• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Menggendong mayat anaknya karena tak mampu sewa mobil jenazah

judi

IndoForum Activist D
No. Urut
12992
Sejak
22 Mar 2007
Pesan
12.330
Nilai reaksi
459
Poin
83
(ane ambil dari Forum sebelah......parah bgt:()

PEJABAT Jakarta seperti ditampar. Seorang warganya harus menggendong mayat anaknya karena tak mampu sewa mobil jenazah.

Penumpang kereta rel listrik (KRL) jurusan Jakarta - Bogor pun geger

Minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, Khaerunisa (3 thn).
Supriono akan memakamkan si kecil di Kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa KRL. Tapi di Stasiun Tebet, Supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa Supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.

Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa Khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa Khaerunisa untuk berobat ke Puskesmas Kecamatan Setiabudi. “Saya hanya sekali bawa Khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya Rp 10.000,- per hari”. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel KA di Cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit Khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk memulung kardus di Manggarai hingga Salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.

Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya Khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (5/6) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan Muriski termangu. Uang di saku tinggal Rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak Musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari Manggarai hingga ke Stasiun Tebet, Supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di Kramat, Bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.

Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di Stasiun Tebet.
Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau Khaerunisa sudah menghadap Sang Khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika KRL jurusan Bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri Supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang KRL yang mendengar penjelasan Supriono langsung berkerumun dan Supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar Supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.

Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat Khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi Karen atidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.

Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.

Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. “Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah Khaerunisa. Jangan bilang keluarga Supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia”, ujarnya.

Bisakah kita lebih peka dan berempati apabila melihat kejadian seperti ini, atau kita akan tetap sama dengan orang lain yang tidak peduli dengan keadaan rakyat miskin...
 
Ya Allah........
Kasian Banget.........
 
tersentuh ane baca ceritanya............./sob

pemerintah harusnya malu dan bisa lebih peduli, apalagi para pejabat yg malah Korupsi.....!!! /an
 
/sob /sob /sob /sob

gw gk bisa berkata2 dah....

@judi
izin copas ke blog gw
 
ya ampun....... ini sih uda kebangetan bgt terhadap rakyat miskin....
ngmng sana sini rakyat miskin menurun persentase nya tapi REAL di lapangan... 0%
gue cuma bisa bilang semoga arwahnya di terima di sisinya dan keluarga nya di beri ketabahan...
 
T_T
kemana seh jiwa kemanusiaan manusia2 itu

semua benda,hall didunia ini gak ada yang kamu bawa ke akhirat ,
bahkan dirimu adalah bukan milikmu apa seh yang kamu bangga2kan
kamu datang lahir tua mati

oh tuhan berilah mereka kecerdasan lebih agar mereka tersadar/terbangun dari mata mereka yang "buta"


apalah salahnya kalao kamu menyisihkan sedikit harta/kebahagiaan mu demi kebahagiaan mahkluk lain yg sedang kesusahannn.

sebenarnya smua mahkluk itu saudara ada jiwa inti yg sama

gw baca cerita ini jadi nangiss T_T
 
/sob /sob /sob /sob

gw gk bisa berkata2 dah....

@judi
izin copas ke blog gw

silakan Brow...

neh ada tambahannnya lagi....komemnt dari Forum sebelah yg bikin tambah miris:(


Originally Posted by xllx.joe.xllx View Post
beuh sama seperti pengalaman ane waktu nemenin bibi ane ngambil jenazah cucunya yang baru seminggu lahir kedunia, di salah satu rumah sakit di depok..,
Bibi ane gag punya uang gan buat nyewa ambulance karna udah abis2an bayar biaya rumah sakit,...
mau minem motor sana-sani takut kelamaan ya udah ane berdua sama bibi ane akhirnya naek angkot, sepanjang perjalanan banyak penumpang yg bilang.. " waduh cantik juga bu bayinya " , ane cuma bisa narik nafas gag tega ngeliat bibi ane yg cuma senyum simpul setiap ada orang yg memperhatikan cucunya yg udah gak bernyawa tersebut..,
 
sumpah speechless...
izin repost bole gaa? k blog gw..
 
*touched deep inside*
gak bisa bayangin rasanya
 
aduh kasian banget /sob/sob

waktu itu ada yang bawa-bawa tulang rangka jenazah, sekarang malah jazadnya.....

gk bisa bayangin rasanya
 
sedih gw :((
bener2 pemerintah gak peduli X(

membuat rakyat miskin secara struktural X(
coba, apanya pertumbuhan ekonomi? bullshit!!
Pertumbuhan ekonomi tidak sama sekali tersentuh oleh rakyat miskin /an
ditambah lagi kerakusan anggota DPR dan Pejabat2 korup X(X(X(X(
kalau gw punya deathnote bakal gw tulis seluruh pejabat2 korup dan rakus di Indonesia ini termasuk es be ye X(
 
bener2 terharu banget bacanya /sob/sob

speechless deh, gak bisa ngomong apa... belum lagi inget ibu nya itu anak2 yang juga mungkin udah gak ada... /sob
 
dasar.. keterlaluan aparat rumah sakit itu.....
pliss deh.. gk da bedanya .. tetep ja kalian di bayar.. pa sushya membantu sedikit..
 
Itu lah kehidupan,
hampir semuanya perlu uang. :(
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.