TomPeL
IndoForum Junior B
- No. Urut
- 16946
- Sejak
- 10 Jun 2007
- Pesan
- 2.417
- Nilai reaksi
- 427
- Poin
- 83
Washington – Meski ketika otak tidak dapat menyadari apa yang mata dapat lihat, namun otak tetap dapat merasakan apa yang ada disana. Penemuan ini memberi kesan bahwa otak mungkin memiliki “blindsight” atau “penglihatan buta” – sebagai cara alternatif untuk memproses informasi secara visual.
Itu mungkin akan menolong peneliti untuk mengerti dengan lebih baik tentang kesadaran alami dan memberi masukan cara untuk memperbaiki beberapa tipe masalah kehilangan penglihatan. Demikian menurut Tony Ro, professor psikologi di Rice University di Houston.
Tidak semua ilmuwan yang bergerak dalam masalah penglihatan menerima gagasan tentang “blindsight”, namun bagaimanapun penelitian lainnya terhadap konsep itu sedang terjadi.
Ro dan rekan risetnya mempelajari apa yang dapat dirasakan oleh para sukarelawan yang mengalami kebutaan sementara. Penemuan mereka dilaporkan hari Senin di edisi online Proceedings of the National Academy of Sciences.
Dalam studi tersebut, secara sementara, kebutaan yang dapat dipulihkan diuji coba pada sukarelawan dengan memakai kumparan magnetic yang mempengaruhi cortex penglihatan, area di belakang otak yang memproses apa yang dilihat oleh mata.
Sebuah layar komputer berada di muka para sukarelawan. Dalam satu test, selama kebutaan mereka yang sementara layar itu dikilatkan dengan garis yang vertical atau horizontal. Dalam test kedua sebuah bola merah atau hijau ditunjukan di layar itu.
Ketika para sukarelawan ditanyai apa yang mereka lihat selama kebutaan yang sementara itu, mereka mengatakan mereka tidak melihat apapun. Demikian peneliti melaporkan.
Namun, peneliti mengatakan ketika pasien diminta untuk menerka jenis orientasi garis, tingkat kebenaran mereka mencapai 75% pada saat itu. Dan mereka juga mendapatkan ketepatan warna bola sebesar 81% pada saat itu. Dugaan random diperkirakan menghasilkan ukuran kebenaran hingga 50%.
Beberapa dari peserta mengatakan mereka menduga secara random dan amat terkejut dengan ukuran sukses yang cukup tinggi, demikian menurut para peneliti. Laporan lainnya menyebutkan bahwa mereka memiliki “perasaan” atau “feeling” tentang apa yang ada dalam percobaan itu.
Diminta untuk mengukur keyakinan terhadap ramalan mereka, rating mereka yang punya keyakinan yang semakin tinggi cenderung merespon dengan ramalan keakuratan yang semakin besar.
Ro mengatakan dalam bentuk email : “Penemuan ini mendemonstrasikan bahwa ada area otak yang dibutuhkan untuk kewaspadaan, ada proses berlanjut terhadap informasi yang mengambil peranan tanpa disadari.”
Ro mengatakan dalam hasil penelitiannya : “memberi kesan” tentang eksistensi proses visual secara bergiliran yang berfungsi secara tidak disadari. Ini mungkin menyediakan suatu harapan untuk orang-orang yang mengalami kerusakan di bagian cortex visual utamanya.
Dr. Edmond Fitzgibbon dari the National Eye Institute mengatakan laporan tadi menambahkan cukup banyak terhadap gagasan tentang jalur kedua untuk pengalaman dalam melihat, namun dia menambahkan bahwa gagasan itu meninggalkan kontroversi karena banyak penelitian lainya justru tidak menerima hal itu. Fitzgibbon mengatakan studi terbaru ini menimbulkan intrik. Namun dia menambahkan bahwa ada juga persepsi yang tidak disadari manusia, seperti halnya adanya kesan kilatan cahaya yang halus selama sebuah film ditayangkan. “Jika anda tidak sadar tentang hal itu (kilatan cahaya), bukan berarti anda tidak melihatnya kan?”.
sorry kl repost, kl suka GRP-nya ya....
