• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Mohon penjelasan ttg Reinkarnasi donk

Berusaha netral

Itu karena anda membanding-bandingkannya sehingga anda tidak akan memahaminya. Sebaiknya anda melepaskan label dulu , setelah anda memahaminya baru anda bisa menemukannya. Ibarat gelas yang sudah penuh jika di isi air lagi akan tumpah. Kalau kita masih berada di level bawah , kita akan menemukan perbedaan-perbedaan dan tidak akan menemukan kesamaan. Orang Bijaksana akan merobohkan tembok perbedaan tetapi orang 'bodoh' akan membuat tembok perbedaan.

Cinta Kasih Universal melampaui agama , suku bangsa , Ras, negara dll.

Saya sependapat... Untuk diskusi, ada baiknya kita tidak membandingkan. Kita share dan pikirkan kembali saja masing2 apa yang kita pelajari...



@jakaloco..

saya sedikit mengganjal
kalo terus mencipta dan mencipta..

harusnya kehidupan kita ini dianggap suatu PERAYAAN daripada penderitaan..
lalu.. untuk apa umat hindu masi mengejar mokhsa ?

bukankah kita seharusnya menikmati kehidupan yang terjadi ?
karena mau tidak mau Tuhan sendiri menginginkan kelahiran kita ?

Menurut saya, kita lahir sebagai manusia untuk kembali pada Tuhan, untuk terhindar dari reinkarnasi. Menikmati kehidupan memang sudah sepantasnya. Tapi menikmati seperti apa? Berfoya-foya dll juga nikmat, tapi hanya sementara dan tidak bermakna. Mengikuti jalan yang benar dengan bahagia, menurut saya itulah cara menikmati hidup yang benar.
Kembali ke atas, kita lahir ke dunia juga karena perbuatan kita sendiri. Jadi, menurut saya, bukan Tuhan yang menginginkan kelahiran kita melainkan kita sendiri yang menyebabkan kita terlahir kembali. Yang diinginkan Tuhan adalah agar kita seperti diri-Nya dan tidak ada dalam siklus reinkarnasi lagi.



Kalo anda mendalami memang Tuhanlah yg mencipta tapi yg menyebabkan penderitaan sebenarnya kita sendiri,..
Sekeras kepala apapun anda menentang Tuhan di sini tetap saja anda tidak akan berdaya menentang hukum2 yg sudah ditetapkanNya,dan akhirnya anda hanya akan menyesali "keyakinan atheisme" dan tanpa anda sadari semuanya telah terlambat..

Pada hari pralaya(kiamat),semua yg tercipta akan kembali kepadaNya..

Kahidupan itu sendiri sesungguhnya adalah penderitaan. Tuhan memang MAHA PENCIPTA namun Tuhan tidak menghendaki kita terikat pada ciptaannya. Karena di sini adalah forum reinkarnasi, saya akan mengutarakan pandangan saya tentang reinkarnasi saja.
Saat hari kiamat tiba, belum tentu kita bisa kembali pada-Nya jika perbuatan kita selama hidup belum cukup membebaskan kita dari siklus reinkarnasi. Kita akan menunggu saat kembali terciptanya kehidupan. Menunggu di mana? Tergantung perbuatan2 kita selama hidup ini.
 
Saya sependapat... Untuk diskusi, ada baiknya kita tidak membandingkan. Kita share dan pikirkan kembali saja masing2 apa yang kita pelajari...

Menurut saya, kita lahir sebagai manusia untuk kembali pada Tuhan, untuk terhindar dari reinkarnasi. Menikmati kehidupan memang sudah sepantasnya. Tapi menikmati seperti apa? Berfoya-foya dll juga nikmat, tapi hanya sementara dan tidak bermakna. Mengikuti jalan yang benar dengan bahagia, menurut saya itulah cara menikmati hidup yang benar.
Kembali ke atas, kita lahir ke dunia juga karena perbuatan kita sendiri. Jadi, menurut saya, bukan Tuhan yang menginginkan kelahiran kita melainkan kita sendiri yang menyebabkan kita terlahir kembali.Yang diinginkan Tuhan adalah agar kita seperti diri-Nya dan tidak ada dalam siklus reinkarnasi lagi.

tq buat jawabannya.. :)
kalau Tuhan berkeinginan, bukankah mudah buatNya ? :)

mengapa harus membiarkan manusia utk menderita ?
 
