/4/2016) sekitar pukul 23.00.
"Awalnya saya lebih memilih untuk ditransfer saja uangnya, tapi dia ngotot mau bayar cash," kata Andra saat ditemui di rumahnya, Jalan Kanginan II No 5, Surabaya.
Tak mau kehilangan kesempatan, Andra yang sebelumnya berada di Surabaya Town Square (Sutos) bersama temannya, Reza Zulfikar (25), akhirnya bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, Andra mengeluarkan dua handphone 5S Gold.
"Orangnya lebih milih yang ada cacatnya, meskipun selisih harganya hanya Rp 100 ribu," jelas pria lulusan STIKOMSurabaya.
Adi yang mengaku datang dari Bangkalan ini kemudian mengeluarkan uang Rp 3,5 juta.
Lantaran penerangan yang minim dan tidak memiliki alat pendeteksi uang palsu, Andra langsung menerima uang itu tanpa curiga.
"Setelah deal, saya terima uangnya. Kemudian dia langsung bergegas pulang," terang dia.
Andra sama sekali tidka menaruh curiga kepada Adi lantaran pernah membeli handphone kepadanya.
Namun, pada transkasi kedua, saat Andra menghitung lagi, baru menyadari ada keanehan saat menyentuh uang di tumpukan paling bawah.
Pria berperawakan tinggi itu merasa aneh saat menciumi uang yang telah diterimanya.
"Baunya aneh, bukan seperti bau uang pada umumnya. Dan kertasnya sangat terasa aneh," jelas dia.
Untuk menghilangkan rasa penasaranya, Andra pun bergegas berangkat ke ATM di Jalan Kusuma Bangsa untuk menyetorkan uang.
Betapa kagetnya, uang Rp 3,5 juta yang diterima oleh mesin ATM hanya Rp 200 ribu.
"Saat saya terawang, tidak ada tanda air berupa gambar WR Supratman, dan tidak ada lambang Bank Indonesia. Selain itu, warna dan cetakan juga bahannya sangat berbeda dengan yang asli," kata Andra sembari menerawang uang yang dibawanya.
Andra lantas menunjukkan percakapannya dengan Adi melalui aplikasi BBM.
Dia menjelaskan bahwa Adi mengakuy tidak mengetahui uang yang diberikannya adalah uang palsu.
Saat Andra meminta kembali handphone itu, ternyata Adi langsung menghapus pertemanannya dengan Marten Andra.
Karena tidak ada itikad baik dari Adi, Andra pun berniat melaporkan kasusnya ke Mapolsek Genteng.
"Lho saya sudah dihapus sama Adi Saputra, ini saya cek sudah tidak ada," katanya sambil menunjukkan handphone yang dibawanya.
Pembelinya, Adi Saputra (23), mengaku sebagai warga Bangkalan,Madura, membayar pakai uang palsu Rp 3,5 juta.
Awalnya, Marten Andra menjual handphone warna gold itu melalui situs jual beli online.
Marten Andra akhirnya setuju cara bayar tunai alias cash on delivery (COD) karena aman dan tidak merugikan dua belah pihak.
Tanpa banyak tawar, Adi pun setuju dengan barang dan kualitas yang ditawarkan meskipun memiliki sedikit kecacatan.
Adi pun naik motor Satria FU warna putih ke rumah Marten Andra pada Kamis (7/4/2016) sekitar pukul 23.00.
"Awalnya saya lebih memilih untuk ditransfer saja uangnya, tapi dia ngotot mau bayar cash," kata Andra saat ditemui di rumahnya, Jalan Kanginan II No 5, Surabaya.
Tak mau kehilangan kesempatan, Andra yang sebelumnya berada di Surabaya Town Square (Sutos) bersama temannya, Reza Zulfikar (25), akhirnya bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, Andra mengeluarkan dua handphone 5S Gold.
"Orangnya lebih milih yang ada cacatnya, meskipun selisih harganya hanya Rp 100 ribu," jelas pria lulusan STIKOMSurabaya.
Adi yang mengaku datang dari Bangkalan ini kemudian mengeluarkan uang Rp 3,5 juta.
Lantaran penerangan yang minim dan tidak memiliki alat pendeteksi uang palsu, Andra langsung menerima uang itu tanpa curiga.
"Setelah deal, saya terima uangnya. Kemudian dia langsung bergegas pulang," terang dia.
Andra sama sekali tidka menaruh curiga kepada Adi lantaran pernah membeli handphone kepadanya.
Namun, pada transkasi kedua, saat Andra menghitung lagi, baru menyadari ada keanehan saat menyentuh uang di tumpukan paling bawah.
Pria berperawakan tinggi itu merasa aneh saat menciumi uang yang telah diterimanya.
"Baunya aneh, bukan seperti bau uang pada umumnya. Dan kertasnya sangat terasa aneh," jelas dia.
Untuk menghilangkan rasa penasaranya, Andra pun bergegas berangkat ke ATM di Jalan Kusuma Bangsa untuk menyetorkan uang.
Betapa kagetnya, uang Rp 3,5 juta yang diterima oleh mesin ATM hanya Rp 200 ribu.
"Saat saya terawang, tidak ada tanda air berupa gambar WR Supratman, dan tidak ada lambang Bank Indonesia. Selain itu, warna dan cetakan juga bahannya sangat berbeda dengan yang asli," kata Andra sembari menerawang uang yang dibawanya.
Andra lantas menunjukkan percakapannya dengan Adi melalui aplikasi BBM.
Dia menjelaskan bahwa Adi mengakuy tidak mengetahui uang yang diberikannya adalah uang palsu.
Saat Andra meminta kembali handphone itu, ternyata Adi langsung menghapus pertemanannya dengan Marten Andra.
Karena tidak ada itikad baik dari Adi, Andra pun berniat melaporkan kasusnya ke Mapolsek Genteng.
"Lho saya sudah dihapus sama Adi Saputra, ini saya cek sudah tidak ada," katanya sambil menunjukkan handphone yang dibawanya.