• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Padas Bajul, batu jelmaan siluman buaya penunggu sungai

facebookeb

IndoForum Senior A
No. Urut
210735
Sejak
9 Jan 2013
Pesan
7.471
Nilai reaksi
96
Poin
48
RZy84.jpg
Selain pemandian Patemon yang indah sebagai obyek wisata dan mengandung unsur mistis, ada pula satu tempat yang juga memiliki sisi magis yaitu sebuah batu yang dinamakan Padas Bajul yang terletak di sebuah sungai bernama Keting.

Padas Bajul berada di sungai Keting, kecamatan Jombang, Kabupaten Jember. Nama Padas Bajul diambil dari bahasa Jawa, yaitu padas berarti batu cadas dan bajul adalah buaya.

Menurut penuturan seorang warga, tempat di mana Padas Bajul ini berada sangat wingit atau dapat dibilang angker karena dipercaya banyak makhluk gaib yang mendiami daerah tersebut.

Asal muasal Padas Bajul sendiri sampai sekarang juga masih simpang siur. Ada banyak versi yang muncul dari mitos Padas Bajul ini. Mulai dari pertikaian antara siluman penguasa di sungai Bondoyudo (Lumajang) yaitu seekor buaya besar dengan ular raksasa penunggu sungai Jatiroto (Jember) sampai dengan merupakan penjaga makam dari nenek moyang warga Desa Keting.

Kabarnya, dalam setiap tahun, selalu meminta korban dan menurut warga sekitar korban itu merupakan tumbal yang dimakan oleh buaya putih yang katanya sering memunculkan diri pada hari-hari tertentu.

Menurut penuturan seorang warga di daerah Jombang bernama Pak Edi, siluman buaya yang mendiami sungai tersebut selalu mencari mangsa dengan cara menjelma menjadi seorang kakek-kakek tua dan berpura-pura menunjukkan jalan ke seseorang yang bukan berasal dari daerah Keting dan kebetulan berada di tempat tersebut.

Jalan yang ditunjukkan tentunya bukan jalan yang sebenarnya karena arahnya langsung menuju ke sungai. Ketika sang korban telah berada di sekitar sungai, maka orang tua itu langsung berubah menjadi buaya dan memangsanya.

Bahkan, apabila diadakan suatu perlombaan memancing di sungai Bondoyudo, tidak akan ada seorang pun yang dapat menjadi pemenang atau mendapatkan ikan apabila dia bukan orang Keting asli.

Di sekitar batu berbentuk buaya yang berada di tengah-tengah sungai tersebut, terdapat banyak ikan kecil-kecil yang juga ditemui di sekitar pinggiran sungai Bondoyudo.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.