Daun yang berguguran pasti akan di ganti dengan Daun yang baru,,,,
 
tq buat jawabannya.. :)
kalau Tuhan berkeinginan, bukankah mudah buatNya ? :)

mengapa harus membiarkan manusia utk menderita ?

menurut saya, tuhan tidak membuat manusia menderita
dan istilah menciptakan itu pun bisa menjadi rancu sebenarnya
saya beritahu denan ilmu yang sedikit ini, bahwasanya segala sesuatunya adalah tuhan , hanya manusia jatuh terlahir kembali karena tidak menyadari ketuhananya , dalam istilah hindu(kesatuan dalam keanekaragaman)
segalanya adalah tuhan , kita harus tahu siapa diri kita yang sejati baru kita bisa tahu , mengapa kita menderita
sebenarnya kapan asal mula manusia pertama , dan mengapa seolah olah manusia diciptakan tuhan untuk menderita
,di istilah agama abrahamik manusia jatuh(menderita,mengalami purnabawa) karena perbuatannya sendiri , mereka(memakan pohon yang dapat menyebabkan mereka mengetahui apa yang benar dan apa yang salah , karena memakan buah pohon itu dan mengetahui apa yang benar dan apa yang salah maka mereka jatuh ke dunia , mengapa mereka jatuh?
atas dorongan siapa, tidak lain atas dorongan nafsu keinginan pribadi,(dalam wujud ular) nafsu ini yang mendorong mereka untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah sesuatu yang tuhan(diri mereka yang sejati) melarangnya mengapa tuhan melarang memakan pohon itu?
supaya mereka tidak tahu yang mana yang benar dan yang salah ,karena kenyataanya segala sesuatunya adalah tuhan sehingga tidak ada yang salah karena semuanya diliputi tuhan , tuhan disini adalah perwujudan kasih , benar dan salah semuanya berasal dari tuhan
balik lagi ke pertanyaan semula , kenapa tuhan menyiptakan yang salah ?
kenapa tidak yang benar saja?
supaya nanti manusia tahu nilai dari 'kebenaran' .
jadi jelas tuhan sengaja membuat manusia jatuh..
pertanyaan yang muncul apakah tuhan salah membuat manusia jatuh?
tuhan sengaja membuat manusia jatuh , dan tentu manusia yang benar tidak merasakan bahwa dia jatuh/mederita tapi dia bahagia , karena manusia harus tahu siapa sebenarnya hakekat diri mereka masing masing ,
mereka yang tahu hakekat siapa sih diri saya sebenarnya tidak akan mederita
tetapi yang tidak tahu akan menderita ,
mudah mudahan menjawab tuhan disini adalah segalanya(perwujudan kebaikan, kasih ,) alam ini berasal dari tuhan(kondisi tidak ada)
dan kepada tuhan lah dikembalikan
kenapa tuhan disebut kondisi tidak ada nirguna/nibanna?
karena tuhan adalah yang mutlak tak terlahirkan dan merupakan sesuatu yang bersifat kosong , dll.
nibanna adalah tuhan...
kenapa tuhan menjadi pribadi , apa beliau punya keakuan??
sudah saya terangkan tuhan adalah segalanya, buddha menerangkan kondisi nibanna tidak jauh dari alam ini dengan kata lain nibanna itu disekita kita hanya kita yang tidak menyadarinya

Dalam Abhidhammatthasangaha, berbunyi sebagai berikut :
"VANA SANKHATAYA TANHAYA NIKKHANTATTA NIBBANAM"
Artinya : Keadaan yang terbebas dari tanha (keinginan rendah), disebut Nibbana.

Dalam Paramatthadipanitika, berbunyi sebagai berikut:
"NATTHI VANAM ETTHANI NIBBANAM"
Artinya : Keadaan ketenangan yang timbul dengan terbebasnya dari Tanha (keinginan rendah), disebut Nibbana.

"TAYIDAM SANTI LAKKHANAM"
Artinya : Nibbana adalah kebahagiaan yang terbebas dari kilesa (kekotoran bathin).

"NIBBANAM PARAMAM SUKHAM"
Artinya : Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi.

Sat Cit Ananda artinya Brahman adalah satusatunya realitas rohani yang bersifat mutlak tetapi meliputi yang ada (sat) yang sadar atau yang bersifat kekal (cit) dan sumber kebahagiaan sejati (ananda)


Nibbana merupakan sesuatu yang tak dipahami oleh pemikiran biasa (tuhan tidak dapat dipahami oleh pikiran manusia) . Usaha menjelaskan Nibbana dalam bahasa keduniawian akan mengalami kegagalan, karena Nibbana tidak bersifat duniawi(bersifat spritual), malah berlawanan. Mengatakan bahwa Nibbana sama dengan ini dan sama dengan itu ibarat menggambarkan kucing sama dengan harimau.(tidak akan ada hasilnya)

Nibbana bukanhlah kemusnahan. Mungkinkah Sang Buddha meninggalkan kerajaan, istri, anak, dan keluarga hanya untuk mencapai sesuatu yang musnah? Nibbana bukan suatu keberadaan. Nibbana berada di luar keberadaan dan ketidak beradaan, di mana kedua aspek itu bersyarat, mutlak, dan tidak dapat digambarkan sebagai keberadaan maupun ketidak beradaan.

Nibbana ya Nibbana. Sabda Sang Buddha dalam Udana:

"Itulah tempatnya dimana tiada tanah maupun air, tiada api maupun udara, bukan dunia ini pun bukan dunia lain, tanpa matahari maupun bulan. Aku nyatakan pada kalian, disana tidak ada yang datang maupun pergi, tak ada yang tetap maupun timbul, tanpa awal tanpa akhir,tanpa perkembangan, tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak diciptakan, dan yang mutlak.(tuhan tidak mempunya awal dan akhir)

Saat dalam kedalaman dan keheningan pikiran, Yang Suci Bijaksana mencapai kebenaran, Ia terlepas dari kegembiraan dan rasa sakit, dari yang berbentuk dan tidak berbentuk. Di mana air, tanah, dan udara tidak ditemukan. Tiada bintang maupun matahari yang bersinar, bulan tidak lagi memancarkan cahayanya. Namun, kegelapan tidak ada disana."

