• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Panitia HUT Kota Solo Siapkan “Panggung” 70 Meter

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
9eUdm.jpg
Setelah sempat ditunda penyelenggaraannya gara-gara hujan abu Gunung Kelud, acara Solo Carnaval dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-269 Kota Solo, Solo Carnaval, akhirnya dipastikan penyelenggaraannya Sabtu (22/2/2014) malam. Demi mengobati kekecewaan warga yang telah menantikan acara tahunan ini, panitia kegiatan ini bakal menyajikan acara spektakuler dengan tema Wayang Budaya Bangsaku di Koridor Jenderal Sudirman Kota Solo.

Jumlah penampil kegiatan itu terbilang spaktakuler untuk ukuran Kota Solo, yakni 750 penari dan 250 pemain musik. Bukan hanya itu, panggung acara itu pun unik. Panitia menyiapkan panggung sepanjang 70 meter. Tapi panggung ini bukan sembarang panggung. Panggung Solo Carnaval adalah panggung jalanan sepanjang 70 meter dengan latar belakang lampu hias beraneka rupa. Ada pula sejumlah lampion yang menampilkan karakter Pandawa Lima di sepanjang panggung.

Konsep acara yang mengolaborasikan karnaval dan pertunjukan sendratari wayang orang ini bakal diawali arak-arakan dari Ngarsopuro menuju panggung perhelatan akbar di depan kawasan Benteng Vastenburg. Peserta arak-arakan mewakili tokoh-tokoh pewayangan klasik seperti Bisma, Srikandi, dan buta. Perjalanan mereka menuju panggung bakal dikawal permainan musik etnik.

Ketua penyelenggara acara, Bambang Suhendro, mengatakan pihaknya telah mempersiapkan panggung di sepanjang Koridor Jenderal Sudirman sebagai koridor budaya panggung pertunjukan akbar. “Nanti jalan ditutup untuk lokasi pertunjukan. Ada lampion Pandawa Lima dan panggung akbar untuk pertunjukan kali ini. Kira-kira 70 meter panjang panggungnya. Ini untuk memuat pendukung acara kami yang cukup banyak,” terang Bambang ketika ditemui Solopos.com, di Solo, Selasa (18/2/2014).

Kemudian, sesuai rencana awal 1.000 pendukung acara akan mementaskan wayang kolosal dengan lakon Darmaning Satrio. Para pemain yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, seniman, sanggar tari, dan komunitas seni. Menurut Bambang, penundaan acara yang sedianya digelar Minggu (16/2/2014) itu sempat membuat para pendukung acara kecewa karena batal pentas setelah latihan intensif sejak awal Februari lalu.

“Tapi mereka maklum karena ini sifatnya bencana alam. Panitia mendorong mood penampilan mereka kembali. Mulai Rabu [19/2/2014], mereka sudah kami gerakkan semangat latihan lagi. Surat edaran dari Wali Kota perihal persiapan pentas ini juga akan disiapkan kembali,” ujarnya.

Bambang mengungkapkan penundaan acara ini sedikit banyak juga berpengaruh pada penyelenggaraan acara. Menurutnya, jadwal Solo Carnaval yang baru berbarengan dengan agenda sejumlah penampil terutama dari sanggar seni. “Ini sudah kami komunikasikan dengan beberapa pihak [yang berhalangan]. Kami harapkan peserta yang terlibat pementasan ini bisa lebih mengutamakan kebersamaan. Saya kira tidak jadi masalah yang mengganggu lagi,” ungkap Bambang.

Meski diundur hampir sepekan dari jadwal awal, Bambang mengklaim pihaknya siap tampil. Bambang menyebut latihan untuk karnaval maupun drama tari kolosal telah berjalan 90%. Dia justru kebingungan menyikapi animo sejumlah kalangan yang meminta bergabung. “Diundur malah banyak yang minta ikut. Namun untuk ngowahi formasi kan susah karena sudah melalui latihan,” imbuhnya.

Sementara, Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo yang sebelumnya berencana tampil sebagai Werkudara, mengaku belum bisa memutuskan keterlibatannya dalam Solo Carnaval. “Dadi Werkudara kan perlu latihan. Waktunya itu yang saya masih pikir,” kata Rudy.

Lakon Darmaning Satiyo menyuguhkan cerita kesetiaan Adipati Karna yang rela bertarung dengan saudaranya, Pandawa, demi mempertahankan kehormatan Negeri Astina. Karna bahkan tidak mau mendengarkan petuah ibunya, Kunthi, yang khawatir perang saudara bisa meletus. Konsistensi sikap Karna membela negaranya ini dipilih sebagai lakon yang bisa menjadi refleksi para abdi negara.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.