• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Dance K-Pop Sudahkah Mematikan Rasa Seni Tradisi?

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.624
Nilai reaksi
23
Poin
0
[CERITA PRIBADI DI SEBUAH MAL] Dance K-Pop Sudahkah Mematikan Rasa Seni Tradisi?



Beberapa bulan lalu, saya menonton lomba tari anak-anak muda di sebuah mal di pinggiran Jakarta. Bukan tari lokal, namun impor. Tepatnya, tarian Korea. Saya sebut saja, dance K-Pop. Maaf kalau istilah tersebut kurang pas, tetapi untuk memudahkan mengalirkan cerita ringan ini saja.


Dance K-Pop merupakan tarian yg tidak dapat dipisahkan dari lagu-lagu K-Pop, yg hingga saat ini gaungnya masih sangat kuat & hebat. Anak-anak muda, dapat digolongkan ke dalam usia anak & remaja, dengan energik, lincah, & penuh penjiwaan membawakan beragam dance di atas panggung. Mereka berkompetisi untuk mencari sang juara, yg terbaik & terhebat.


Sekitar 50 grup dance ikut dalam lomba tersebut. Kostumnya bermacam-macam pula, tentu saja sesuai dengan selera anak muda masa kini. Tapi beberapa akbar mengikuti tren yg ada di dalam video musik Korea, yg kebanyakan mereka akses dari Youtube.


Saya menonton lomba joget tersebut karena anak saya ikut dalam salah satu grup yg berkompetisi. Aura semangat anak muda mendominasi mal tersebut. Lagu-lagu K-Pop seakan tak henti menginspirasi anak-anak muda itu untuk menunjukkan kemampuan ngedance.


[CERITA PRIBADI DI SEBUAH MAL] Dance K-Pop Sudahkah Mematikan Rasa Seni Tradisi?



Lagu dengan irama menghentak atau mellow tetap dapat menciptakan generasi milenial itu berjoget. Asyik & seru. Mereka menikmati kegembiraan dalam lomba tersebut. Para penontonnya yg juga didominasi anak-anak muda ikut menyanyi menirukan lagu-lagu K-Pop yg diperdengarkan lewat sound system yg menggetarkan mal.


Melihat tingkah polah anak-anak yg ngedance itu saya ikut senang. Seakan kembali ke masa muda, saya dapat menikmati lagu-lagu K-Pop & gerakan-gerakan penuh penjiwaan dari anak muda zaman sekarang hahaha... Namun, saya juga kembali teringat dengan seni tradisi, kapan seni kita sendiri dapat memikat hati generasi milenial seperti dance K-Pop?

Kompetisi dance itu tidak cuma sekali. Terorganisasi dengan keren, ada jadwal perlombaannya. Anak saya punya tuh jadwalnya, meski saat ini jadwal lomba itu harus terhenti karena corona. Seharusnya, Maret atau April ada lomba joget Korea itu, tetapi dibatalkan.

Apa pentingnya jadwal kompetisi? Ternyata sangat berpengaruh pada pola latihan dance anak saya, juga teman-temannya, segenerasi milenial. Seminggu sekali, mereka berlatih, kalau nggak hari Sabtu atau Minggu. Rutin, tidak pernah absen latihan, kecuali sakit atau ada peristiwa tak terduga seperti corona ini.

[CERITA PRIBADI DI SEBUAH MAL] Dance K-Pop Sudahkah Mematikan Rasa Seni Tradisi?


Kedekatan anak muda kepada budaya luar negeri sebenarnya sudah dikeluhkan para orang tua sejak dulu. Namun, kali ini menurut saya berbeda. Budaya impor itu terasa lebih intim, lebih dekat, seakan jadi soulmate bagi anak & remaja kita. Meski tetap banyak nilai positifnya, tetapi dalam hati saya bertanya, Mengapa seni tradisi tidak seheboh ini? Mengapa dance lokal, yg beragam bentuk tarian mengagumkan itu tidak sanggup menyentuh hati anak-anak muda untuk mensayangi & mempraktikkannya?

Apakah perlu kampanye seni di mal-mal atau sekolah-sekolah supaya anak muda lebih mengenal seni tradisinya sendiri, khususnya tari, sehingga dapat memberi keseimbangan kepada dance K-Pop? Tapi, siapa yg harus mengerjakan kampanye seni? Siapa sebenarnya yg bertanggung jawab mengenalkan seni tari dari dalam negeri secara massif kepada anak & remaja, yg saat ini kecanduan dance K-Pop?


Perlu kita pahami, ngedance K-Pop banyak manfaatnya. Selain anak-anak kita masuk dalam komunitas tari & memperluas pergaulan, juga dapat untuk meningkatkan rasa seninya. Terutama dance atau tarian. Jika ini juga dapat dilakukan melalui tari tradisi maka lebih baik lagi olah rasa, olah seni anak-anak kita.


Tapi kapan itu terjadi? Saya cuma dapat berharap gerakan lincah, penuh penjiwaan, lewat dance K-Pop itu tidak mematikan semangat generasi muda untuk mensayangi seni miliknya sendiri; seni yg terlahir dari Sabang hingga Merauke.

Yups, let dance together!​





Sumber foto: IG attention_sq & Youtube dance cover id Hari ini 22:18
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.