Setelah Parinibbana, Sang Tathaghata tidak dapat dikatakan ada, juga tidak dapat dikatakan tidak ada(antara ada dan tiada). Tidak dapat pula dikatakan ada baik kedua-duanya ada dan tidak ada. Tidak bisa pula dikatakan ada atau tidak ada. Di dalam Milanda Panha disebutkan, "Tidak di tempat yang terlihat di timur, selatan, barat, atau utara, di atas, di bawah, atau di luar di mana Nibbana berada, walau demikian Nibbana adalah milik orang yang mengatur hidupnya dengan benar, berbicara dengan benar, dan memiliki pengertian benar di manapun dia hidup."

Nibbana bukanlah sesuatu yang tercipta dengan sendirinya, juga bukan sesuatu yang diciptakan.

"Di mana tidak terdapat 4 unsur air, tanah, api, dan angin, di situlah Nibbana."

"Di mana ke-4 unsur yang mengikat, membentang, membakar, dan bergerak tidak lagi ditemukan, di situlah Nibbana."

"Oh, para bhikkhu, seperti sungai-sungai yang mencapai samudra dan derasnya hujan yang jatuh dari langit, tak ada kekurangan atau kelebihan yang dapat teramati pada samudra, demikian pula bahwa banyak para bhikkhu yang memasuki Nibbana tak bersisa, tak ada kekurangan atau kelebihan di dalam Nibbana," kata Sang Buddha.
(tuhan (Brahman) ibarat sungai yang mengalir ke laut dan kemudian bersatu dengan laut. Upanishad mengatakan : "Temukan kebahagiaan pada kelepasan" (Isa Upanishad); "Tuhan yang Esa yang tak terbatas adalah sumber kebahagiaan (yang terbatas)". (Chandogya Upa). "Moksha atau kebebasan adalah tinggal dalam wujud-Nya yang abadi (Maha))

Dinyatakan dalam Visudhi Maggha:

"Kesedihan memang ada, tak ada yang disedihkan, tidak ada pelaku pelaku di sana, tidak ada hasil perbuatan ditemukan, Nibbana ada, tetapi tak ada si 'pencari'. Jalannya ada, tetapi si penempuh tidak sesungguhnya ada"

Nibbana berada di luar jhana , karena di sana api keserakahan, kebencian dan kegelapan batin beserta semua gangguan yang menyertai, hambatan dan penderitaan berakhir. Demikianlah, Nibbana sendiri abadi, bahagia, dan patut didambakan Laksana seorang yang menderita penyakit kulit yang menimbulkan rasa gatal, dan Nibbana seperti kebahagiaan saat penyakitnya telah disembuhkan. Kebahagiaan sementara didapatkan ketika ia menggaruk, tetapi kuku yang segera menginfeksi menjadi sebab yang memperpanjang penyakit penyakit tersebut. Seperti itulah kerinduan akan nafsu membawa kepuasan sementara yang akan memperpanjang lingkaran kelahiran kembali.

Begitulah Nibbana di mana 108 kemelekatan, usia tua, penyakit, kematian, penyesalan, rasa sakit, keputusasaan dan kesedihan, dihentikan sepenuhnya. Demikianlah, saat kondisi tertinggi tercapai, kita akan memahami bagaimana kehidupan bahagia yang kita rindukan itu tak pernah diperoleh. Mimpi kita akan berakhir. Tidak akan ada lagi angan-angan. Prahara berakhir. Perjuangan hidup selesai. Proses alamiah akan berhenti. Maka, sang roda kereta kehidupan akan patah. Keinginan untuk hidup berakhir. Dasar sungai akan mengering. Tiada air lagi yang mengalir.
(tuhan adalah keadaan tanpa keinginan)
Tidak akan roda yang patah itu bergulir. Inilah akhir kesedihan. Inilah pelepasan akhir. Yang tersisa hanya NIBBANA.

mudah mudahan menjawab
sairam
 
@waren

postingan kamu bagus lho..