Sumber: Foxnews
Itu mungkin akan menolong peneliti untuk mengerti dengan lebih baik tentang kesadaran alami dan memberi masukan cara untuk memperbaiki beberapa tipe masalah kehilangan penglihatan. Demikian menurut Tony Ro, professor psikologi di Rice University di Houston.
Tidak semua ilmuwan yang bergerak dalam masalah penglihatan menerima gagasan tentang “blindsight”, namun bagaimanapun penelitian lainnya terhadap konsep itu sedang terjadi.
Ro dan rekan risetnya mempelajari apa yang dapat dirasakan oleh para sukarelawan yang mengalami kebutaan sementara. Penemuan mereka dilaporkan hari Senin di edisi online Proceedings of the National Academy of Sciences.
Dalam studi tersebut, secara sementara, kebutaan yang dapat dipulihkan diuji coba pada sukarelawan dengan memakai kumparan magnetic yang mempengaruhi cortex penglihatan, area di belakang otak yang memproses apa yang dilihat oleh mata.
Sebuah layar komputer berada di muka para sukarelawan. Dalam satu test, selama kebutaan mereka yang sementara layar itu dikilatkan dengan garis yang vertical atau horizontal. Dalam test kedua sebuah bola merah atau hijau ditunjukan di layar itu.
Ketika para sukarelawan ditanyai apa yang mereka lihat selama kebutaan yang sementara itu, mereka mengatakan mereka tidak melihat apapun. Demikian peneliti melaporkan.
Namun, peneliti mengatakan ketika pasien diminta untuk menerka jenis orientasi garis, tingkat kebenaran mereka mencapai 75% pada saat itu. Dan mereka juga mendapatkan ketepatan warna bola sebesar 81% pada saat itu. Dugaan random diperkirakan menghasilkan ukuran kebenaran hingga 50%.
Beberapa dari peserta mengatakan mereka menduga secara random dan amat terkejut dengan ukuran sukses yang cukup tinggi, demikian menurut para peneliti. Laporan lainnya menyebutkan bahwa mereka memiliki “perasaan” atau “feeling” tentang apa yang ada dalam percobaan itu.
Diminta untuk mengukur keyakinan terhadap ramalan mereka, rating mereka yang punya keyakinan yang semakin tinggi cenderung merespon dengan ramalan keakuratan yang semakin besar.
Ro mengatakan dalam bentuk email : “Penemuan ini mendemonstrasikan bahwa ada area otak yang dibutuhkan untuk kewaspadaan, ada proses berlanjut terhadap informasi yang mengambil peranan tanpa disadari.”
Ro mengatakan dalam hasil penelitiannya : “memberi kesan” tentang eksistensi proses visual secara bergiliran yang berfungsi secara tidak disadari. Ini mungkin menyediakan suatu harapan untuk orang-orang yang mengalami kerusakan di bagian cortex visual utamanya.
Dr. Edmond Fitzgibbon dari the National Eye Institute mengatakan laporan tadi menambahkan cukup banyak terhadap gagasan tentang jalur kedua untuk pengalaman dalam melihat, namun dia menambahkan bahwa gagasan itu meninggalkan kontroversi karena banyak penelitian lainya justru tidak menerima hal itu. Fitzgibbon mengatakan studi terbaru ini menimbulkan intrik. Namun dia menambahkan bahwa ada juga persepsi yang tidak disadari manusia, seperti halnya adanya kesan kilatan cahaya yang halus selama sebuah film ditayangkan. “Jika anda tidak sadar tentang hal itu (kilatan cahaya), bukan berarti anda tidak melihatnya kan?”.
sorry kl repost, kl suka GRP-nya ya....
Sumber: Foxnews