yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Dilarangnya pedagang berjualan di trotoar dan bahu jalan di kawasan Taman Bungkul, Herman, Ketua PKL Taman Bungkul Surabaya mengakui hal ini buntut kotornya kawasan Taman Bungkul saat acara Car Free Day (CFD) 17 April lalu.
Ia mengatakan, saat itu Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang berkunjung ke Taman Bungkul geram karena banyaknya sampah berserakan. Sejak saat itulah peraturan larangan berjualan di trotoar dan Taman Bungkul diberlakukan.
Kepada Surya.co.id, Kamis (2/5/2016), ia mengakui para pedagang tidak pernah membuat dan bukanlah penyebab banyaknya sampah.
"Terus terang, Taman Bungkul dan Bu Risma sudah menjadi iconSurabaya. Taman Bungkul ini juga merupakan wisata religi, kuliner dan pariwisata. Dan adanya penjual aksesoris merupakan pelengkap, orang mau makan dan jalan-jalan pasti pulangnya bawa oleh-oleh," paparnya.
Ia mengatakan sejak kejadian tersebut, sudah selama satu setengah bulan dirinya dan teman-temannya berjumlah 77 orang berjualan menumpang di lapak penjual makanan kawasanTaman Bungkul Surabaya.
Ia mengharapkan kebijakan Walikota agar bisa berjualan lagi.
"Kami siap ibu tata, kami minta kebijakannya Ibu (Risma), kalau pun kami nggak boleh berjualan di trotoar dan bahu jalan, mohon sedianya Ibu membuatkan sentral khusus oleh-olehTaman Bungkul," kata Herman.
Herman yang sudah selama 12 tahun berjualan mengatakan kalau memang pedagang oleh-oleh mau ditiadakan, sama saja menambah jumlah pengangguran di Surabaya.
"Apalagi sebentar lagi mau lebaran, anak mau masuk tahun ajaran baru sekolah, dari mana kami dapat uang. Saya tau Bu Risma orang baik, karena Ibu adalah Ibu kami, kami mohon supaya bisa tetap makan," katanya dengan suara melemah.
"Selama ini kami pro aktif, dan kami tidak akan melakukan tindakan konyol apalagi demo. Kita selama ini mengadakan pertemuan supaya tidak ada gerakan menyolok, kita sudah minya ijin kesana kemari tidak ada jawaban," ungkapnya.
Saat ditanya rencana mereka bertemu dengan orang nomor satu di Surabaya, mereka bilang belum pasti, tapi secepatnya mereka ingin bertemu berbicara dari hati ke hati bersama Risma.
"Kami ingin bertemu biar nggak salah langkah," katanya.
Ia mengatakan, saat itu Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang berkunjung ke Taman Bungkul geram karena banyaknya sampah berserakan. Sejak saat itulah peraturan larangan berjualan di trotoar dan Taman Bungkul diberlakukan.
Kepada Surya.co.id, Kamis (2/5/2016), ia mengakui para pedagang tidak pernah membuat dan bukanlah penyebab banyaknya sampah.
"Terus terang, Taman Bungkul dan Bu Risma sudah menjadi iconSurabaya. Taman Bungkul ini juga merupakan wisata religi, kuliner dan pariwisata. Dan adanya penjual aksesoris merupakan pelengkap, orang mau makan dan jalan-jalan pasti pulangnya bawa oleh-oleh," paparnya.
Ia mengatakan sejak kejadian tersebut, sudah selama satu setengah bulan dirinya dan teman-temannya berjumlah 77 orang berjualan menumpang di lapak penjual makanan kawasanTaman Bungkul Surabaya.
Ia mengharapkan kebijakan Walikota agar bisa berjualan lagi.
"Kami siap ibu tata, kami minta kebijakannya Ibu (Risma), kalau pun kami nggak boleh berjualan di trotoar dan bahu jalan, mohon sedianya Ibu membuatkan sentral khusus oleh-olehTaman Bungkul," kata Herman.
Herman yang sudah selama 12 tahun berjualan mengatakan kalau memang pedagang oleh-oleh mau ditiadakan, sama saja menambah jumlah pengangguran di Surabaya.
"Apalagi sebentar lagi mau lebaran, anak mau masuk tahun ajaran baru sekolah, dari mana kami dapat uang. Saya tau Bu Risma orang baik, karena Ibu adalah Ibu kami, kami mohon supaya bisa tetap makan," katanya dengan suara melemah.
"Selama ini kami pro aktif, dan kami tidak akan melakukan tindakan konyol apalagi demo. Kita selama ini mengadakan pertemuan supaya tidak ada gerakan menyolok, kita sudah minya ijin kesana kemari tidak ada jawaban," ungkapnya.
Saat ditanya rencana mereka bertemu dengan orang nomor satu di Surabaya, mereka bilang belum pasti, tapi secepatnya mereka ingin bertemu berbicara dari hati ke hati bersama Risma.
"Kami ingin bertemu biar nggak salah langkah," katanya.