Di awal : Tuhan impersonal
bahwasanya segala sesuatunya adalah tuhan , hanya manusia jatuh terlahir kembali karena tidak menyadari ketuhananya , dalam istilah hindu(kesatuan dalam keanekaragaman)
segalanya adalah tuhan , kita harus tahu siapa diri kita yang sejati baru kita bisa tahu , mengapa kita menderita
....
karena kenyataanya segala sesuatunya adalah tuhan sehingga tidak ada yang salah karena semuanya diliputi tuhan , tuhan disini adalah perwujudan kasih , benar dan salah semuanya berasal dari tuhan

Di tengah : Tuhan personal
kenapa tuhan menyiptakan yang salah ?
kenapa tidak yang benar saja?
supaya nanti manusia tahu nilai dari 'kebenaran' .
jadi jelas tuhan sengaja membuat manusia jatuh..
pertanyaan yang muncul apakah tuhan salah membuat manusia jatuh?
tuhan sengaja membuat manusia jatuh , dan tentu manusia yang benar tidak merasakan bahwa dia jatuh/mederita tapi dia bahagia , karena manusia harus tahu siapa sebenarnya hakekat diri mereka masing masing ,
mereka yang tahu hakekat siapa sih diri saya sebenarnya tidak akan mederita
tetapi yang tidak tahu akan menderita ,
mudah mudahan menjawab tuhan disini adalah segalanya(perwujudan kebaikan, kasih ,) alam ini berasal dari tuhan(kondisi tidak ada)
dan kepada tuhan lah dikembalikan
Di akhir : mencomot nibanna
Tidak akan roda yang patah itu bergulir. Inilah akhir kesedihan. Inilah pelepasan akhir. Yang tersisa hanya NIBBANA.

tapi gak konsisten.. :)
Dan saya rasa ini gak menjawab apa2..
Karena tulisan kamu sendiri ga konsisten..

Yg saya ragukan adalah keberadaan Tuhan yg personal (berkeinginan, berpikir, berkehendak)
Nah.. bagaimana menurut kamu ? :)

Kalau Tuhan itu berkehendak, maka apa yg saya bilang diatas adalah bukti kesalahan kehendak Tuhan..
Kalau Tuhan tidak berkehendak, maka yg ditulis bro joko sebelumnya adalah salah.. :-B
 
@waren..menjawab dari berbagai aspek. dari ADA menjadi TIADA.
>:D<
 
@waren
saya masih pemula dalam abhidhamma, jadi saya ingin tanya.....

bagaimana batin ini berproses dari rupa-khandha,misalkan vinnana-khandha berubah menjadi nama-dhamma terus berubah menjadi rupa-khandha kembali?
 
@waren
saya masih pemula dalam abhidhamma, jadi saya ingin tanya.....

bagaimana batin ini berproses dari rupa-khandha,misalkan vinnana-khandha berubah menjadi nama-dhamma terus berubah menjadi rupa-khandha kembali?

saya jawab berdasarkan pengetahuan yang saya punya saja
segala sesuatu itu mempunyai nama dan rupa ,
batin kita ini selalu berubah ubah sebenarnya
kita harus tahu siapa diri kita sebenarnya dulu ,bahwa diri ini bersifat palsu
karen diri mengangap dirinya adalah badan , oleh karena itu diri ini seolah olah berubah ubah sebagaimana badan selalu berubah ubah
bagaimana batin bisa berproses nah itu tentu karena diri ini masih mengangap dirinya badan (keakuan palsu)
sebenarnya batin itu ga pernah berubah diri kita yang sejati itu tuhan yang impersonal sairam .
di hindu itu jelas tuhan impersonal itu adalah nibanna , nah kalau kita menyadari diri ini adalah nibanna maka enggak ada istilah batin kita yang berproses karena pada waktu kita mencapai nibanna ini batin tidak proses lagi , kita harus memahami nibanna dulu sebenarnya , nibanna bisa dicapai ketika diri kita masih terdapat khanda(nama dan bentuk) sesudah kita meninggal kan nama dan bentuk dan meninggalkan segala keingina kita mencapa arupa khanda kondisi tanpa nama dan tanpa wujud , dimana saat itu batin tidak berproses, batin berproses karena sudah sifatnya begitu
akan tetapi setelah mencapai nibanna batin berhenti berproses ,
panca khanda di di ajaran budha di hindu di lihat sebagai perbuatan pikiran
karena pikiran panca khanda ini muncul .dan perhatikan pikiran ini selalu berubah ubah
diri ini menafsirkan pikiran sebagai pelaku , kalau bilang batin yang berproses juga mungkin agak rancu karena semuanya ini perbuatan pikiran , bahkan dunia ini diciptakan oleh pikiran
pikiran ini yang berubah ubah berproses

mudah mudahan menjawab bro
abhidama ini inti ajaran budha saya rasa
dari semua ajaran budha abhidhamma(ilmu metafisika) ini paling menarik bagi kalangan pencari spritual
semoga menjawab bro
 
@waren

postingan kamu bagus lho..

Di awal : Tuhan impersonal


Di tengah : Tuhan personal

Di akhir : mencomot nibanna


tapi gak konsisten.. :)
Dan saya rasa ini gak menjawab apa2..
Karena tulisan kamu sendiri ga konsisten..

