• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Mitos Gunung Kelud Kuburan Keris Mpu Gandring

facebookeb

IndoForum Senior A
No. Urut
210735
Sejak
9 Jan 2013
Pesan
7.471
Nilai reaksi
96
Poin
48
sMyLV.jpg
Hingga saat ini Gunung Kelud belum juga berhenti memuntahkan abu vulkaniknya. Efek yang dirasakan warga di beberapa kota seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang, Yogyakarta, Solo, dan lainnya membuat semua orang tercekam. Doa tidak berhenti dipanjatkan, memohon agar musibah meletusnya gunung Kelud bisa cepat berlalu.

Gunung Kelud memiliki mitologi yang sangat terkenal sepanjang sejarah. Konon, keris sakti yang diciptakan oleh Mpu Gandring dikubur di kawah gunung Kelud. Banyak darah bercucuran yang disebabkan oleh aura jahat keris yang diciptakan Mpu Gandring. Pada zaman perebutan tahta Raja Singosari, Tunggul Ametung, Ken Arok, Anusapati, Pasukan Kebo Ijo, dan Mpu Gandring sendiri, tewas setelah tubuhnya ditembus oleh keris sakti beraura jahat ini.

Tohjaya yang telah melakukan segala cara untuk naik tahta menjadi Raja Singosari akhirnya tewas dalam pertempuran dengan Ranggawuni yang ingin membalaskan dendam ayahnya, Anusapati. Akhirnya Ranggawuni naik tahta sebagai Raja Singosari dengan gelar Wisnuwardhana. Pada masa kepemimpinannya ini, gejolak dan perseteruan di tubuh keluarga kerajaan berhasil diredakan.

Wisnuwardhana akhirnya mempunyai inisiatif untuk menghentikan kejahatan dari keris Mpu Gandring. Dirinya tidak ingin keris tersebut jatuh ke tangan orang yang salah kemudian mengulang sejarah pahit sebelumnya. Akhirnya Wisnuwardhana memutuskan untuk mengubur keris tersebut di suatu tempat. Kebanyakan mitologi ini dipercayai warga, bahwa sebenarnya gunung Kelud adalah kuburan keris Mpu Gandring.

Terlepas dari benar atau tidaknya mitologi kuburan keris tersebut, sejarah memang sudah membuktikan bahwa keris Mu Gandring ini memiliki aura jahat dan sangat haus darah. Dan Ladies, jangan lupa tetap berdoa untuk korban gunung Kelud, semoga musibah ini tidak menelan korban jiwa sebanyak pada tahun-tahun sebelumnya.
 
Gunung Kelud dan ritual suci larung sesaji

Terlepas dari bencana meletusnya gunung yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang ini, terdapat sebuah ritual adat yang selalu dilakukan di kawah Gunung Kelud yaitu Larung Sesaji. Upacara adat yang diadakan setiap bulan suro ini biasa digelar di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
rmGE.jpg
Menurut cerita masyarakat setempat, larung sesaji dimaksudkan untuk menolak bala sumpah Lembu Suro yang ditipu Dewi Kilisuci. Namun bagi umat Hindu sendiri, ritual suci ini diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi, dan juga bentuk rasa hormat pada penguasa Gunung Kelud.

Upacara adat ini didatangi oleh berbagai kalangan masyarakat, khususnya para penganut Hindu dari Bali, Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang. Dimulai pada pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 13.00, ini merupakan salah satu tradisi budaya yang menyedot perhatian banyak orang yang tinggal di sekitar Kediri dan juga luar Kediri.

Awalnya, acara larung sesaji diadakan di kawah Gunung Kelud, namun karena lokasi kawah itu sekarang sudah menjadi batu, yang kini disebut anak Gunung Kelud, ritual ini hanya diselenggarakan di tepian kawah.

Sesaji yang dibawa saat ritual

Ada beragam sesaji yang dibawa dalam ritual suci ini, mulai dari nasi, sayuran, lauk pauk, dan buah-buahan. Dalam ritual larung sesaji, masyarakat setempat biasanya membawa dua jenis tumpeng, yakni tumpeng nasi putih dan kuning. Tumpeng itu dilengkapi dengan aneka lauk-pauk, seperti telor, tahu, tempe, urap, parutan sambal kelapa dan masih banyak lagi. Menariknya, semua sesaji itu dihias dan ditata sedemikian rupa sehingga tampak cantik.
rGEyF.jpg
Semua makanan yang dibawa oleh warga kemudian dikumpulkan di tengah. Mereka duduk mengelilinginya sembari mendengarkan pemangku adat membacakan doa. Setelah selesai didoakan, mereka akan berbondong-bondong memperebutkan sesaji berupa makanan tradisional, hasil bumi, sayur-sayuran dan buah-buahan.
 
Neptu "Wage" Diyakini sebagai Saat Keramat bagi Kelud

Neptu atau neton Wage, hari pasaran ke empat hitungan Jawa, seolah semakin mengokohkan sebagai hari “keramat” bagi Gunung Kelud memuntahkan lava pijar seperti yang terjadi pada Kamis (13/2/2014) malam mulai pukul 22.59 bertepatan dengan malam menjelang hari Jumat (14/2/2014) Wage.

Peringatan mengenai kebiasaan Gunung Kelud beberapa kali meletus pada hari pasaran Wage itu, di antaranya menjadi bahan bahasan bapak-bapak sebelum mengikuti yasinan di kompleks perumahan Pondok Delta Jengglong, Kelurahan Kaweron, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis (13/2) malam.

Menurut Jamil, warga perumahan ini, juga mengingatkan bahwa Gunung Kelud telah beberapa kali meletus bertepatan dengan neptu atau hari pasaran Wage. “Karena itu, malam ini perlu waspada mengantisipasi aktivitas Gunung Kelud, karena sekarang malam Jumat Kliwon,” ujarnya.

Bapak-bapak kelompok yasinan dan juga Jamil, warga Perumahan Pondok Delta itu, membahas dan menyampaikan peringatan untuk waspada, bertepatan dengan status Gunung Kelud yang Kamis malam sekitar pukul 21.00 WIB ditetapkan naik dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV).

Hanya berselang kurang dua jam dari peningkatan status itu, Gunung Kelud pun benar-benar meletus pada pukul 22.59 bertepatan malam Jumat Wage menurut perhitungan Jawa. Hitungan Jawa menetapkan memasuki hari berikutnya sejak sore hari, sehingga Gunung Kelud meletus bertepatan Jumat Wage.

Menurut Jamil, Nyoto dan warga lainnya, Gunung Kelud sudah beberapa kali meletus bertepatan dengan hari pasaran atau neptu Wage, sehingga mereka mengingatkan agar Kamis malam itu warga mewaspadainya dan hal tersebut menjadi kenyataan.

Letusan Gunung Kelud di antaranya terjadi pada tahun 1990, sebelumnya tahun 1966 setelah Gerakan 30 September dan tahun 1955. Letusan tahun 1990 menewaskan sekitar 250 orang.
 
garang juga nih kelud, lebih sangar daripada merapi kemarin ya.. ;))
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.