Pelajaran dari Fiersa Besari dalam Memaknai Patah Hati

[Angela]

Ada banyak hal yg menciptakan kita seakan terlempar ke titik terendah dalam hidup. Entah itu disebabkan oleh urusan asmara, permasalahan keluarga, hingga gagalnya segala rencana yg sudah lama didamba. Saat sudah berada di fase ini, kadang kita merasa seolah-olah semua yg sudah kita perjuangkan jadi sia-sia, hancur tak berguna. Itu hal yg wajar, justru tandanya kita jadi manusia yg normal dengan segala perasaan & emosional di dalamnya.


Saat dihdapakan dengan keadaan menyulitkan itu, opsi kita cuma dua. Yang perdana pergi ke kamar, mengurung diri, lalu meratapi kedaan tanpa adanya kemajuan & yg kedua pergi ke kamar, menangis sejadi-jadinya lalu kembali bangkit & menyusun kembali hal-hal yg sebelumnya tak tercapai. Dan kita lah yg mentukan opsi tersebut.

Pada pembahasan kali ini, kita akan lebih fokus pada permasalahan asmara. Di mana urusan yg satu ini jadi salah satu hal yg kompleks yg dapat berpengaruh akbar dalam setiap perjalanan hidup yg akan kita hadapi.

Kita mahfum adanya, urusan asmara tak selamanya berjalan mulus. Tidak cuma sekadar kencan di Sabtu malam, menonton film bersama, sekadar jalan-jalan ke tempat wisata. Tidak sesederhana itu. Karena akan ada sering chapter memilukan dalam setiap perjalanan sayang anak manusia. Baik itu karena disparitas prinsip, keyakinan, orang ketiga, & hal-hal lainnya yg menyebabkan perpisahan.

Memang amat sangat menyakitkan saat keduanya harus dipisahkan oleh takdir. Apalagi kalau berakhir secara tidak baik-baik. Tentu bukan hal mudah untuk kembali menata hidup selepas kepergian orang yg kita sayangi atau setidaknya pernah kita sayangi.

Namun, bukan berarti masa-masa sulit itu tidak dapat kita hadapi. Ada banyak opsi untuk kita bangkit & menata masa depan. Seperti pada buku garapan Fiersa Besari yg berjudul "Anak Langkah" yg di mana ternyata berasal dari kisah nyata penulisnya yg kurang beruntung saat menjalani persayangan di masa lalu. Yang mana dalam buku itu menegaskan bahwa putus sayang bukan akhir segalanya.

Belajar dari garapan bung Fiersa tadi. Ternyata menulis ulang rencana-rencana yg tidak sempat tercapai di masa lalu yg mungkin sedikit banyak karena hubungan persayangan dari masalah waktu hingga pasangan yg kurang supportif atas mimpi-mimpi kita adalah hal yg dapat kita lakukan setelah kita kembali sendiri.

Selain itu, buku Arah Langkah tadi juga mengajarkan bahwaTravelingdapat menjadiSelf Healingyang amat membantu, khususnya bagi mereka yg memiliki tabungan lebih untuk sekadar menyenagkan diri.

Pergi ke tempat baru, merasakan suasana baru, mengenal kultur yg berbeda & berjumpa banyak orang-orang asing yg dapat mengajarkan kita untuk memandang segala sesuatunya jadi lebih luas. Itulah yg dilakukan bung Fiersa ketika patah hati.

Jika berkelana atautravelingdinilai terlalu berat karena kurangnya dana & keberanian, setidaknya mencari suasana & menciptakan kebiasaan baru yg positif akan menolong untuk memulihkan hati & perasaan kita.

Ada banyak hal baru yg sederhana yg dapat kita mulai dari sekarang. Sepertistalking mantanlari pagi, mencoba memasak resep-resep makanan, atau dapat saja jalan-jalan di sekitar kota sendirian itu juga dapat memberikan kesan & memori yg indah pada lembaran baru yg akan kita jalani.

Dari hal-hal kecil itu, selain dapat membangun diri yg baru, kita juga dapat menerapkannya jadi ladang penghasilan. Momen-momen saat kita sedang mengerjakanself-helingrasanya terlalu sayang apabila kita lewatkan begitu saja. Kita dapat menuliskannya, menjadinkanya catatan-catatan kecil, hingga terkumpul menjadiu satu yg mungkin dapat saja dapat kita terbitkan jadi buku.

Atau bagi yg tidak tertarik dengan dunia tulis, dapat juga menciptakan lagu yg terinspirasi dari banyaknya kenangan yg sudah terlewati. Percayalah, menciptakan sesuatu karya yg berasal dari kisah nyata itu jauh lebih emosional & memiliki mendalam.

Memang sih, semuanya tidak mudah seperti yg saya tuliskan. Tapi bagiku, patah hati memang harus dimaknai untuk diri kita jadi lebih baik dengan mengambil pelajaran-pelajaran dari segala sakit yg ada. Kita enggak perlu kok buat ngelupain kenangan-kenangan yg pernah terbentuk, kita cuma perlu berdamai dengannya & menjadikan itu sebagai bahan pendewasaan dalam menemukan jati diri.

Karena sejatinya, balas dendam terbaik adalah dengan menjadikan diri kita lebih baik dari waktu sebelumnya. Mungkin kalau seorang Fiersa Besari tidak mengalami patah hati karena putus sayang, belum tentu saat ini kita dapat menikmati karya-karyanya.


CANGKEMAN Hari ini 15:23