Yg saya ragukan adalah keberadaan Tuhan yg personal (berkeinginan, berpikir, berkehendak)
Nah.. bagaimana menurut kamu ? :)

Kalau Tuhan itu berkehendak, maka apa yg saya bilang diatas adalah bukti kesalahan kehendak Tuhan..
Kalau Tuhan tidak berkehendak, maka yg ditulis bro joko sebelumnya adalah salah.. :-B

cara menjawab pertanyaan ini adalah dengan menjawab terlebih dahulu
apakah setelah nibanna kita mempunya keinginan ?
misalkan kita masih mempunyai keinginan , keinginan itu keinginan siapa ?
karena menurut saya kebudhaan itu sama dengan ketuhanan yang impersonal.
salam metta
 
cara menjawab pertanyaan ini adalah dengan menjawab terlebih dahulu
apakah setelah nibanna kita mempunya keinginan ?
misalkan kita masih mempunyai keinginan , keinginan itu keinginan siapa ?
karena menurut saya kebudhaan itu sama dengan ketuhanan yang impersonal.
salam metta

ini menurut saya yah..
orang yg telah mencapai nibanna pun memiliki keinginan..

tapi dasar dari keinginan itu bkn dari kemelekatan atau nilai2 yg rendah..
itu keinginan siapa ? tentu keinginan pikiran / badan tempat kesadaran dari arahat ini berdiam..


Tapi, kalau kita bicara Tuhan personal yg berkeinginan..
maka ia pasti memiliki pikiran..bila memiliki pikiran..
Apa keinginan ( dari pikiran ) utk membuat kelahiran berulang2 itu keinginan yang benar ?

kalau keinginan itu benar.. maka keinginan sang buddha utk menghentikan kelahiran berulang2 pastilah salah.. :)
 
saya jawab berdasarkan pengetahuan yang saya punya saja
segala sesuatu itu mempunyai nama dan rupa ,
batin kita ini selalu berubah ubah sebenarnya
kita harus tahu siapa diri kita sebenarnya dulu ,bahwa diri ini bersifat palsu
karen diri mengangap dirinya adalah badan , oleh karena itu diri ini seolah olah berubah ubah sebagaimana badan selalu berubah ubah
bagaimana batin bisa berproses nah itu tentu karena diri ini masih mengangap dirinya badan (keakuan palsu)
sebenarnya batin itu ga pernah berubah diri kita yang sejati itu tuhan yang impersonal sairam .

-----------------------------------------------

di hindu itu jelas tuhan impersonal itu adalah nibanna , nah kalau kita menyadari diri ini adalah nibanna maka enggak ada istilah batin kita yang berproses karena pada waktu kita mencapai nibanna ini batin tidak proses lagi , kita harus memahami nibanna dulu sebenarnya , nibanna bisa dicapai ketika diri kita masih terdapat khanda(nama dan bentuk) sesudah kita meninggal kan nama dan bentuk dan meninggalkan segala keingina kita mencapa arupa khanda kondisi tanpa nama dan tanpa wujud , dimana saat itu batin tidak berproses, batin berproses karena sudah sifatnya begitu
akan tetapi setelah mencapai nibanna batin berhenti berproses ,


panca khanda di di ajaran budha di hindu di lihat sebagai perbuatan pikiran
karena pikiran panca khanda ini muncul .dan perhatikan pikiran ini selalu berubah ubah
diri ini menafsirkan pikiran sebagai pelaku , kalau bilang batin yang berproses juga mungkin agak rancu karena semuanya ini perbuatan pikiran , bahkan dunia ini diciptakan oleh pikiran
pikiran ini yang berubah ubah berproses

mudah mudahan menjawab bro
abhidama ini inti ajaran budha saya rasa
dari semua ajaran budha abhidhamma(ilmu metafisika) ini paling menarik bagi kalangan pencari spritual
semoga menjawab bro

maaf, kalau anda beragama hindu, mengapa anda membelokkan dengan memakai abhidhamma?
batin kan memang selalu berubah-ubah, dan itu juga ada pada diri seorang Arahat mengenai timbul tenggelam nya nama...

jadi saya tentu agak bingung dengan penjelasan anda yang saya tangkap..
seolah-olah anda mengatakan bahwa batin para ariya itu telah tetap, tidak berubah...

terutama yang saya bold,
anda katakan kalau mencapai nibbana batin telah berhenti ( padam ) seperti dalam text pali...
lalu yang ini maksud nya?

kenapa tuhan menyiptakan yang salah ?
kenapa tidak yang benar saja?
supaya nanti manusia tahu nilai dari 'kebenaran' .
jadi jelas tuhan sengaja membuat manusia jatuh..
pertanyaan yang muncul apakah tuhan salah membuat manusia jatuh?
tuhan sengaja membuat manusia jatuh , dan tentu manusia yang benar tidak merasakan bahwa dia jatuh/mederita tapi dia bahagia , karena manusia harus tahu siapa sebenarnya hakekat diri mereka masing masing ,
mereka yang tahu hakekat siapa sih diri saya sebenarnya tidak akan mederita
tetapi yang tidak tahu akan menderita ,
mudah mudahan menjawab tuhan disini adalah segalanya(perwujudan kebaikan, kasih ,) alam ini berasal dari tuhan(kondisi tidak ada)
dan kepada tuhan lah dikembalikan
disitu anda katakan seolah-olah tuhan itu bisa "berkeinginan, memiliki maksud,dsb-nya"
dengan kata lain proses dari batin....

makanya saya tanyakan rupa-khandha kemudian menjadi nama-dhamma(parinibbana) terus berubah jadi rupa-khandha kembali...

kebetulan Tuhan itu setahu saya berasal dari bahasa kawi, yang artinya "harus di sembah"

bingung saya...:)
 
ini menurut saya yah..
orang yg telah mencapai nibanna pun memiliki keinginan..

tapi dasar dari keinginan itu bkn dari kemelekatan atau nilai2 yg rendah..
itu keinginan siapa ? tentu keinginan pikiran / badan tempat kesadaran dari arahat ini berdiam..


