Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 42.045
- Nilai reaksi
- 25
- Poin
- 0
Cangkeman.net -Sebelum ke inti cerita, coba cek dulu timeline di media sosial kamu, lihat siapa & apa aja yg anda ikuti, dari mulai media sosial seperti Instagram, TikTok, hingga YouTube. Apakah anda mengikuti akun-akun dengan konten yg berkualitas? Kalo iya, kenapa?
Sebagian orang mungkin dengan sengaja memenuhi akun media sosial mereka dengan konten berbau motivasi, strategi bisnis,selflove, kesehatan mental, ataupun tips diet. Tujuannya gak lain adalah untuk menyerap informasi yg ada & menjadikannya panutan untuk diterapkan dalam kehidupan.
Namun, yg terjadi jauh berbeda dengan rencana & apa yg sebelumnya terbayangkan. Okelah, untuk sekadar membentuk pola pikir baru yg lebih positif masih memungkinkan. Tapi untuk mengubah hidup sepenuhnya? Jelas nggak dong.
Manusia suka lupa kalo pola pikir bagus aja gak cukup buat menerapkan hidup berkualitas. Jangankan itu, nge-aminin doa aja gak cukup kalo gak ada usahanya. Jadi, udah mulai jelas ya, inti dongeng ini ke mana? Betul, jangan berharap lebih cuma dengan aktif melihat konten berkualitas dapat mengubah hidup anda sama baiknya.
Kamu dibuat takjub & manggut-manggut melihat motivator di media sosial, anda termotivasi harap seperti dirinya tetapi yg anda lakukan cuma terusscroll handphonesambil rebahan? Atau, anda mungkin mendapat pencerahan nih, soalpersonal brandinguntuk berbisnis, tetapi anda masih aja berdiam & menunggu waktu yg tepat untuk memulai? Lucu banget, hahahaha!
Sorry, mungkin agak sarkas, tetapi memang begitu adanya. Media sosial saya sendiri dipenuhi dengan banyak informasi positif, tetapi tiap hari saya masih rutin mengerjakan hal yg saya tau itu merugikan.
Sebenernya, memang media sosial terlalu cerdas merekayasa banyak hal atau manusianya sendiri yg terlalu bodoh? Karena apa yg terlihat di dunia internet sanggup menutupi hal kasat mata & menciptakan kita tertipu. Yang pada akhirnya, kita memutuskan menyerap semua hal secara mentah-mentah karena merasa apa yg dipertontonkan adalah hal baik & jadi pengetahuan baru.
Padahal, dalam konteks apapun manusia gak pernah benar-benar sempurna dalam suatu hal. Di balik akun medsos yg membahas produktivitas hidup, dapat jadi ada admin yg beberapa akbar harinya habis dengan bekerja. Di balik motivator kaya yg menginspirasi, dapat jadi tiap malamnya sering dilanda kecemasan danstressberat.
Kemungkinan parahnya, tujuan orang-orang bikin konten ternyata bukan untuk memperbaiki kualitas hidup pengikutnya, melainkan cuma untuk menaikkaninsight.Yang mereka mau, orang-orang menonton konten mereka, memberi komentar, like, & share ke temen-temen. Apakah pekerjaan yg mereka lakukan itu bermanfaat untuk warganet? Ya urusan belakangan. Sing penting traffic naik!
Pada akhirnya, bukannya menciptakan hidup anda berkualitas & produktif, konten-konten bijak ini justru mengubah anda jadi seorang zombiescrolling. Informasi bernilai tersebut gak lebih dari sampah ketika anda terlalu asik & terus dibuat penasaran tanpa adanyaaction.
Meskipun anda rajin menerapkan konten positif yg anda lihat, itu gak lebih dari mengubah 1% hidup kamu. Dulu, sebelum internet jadi sumber informasi, Bang Einstein tetep dapat kok jadi ilmuan pinter. Jadi, jangan beranggapan kalo cuma berbekal konten dapat mengubah hidup anda jadi lebih baik. Gerak dong!
Tulisan ini ditulis oleh Thiara diCangkemanpada tanggal 3 November 2022. Hari ini 00:00