roughtorer
IndoForum Senior A
- No. Urut
- 44416
- Sejak
- 24 Mei 2008
- Pesan
- 6.755
- Nilai reaksi
- 174
- Poin
- 63
DENPASAR, KAMIS--Patung batu padas yang biasa dibeli masyarakat, kini memasuki pasaran ekspor bahkan sudah menjamah konsumen Afrika Selatan, kata Kepala Disperindag Bali, Drs Ngurah Sutedja, di Denpasar Rabu.
"Saya menyaksikan kawasan perumahan di Afrika Selatan memanfaatkan arnamen ukiran batu padas buatan Bali, pada hal semua itu bukan orang Indonesia," kata dia sambil menyebutkan bahwa ukiran batu padas semakin laris di pasaran ekspor.
Wisatawan Afrika semakin banyak datang berlibur ke pulau Dewata dan mereka tentu sempat menyaksikan seni budaya masyarakat setempat sehingga tertarik membuat bangunan yang tidak jauh beda yang yang ada di Bali.
Patung hasil karya seniman Bali semakin menyebar ke pasaran macanegara, terutama ke Amerika serikat, Eropa, dan Asia lainnya sehingga pengapalannya bertambah terus termasuk perolehan devisanya bartambah banyak.
Nilai perdagangan hasil kerajinan rakyat seniman pedesaan itu mengalami kenaikan 75 persen menjadi seharga 17,5 juta dolar AS selama Januari-September 2008 jika dibandingkan perioda sama sebelumnya hanya 10 juta dolar.
"Turis secara perorangan seusai menyaksikan atraksi tari ’Barong’, kemudian melihat patung batu padas yang dipajang di pinggir jalan aspal, di Batubulan 10 Km timur laut Denpasar, kalau tertarik mereka langsung membelinya.
Patung yang menyerupai budha yang dibuat dari batu padas oleh pengrajin di Kabupaten Gianyar-Bali biasanya banyak diminati dan dibeli wisatawan mancanegara (wisman) yang sedang berlibur di pulau Dewata.
"Patung berbahan baku batu padas laku keras ke pasaran ekspor berkat pematung mampu memenuhi selera konsumen seperti topeng raksasa," kata Made Oka, salah satu petugas bengkel kerajinan batu padas di Batubulan.
Perdagangan ekspor patung batu padas memiliki pasaran cerah dimasa mendatang, kata dia sambil mengepak patung siap ekspor dengan pasaran utama AS, Jepang, Uni Eropa dan Australia.(ANT)
"Saya menyaksikan kawasan perumahan di Afrika Selatan memanfaatkan arnamen ukiran batu padas buatan Bali, pada hal semua itu bukan orang Indonesia," kata dia sambil menyebutkan bahwa ukiran batu padas semakin laris di pasaran ekspor.
Wisatawan Afrika semakin banyak datang berlibur ke pulau Dewata dan mereka tentu sempat menyaksikan seni budaya masyarakat setempat sehingga tertarik membuat bangunan yang tidak jauh beda yang yang ada di Bali.
Patung hasil karya seniman Bali semakin menyebar ke pasaran macanegara, terutama ke Amerika serikat, Eropa, dan Asia lainnya sehingga pengapalannya bertambah terus termasuk perolehan devisanya bartambah banyak.
Nilai perdagangan hasil kerajinan rakyat seniman pedesaan itu mengalami kenaikan 75 persen menjadi seharga 17,5 juta dolar AS selama Januari-September 2008 jika dibandingkan perioda sama sebelumnya hanya 10 juta dolar.
"Turis secara perorangan seusai menyaksikan atraksi tari ’Barong’, kemudian melihat patung batu padas yang dipajang di pinggir jalan aspal, di Batubulan 10 Km timur laut Denpasar, kalau tertarik mereka langsung membelinya.
Patung yang menyerupai budha yang dibuat dari batu padas oleh pengrajin di Kabupaten Gianyar-Bali biasanya banyak diminati dan dibeli wisatawan mancanegara (wisman) yang sedang berlibur di pulau Dewata.
"Patung berbahan baku batu padas laku keras ke pasaran ekspor berkat pematung mampu memenuhi selera konsumen seperti topeng raksasa," kata Made Oka, salah satu petugas bengkel kerajinan batu padas di Batubulan.
Perdagangan ekspor patung batu padas memiliki pasaran cerah dimasa mendatang, kata dia sambil mengepak patung siap ekspor dengan pasaran utama AS, Jepang, Uni Eropa dan Australia.(ANT)