Tapi, kalau kita bicara Tuhan personal yg berkeinginan..
maka ia pasti memiliki pikiran..bila memiliki pikiran..
Apa keinginan ( dari pikiran ) utk membuat kelahiran berulang2 itu keinginan yang benar ?

kalau keinginan itu benar.. maka keinginan sang buddha utk menghentikan kelahiran berulang2 pastilah salah.. :)

sama tuhan juga punya keinginan tapi keinginanya tidak berdasar kemelakatan
keinginan ini berdasar dari pikiran tuhan sendiri
tuhan tidak punya keinginan membuat manusia berulang ulang manusia sendiri yang ingin lahir menurut pikiranya , dunia kita , kita ciptakan dari keinginan kita dan keinginan kita ini berasal dari pikiran yang tidak murni

Semuanya tentang kita muncul dari pemikiran kita sendiri.
Dengan buah pikiran kita, kita menciptakan dunia kita.

(Dhammapada, 1.1-3)

maaf, kalau anda beragama hindu, mengapa anda membelokkan dengan memakai abhidhamma?
batin kan memang selalu berubah-ubah, dan itu juga ada pada diri seorang Arahat mengenai timbul tenggelam nya nama...

jadi saya tentu agak bingung dengan penjelasan anda yang saya tangkap..
seolah-olah anda mengatakan bahwa batin para ariya itu telah tetap, tidak berubah...

terutama yang saya bold,
anda katakan kalau mencapai nibbana batin telah berhenti ( padam ) seperti dalam text pali...
lalu yang ini maksud nya?


disitu anda katakan seolah-olah tuhan itu bisa "berkeinginan, memiliki maksud,dsb-nya"
dengan kata lain proses dari batin....

makanya saya tanyakan rupa-khandha kemudian menjadi nama-dhamma(parinibbana) terus berubah jadi rupa-khandha kembali...

kebetulan Tuhan itu setahu saya berasal dari bahasa kawi, yang artinya "harus di sembah"

bingung saya...:)

tuhan itu impersonal. keinginan tuhan itu metafora saja , semua diciptakan oleh manusia. istilah diciptakan oleh tuhan itu pun metafora .semua ini diciptakan oleh pikiran pikiran dalam hal ini adalah tuhan
salam metta bro
 
sama tuhan juga punya keinginan tapi keinginanya tidak berdasar kemelakatan
keinginan ini berdasar dari pikiran tuhan sendiri
tuhan tidak punya keinginan membuat manusia berulang ulang manusia sendiri yang ingin lahir menurut pikiranya , dunia kita , kita ciptakan dari keinginan kita dan keinginan kita ini berasal dari pikiran yang tidak murni

Semuanya tentang kita muncul dari pemikiran kita sendiri.
Dengan buah pikiran kita, kita menciptakan dunia kita.

(Dhammapada, 1.1-3)

------------------------------------------------------------------

tuhan itu impersonal. keinginan tuhan itu metafora saja , semua diciptakan oleh manusia. istilah diciptakan oleh tuhan itu pun metafora .semua ini diciptakan oleh pikiran pikiran dalam hal ini adalah tuhan
salam metta bro
jawaban atas dan bawah bisa berbeda... /hmm
Jadi mana yg benar ?

Tuhan personal atau impersonal ?
 
jawaban atas dan bawah bisa berbeda... /hmm
Jadi mana yg benar ?

Tuhan personal atau impersonal ?

tuhan itu impersonal dari dia segala sesuatu berasal
dia itu sangat halus lebih dari semuanya karena kehalusanya ini dia menyerapi menyelimuti segala sesuatunya ,
akan tetapi dia dipandang juga sebagai personal karena segalanya adalah dia
seperti budha bisa disebut (perwujudan)tuhan yang personal
budha mempunyai keinginan , tuhan juga sama
dan ada tuhan yang menjelma menjadi manusia , beliau tuhan juga tapi sebagai wujudnya yang personal
 
Knp dari thread Reinkarnasi pada akhirnya debat bagian Ketuhanan ya?
Yang percaya adanya Tuhan ya silahkan, Yang Ga percaya adanya Tuhan ya silahkan. Knp musti ada yang menang sih?

btw, yang Buddhism percayai bukan Reinkarnasi Melainkan Rebirth. Kalo Reinkarnasi itu kalo manusia ya sudah nnti terlahir kembali menjadi manusia gak bisa jadi binatang ga bisa jadi dewa. da kaya sistem kasta ya sedikit egois. Kalo Rebirth Manusia bisa jadi binatang, binatang bisa jadi dewa, dewa bisa jadi manusia. ga ada yg namanya kalo manusia musti manusia binatang musti binatang dan dewa musti dewa. Brahma pun masih bisa meninggal dan hidup kembali menjadi manusia.

