• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Meniti Tangga di Tebing Curam demi Sekolah

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
St1s.jpg

Anda mungkin masih ingat berita tentang anak-anak Indonesia yang bergelantungan di jembatan rusak layaknya film "Indiana Jones" untuk berangkat ke sekolah? Situasi serupa juga terjadi di China.

Desa Zhang Jiawan, di pegunungan Badagong, Sangzhi, Provinsi Hunan, di wilayah selatan China, sangat terpencil. Desa ini dikelilingi pegunungan di keempat sisinya. Sehingga bagi anak-anak desa ini, pergi sekolah merupakan perjuangan tersendiri.

Satu-satunya jalan keluar dari desa ini adalah memanjat serangkaian tangga untuk mencapai puncak tebing. Adakah jalan lain? Selain memanjat tangga, mereka harus mengitari gunung itu dan memakan waktu empat jam.

Para orangtua, meski khawatir, tidak memiliki pilihan lain. Untuk mendapatkan ilmu , maka meniti tangga adalah satu-satunya jalan untuk pergi ke sekolah tepat waktu.

Sehingga, kala Liu Dan (5) mulai bersekolah di kota terdekat, maka hal pertama yang harus dipelajarinya adalah memanjat tangga tanpa terpeleset.

Selama berabad-abad dinding terjal pegunungan itu adalah benteng pelindung bagi penduduk desa.

"Tanah desa ini subur, peternakan juga bagus. Sayangnya kami sulit untuk keluar masuk desa," kata seorang penduduk lokal.
PWCI1.jpg
Lalu bagaimana bocah kecil Liu Dan memanjat tangga yang menempel di dinding pegunungan terjal itu? Dia hanya berkata jangan sekali-kali melihat ke bawah.

"Orangtua saya mengajari bagaimana cara memanjat tangga dengan aman dan kini saya tak memikirkan lagi seberapa tinggi tangga itu," kata Liu Dan.

Sebenarnya penduduk desa sudah meminta pemerintah lokal membuka jalan raya menuju desa sehingga anak-anak mereka bisa bersekolah tanpa harus menyabung nyawa setiap hari.

Namun, membangun jalan di daerah sesulit itu membutuhkan biaya hampir Rp 150 miliar, sehingga dipastikan jalan raya tidak akan tersedia dalam waktu dekat.

"Kurang dari 100 orang tinggal di desa ini. Lebih murah membelikan helikopter ketimbang membuat jalan," kata seorang penduduk desa.
Mfjo.jpg
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.