yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Pasar bebas level ASEAN sedang berlangsung dan mengancam siapa saja yang tak mampu bersaing.
Tak terkecuali di Surabaya, Jawa Timur. Para pekerja kasar dari negara anggota ASEAN kini banyak yang bekerja di Surabaya.
“Kami juga telah mendapatkan informasi ada tenaga asing dariMyanmar yang bekerja sebagai kuli angkut di daerah Pasar Atum. Sekarang kami sedang menyelidiki sebab tidak boleh tenaga kasar dari asing masuk ke Surabaya,” kata Kepala Sub Bidang Kewaspadaan Nasional, Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Kota Surabaya, Marzuki, Jumat (22/1/2016).
Terpisah, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, Jamhadi, membenarkan adanya tenaga kasar yang bekerja diSurabaya.
Di antaranya bekerja sebagai kuli angkut yang berasal dariMyanmar.
Sepintas memang seperti warga keturunan, namun ketika diajak berbicara, tak bisa berbahasa Indonesia.
"Kita harus mewaspadai yang seperti itu. Sebab, ada tenaga kerja asing yang siap dibayar di bawah UMK namun mereka bekerja keras. Ini yang membuat beberapa oknum memakai tenaga asing yang murah meriah,” tandasnya.
Tak terkecuali di Surabaya, Jawa Timur. Para pekerja kasar dari negara anggota ASEAN kini banyak yang bekerja di Surabaya.
“Kami juga telah mendapatkan informasi ada tenaga asing dariMyanmar yang bekerja sebagai kuli angkut di daerah Pasar Atum. Sekarang kami sedang menyelidiki sebab tidak boleh tenaga kasar dari asing masuk ke Surabaya,” kata Kepala Sub Bidang Kewaspadaan Nasional, Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Kota Surabaya, Marzuki, Jumat (22/1/2016).
Terpisah, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, Jamhadi, membenarkan adanya tenaga kasar yang bekerja diSurabaya.
Di antaranya bekerja sebagai kuli angkut yang berasal dariMyanmar.
Sepintas memang seperti warga keturunan, namun ketika diajak berbicara, tak bisa berbahasa Indonesia.
"Kita harus mewaspadai yang seperti itu. Sebab, ada tenaga kerja asing yang siap dibayar di bawah UMK namun mereka bekerja keras. Ini yang membuat beberapa oknum memakai tenaga asing yang murah meriah,” tandasnya.