Maaf kalo misalkan ada yg tersindir atau mrasa tidak enak karena yg merasa itu yg membaca bukan yg menulis :)

Sudah bertaun2 ga buka IF liat thread, kayanya yg sudah di jawab di tanya lagi .
 
Reinkarnasi : Mengapa Kita Perlu Dilahirkan Berkali-kali

hasil copasan :)

Reinkarnasi : Mengapa Kita Perlu Dilahirkan Berkali-kali

Jiwa manusia itu kekal. Meskipun tubuh fisik mati, jiwa/rohnya nggak ikut mati. Kematian hanyalah sebuah tansisi ke kehidupan selanjutnya. Reinkarnasi sayangnya hanya di ketahui sebagai "kelahiran-kembali". Padahal BUKAN ITU esensinya. Pada bagian akhir artikel saya sajikan esensi konsep reinkarnasi yang jarang diungkap. Pastinya akan mengguncang iman kita he he he ...(siap?). Tertama bagi yang terbiasa menjalankan agama dengan otak kiri(logika dan matematika).
Kesulitan posting kali ini adalah bagaimana menjelaskan konsep reinkarnasi dengan singkat dan mudah di mengerti. Untuk itu saya membagi menjadi 2 bagian penjelasan :
A. Reinkarnasi sepanjang sejarah peradaban dan agama.
B. Reinkarnasi dilihat dari ilmu pengetahuan terkini (medis dan fisika kuantum).
Jadi ? Dah siap untuk terguncang? Cepat cari pegangan....!


A. Reinkarnasi sepanjang sejarah peradaban dan agama.

Konsep reinkarnasi telah dianut oleh separuh populasi dunia selama ribuan tahun. Orang-orang di Asia,Afrika,Amerika,Australia dan Eropa percaya bahwa kematian bukanlah akhir. Dan kita akan dilahirkan kembali dengan tubuh yang lain.

Orang Mesir kuno menguburkan mantra-mantra gaib bersama orang-orang mati dengan tujuan agar mereka dapat dilahirkan kembali dalam bentuk apapun yang mereka inginkan.
Di Yunani ratusan tahun sebelum masehi kaum Orphic percaya ada sisi gelap dan sisi terang manusia. Dalam kelahiran berkali-kali itulah manusia belajar melenyapkan sisi gelap dan akhirnya menjadi terang sepenuhnya.

Ajaan-ajaran kaum Orphic inilah kemudian di anut oleh Phytagoras. Bahkan dia mampu untuk mengingat kehidupan-kehidupan lalunya sebagai seorang prajurit Troya bernama Euphorbus,seorang peramal bernama Hermotimus yang di bunuh oleh lawan-lawannya,seorang nelayan Cypriot bernama Pyrrhus,seorang pelacur di Phoenicia,seorang petani di Thrace dan istri seorang penjaga toko di Thrace.

Di Timur reinkarnasi adalah landasan utama dalam iman Hindu,Buddha,Jin,Sikh. Walau awalnya reinkarnasi tidak di kenal dalam agama Shinto, tapi setelah Buddhisme masuk ke Jepang di abad 12 lambat laun reinkarnasi mulai menjadi bagiaan sistem kepercayaan di sana.

Reinkarnasi bukanlah bagian dari iman Islam dan Kristen. Tapi kaum sufi sungguh-sungguh menerima konsep kelahiran kembali ini. Jallaludin Rumi dengan tegas mengatakan : " Setelah ini aku masih akan dilahirkan sekali lagi sebagai manusia. Setelah itu aku akan dilahirkan sebagai malaikat (dewa). Selanjutnya aku akan dilahirkan ke dalam bentuk yang masih belum aku pahami".
Reinkarnasi memainkan peran penting pada iman Kristen awal. Tapi pada tahun 553 M dewan kota Konstantinopel menetapkan bahwa reinkarnasi sebagai doktrin bidah. Reinkarnasi kembali di cap bidah oleh dewan kota Lyons pada tahun 1274 dan Florence pada tahun 1493. Memaksa para penganutnya untuk bergerak di bawah tanah.

Pada periode reinasans di Eropa bangkit ketertarikan atas gagasan-gagasan Pytagoras,Kaballah,Platonisme. Leonardo da Vinci adalah salah seorang di masa itu yang menerima gagasan reinkarnasi.

Reinkarnasi banyak di sebut-sebut dalam kitab Bhagawad Gita dan Upanishad orang India (Hindu kuno). Dalam Buddhisme tujuan utamanya adalah terbebas dari siklus kelahiran kembali yang yang tak berujung akhir dan mencapai Nirwana. Sedang ayat-ayat rujukannya di Alquran dan Injil banyak di sukai.

Ketertarikan reinkarnasi di Eropa dan Amerika semakin berkembang di abad 18 dan 19. Benjamin Franklin dan Thomas Paine menulis tema-tema tentng itu di Amerika. Sementara secara bersamaan Voltaire,Victor Hugo,George Sand,Gustave Flaubert di Perancis, Goethe,Immanuel Kant,Lessing di Jerman dan David Hume,Alexander Pope di Inggris mendidik publik dengan subyek reinkarnasi.

