Berita Paus untuk promosikan perdamaian dalam pembicaraan dengan para pemimpin agama dunia

[Ben10Master]

Diposkan oleh Agence Presse Perancis pada 25 Oktober 2011

KOTA VATIKAN, 25 Okt - Paus Benediktus XVI telah mengundang 300 pemimpin agama untuk sebuah pertemuan di Assisi di Italia untuk menolak "kekerasan atas nama Tuhan" tengah ketegangan yang meningkat didorong oleh fundamentalis di seluruh dunia.

Hari dewan antaragama, yang akan diselenggarakan pada Kamis di St Fransiskus dari Assisi tempat kelahiran, adalah dimaksudkan untuk menjadi "perjalanan refleksi, dialog dan doa untuk perdamaian dan keadilan di dunia," kata Vatikan.

Lebih dari 50 perwakilan Islam diharapkan untuk menghadiri pembicaraan dari beberapa negara, termasuk Arab Saudi dan Iran.

Mereka akan bergabung dengan para rabi, Hindu, Buddha, Jain, Sikh, Zoroaster, sebuah Bahai dan perwakilan dari Taoisme dan Konfusianisme serta agama-agama tradisional lainnya dari Afrika dan Amerika.

Untuk pertama kalinya, empat ateis juga akan menghadiri pertemuan, yang secara tradisional diatur agar tidak bertepatan dengan hari muslim doa pada hari Jumat, satu Yahudi di hari Sabtu atau satu orang Kristen pada hari Minggu.

Namun, Imam dari Universitas Al-Azhar di Kairo, otoritas kelas berat Sunni, tidak akan datang, setelah jatuh keluar dengan Paus setelah ia mendesak Mesir untuk melindungi orang-orang Kristen dari serangan oleh kelompok Islam radikal.

Pertemuan ini dikritik oleh fundamentalis Katolik yang sangat menentang gagasan dialog dengan agama-agama lain. Prancis fundamentalis Regis de Cacqueray mengatakan bahwa 1.000 massa akan diperlukan untuk bisa dikatakan dalam perbaikan.

Acara ini menandai ulang tahun ke 25 pertemuan antaragama yang pertama di Assisi, yang diselenggarakan oleh Yohanes Paulus II pada tahun 1986 sebagai "hari doa" terinspirasi oleh proklamasi PBB dari International Year of Peace.

Kardinal Joseph Ratzinger, prefek maka Kongregasi untuk Ajaran Iman, memilih untuk tidak hadir karena keprihatinan bersama oleh kaum tradisionalis yang mempertaruhkan agama pencampuran menjadi kepercayaan umum samar-samar.

Sementara tamu yang menghadiri pertemuan tahun ini - yang ketiga di Assisi - akan pada prinsipnya mengikuti "kursus umum", mereka yang ingin berdoa akan melakukannya secara terpisah, menurut keyakinan mereka, Takhta Suci mengatakan.

Kardinal Roger Etchegaray, yang membantu mengatur Assisi hari pertama di tahun 1986, kata Yohanes Paulus II telah berhati-hati untuk menghindari pencampuran keyakinan, dan Benediktus XVI tidak berbeda.

"Dialog Antaragama telah menyebar" selama 25 tahun terakhir, dan paus melihatnya "sebagai warisan, umum tidak dapat dibatalkan sensibilitas Kristen," katanya.

Tujuan utama Paus adalah agar peserta setuju untuk "komitmen bersama untuk menolak instrumentalisme agama dan penggunaan kekerasan dalam nama Allah," kata orang dalam Vatikan.

Nomor dua dari Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama, Pier Luigi Celata, mengatakan masalah yang terutama agama perhatian adalah imigrasi, keragaman budaya, kebebasan beragama dan pertahanan keluarga.

"Isu-isu ini mewajibkan orang beriman dari agama yang berbeda untuk mencari solusi bersama," katanya.

Pada akhir pembicaraan hari, para peserta utama akan memperbaharui komitmen mereka untuk perdamaian di alun-alun di depan Basilika St Francis '.

Sebuah obor akan membakar secara simbolis disampaikan kepada delegasi dengan harapan bahwa mereka akan mengambil pesan kembali dengan mereka untuk komunitas mereka.