Di periode selanjutnya Edgar Cayce (1877-1945) adalah pendukung kuat reinkarnasi. Mula-mula ia menyebut reinkarnasi dan karma saat sedang trance. Karena ia belum pernah mendengar tentang ini sebelumnya,Ia lalu beranggapan bahwa reinkarnasi adalah ajaran kaum kafir. Rekan-rekannya mendorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Setelah beberapa kali percobaan ia menyimpulkan bahwa itu semua tak ada hubungannya dengan kekafiran. Keberhasilannya untuk melihat kehidupan-kehidupan lau orang lain makin mengefektifkan dirinya dalam memperlakukan pasien-pasiennya. Antara tahun 1923-1945 Cayce telah 2500 kali membaca kehidupan-kehidupan lalu orang lain yang data-datanya disimpan oleh Association for Research and Enlightment di pantai Virginia.

B.Reinkarnasi dilihat dari ilmu pengetahuan terkini (medis dan fisika kuantum).

Saat tubuh fisik mati, ia akan terurai kembali menjadi partikel. Tapi jiwa/roh kita yang berbentuk medan energi tak ikut mati. Karena energi tak bisa mati. Ada hukum fisika tentang kekekalan energi,bahwa energi tak bisa dimusnahkan hanya berubah bentuk. Nah saat orang meninggal kemana energinya? Kita nggak bisa melihat energi orang yang baru meninggal karena sub-sub atomnya berputar sangat cepat diluar jangkauan mata. Tapi medan energi itu tetap ada berbentuk potensi. Potensi untuk dilahirkan kembali.

Kelahiran kembali baru akan terjadi kalau medan energi ini telah mendapatkan stimulus-stimulus yang sesuai dan dibutuhkannya. Apa sih stimulus-stimulusnya? yaitu berupa frekwensi-frekwensi yang seirama yang sesuai dengan yang dimilikinya.
Dan ini ada hubungannya dengan kehidupan sebelumnya. Misalnya seseorang yang semasa kehidupan sebelumnya mempelajari musik maka dia akan "memilih" terlahir di keluarga pemusik. Atau bila ia sebelumnya banyak berbuat kejahatan maka ia akan "memilih" lahir di keluarga penjahat. Karena memang stimulus-stimulus yang mirip dengannya didapatkan disana.
Tapi tetap ada pengecualian. Misalnya seseorang pemilik medan energi berkualitas tinggi bisa memilih lahir di dalam keluarga yang kualitas medan energinya rendah. Biasanya karena ada keterikatan khusus dengan keluarga tersebut dalam beberapa reinkarnasi sebelumnya. Atau keinginan untuk membantu keluarga tersebut.
Para nabi adalah contoh konkrit bagaimana seseorang yang medan energinya berkualitas tinggi rela dilahirkan kembali sebagai manusia dengan misi mulia yaitu menolong sesamanya.
Dan sepanjang sejarah bila pada satu kaum terjadi kemerosotan moral dan kualitas hidup, maka pada kaum itu akan lahir seseorang yang akan memperbaiki derajat dan kualitas kaum tersebut.

Dan disini kita melihat bahwa kelahiran adalah PILIHAN. Itulah esensi terpentingnya.
Artinya kita memilih berdasarkan kehidupan lalu kita dan stimulus-stimulus yang kita butuhkan. Artinya lagi apa? Artinya bahwa kita telah memilih di keluarga mana kita lahir. Kita telah memilih ingin dilahirkan oleh siapa. Kita telah memilih orang tua kita. Kita telah memilih tubuh yang sedang kita pakai ini sebagai kendaraan kita di dunia fisik.

Maknanya apa? Maknanya adalah pasti ada suatu misi khusus yang harus kita tuntaskan disini. Rasanya nggak mungkin Tuhan membuat kita terlahir disini tanpa tujuan. Banyak yang berpendapat bahwa tujuan kita hidup di dunia hanya untuk menyembah Tuhan. Lah emangnya Tuhan butuh untuk di sembah? Inilah yang harus kita cari tahu.
Mengapa kita memilih terlahir di sini,di keluarga ini, dengan tubuh ini ?

Pastinya setiap orang punya misi yang berbeda-beda. tapi ada satu tujuan yang sama yaitu bagaimana terbebas dari siklus kelahiran kembali. Sehingga kita benar-benar bisa kembali kepada NYA. Sang pencipta kita. Seperti yang telah diungkap oleh semua agama.
Semua itu hanya bisa tercapai bila tingkat kesadaran,awareness kita telah mencapai puncaknya. Telah sampai pada tingkat yang paling atas. Sementara kita sekrang masih bermain-main pada tingkat rendah. Untuk itulah kita harus terus dilahirkan kembali ke dunia fisik. Karena roh kita memerlukan tubuh sebagai kendaraan untuk meningkatkan kesadaran.

Jadi kita nggak punya pilihan untuk terus belajar dan nikmati hidup ini. Lah kan ini dah jadi pilihan kita !
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.