• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Memahami Hukum Karma

sone

IndoForum Junior A
No. Urut
354
Sejak
8 Apr 2006
Pesan
3.404
Nilai reaksi
155
Poin
63
Memahami Hukum Karma
Oleh : Saiman. S.S.


"Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula orang ternoda, oleh diri sendiri kejahatan tak dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang menjadi suci. Suci atau tidak sucinya seseorang tergantung pada diri sendiri; tak ada seseorang pun yang dapat menyucikan orang lain" (Dhammapada; 165)

Pengikut Buddha meyakini adanya hukum karma. "Sesuai dengan benih yang ditabur , begitulah buah yang akan diperoleh darinya. Ia yang berbuat baik akan mendapatkan buah kebaikan. Ia yang berbuat jahat memperoleh buah kejahatan. Tertaburlah benih itu dan tertanam baik, engkau akan menikmati buah daripadanya "(Samyuta Nikaya XI,2.1:227). Sebagaimana halnya menanam, dari benih jagung, buah yang akan dipetik pun jagung, bukan padi atau lainnya. Sebab karma mengandung hubungan sebab akibat, orang melihatnya sebagai hukum pembalasan. Lalu bilamana diartikan pada utang wajib untuk dibayar. Maka muncul pula ungkapan "tiada ampun bagimu".

Namun karma tidaklah sesederhana itu. Dalam aspek moral, karma berupa perbuatan, harus berhubungan dengan kehendak. Kehendak itu sendiri adalah karma. "Kehendak itulah yang Kusebut karma. Setelah timbul kehendak dalam batinnya, seorang melakukan perbuatan melalui jasmani, ucapan dan pikiran," demikia dinyatakan oleh Buddha.

Karma dibedakan atas karma baik (kusalakarma) yang berakibat baik, dan karma buruk (akusalakarma) yang akan berakibat buruk, karma baik maupun karma buruk akan menimbulkan akibat, karma yang bukan baik dan bukan buruk tidak berakibat atau yang sering diartikan sebagai ahosi karma. Karma baik atau buruk terbagi - bagi lagi menurut penggolongan waktu, kekuatan dan fungsinya. Setiap karma memiliki waktu tertentu untuk matang , ada yang menghasilkan buah lebih cepat, ada yang lambat. Ada bermacam - macam karma yang akibatnya akan berhubungan lebih dari satu kehidupan. Ada karma yang mencegah munculnya akibat dari suatu karma tertentu. Mekanisme bermacam - macam karma memungkinkan pengakhiran karma. Pengakhiran karma ini menunjukan adanya pembebasan, namun bukan berarti penghapusan atau sering disebut sebagai pengampunan. Dalam pemikiran Buddha tidak dikenal istilah pengampunan, yang sering digunakan adalah sejauh mana karma baik maupun buruk yang telah diperbuah dalam kehidupan nyata. Bila mana kecenderungannya adalah karma baik, atau karma baik lebih mendominasi dalam kehidupannya, maka karma buruknya terkesan tidak menimbulkan akibat. Untuk memberi gambaran yang lebih mudah dapat diilustrasikan sebagai berikut: Satu sendok garam dicampur dengan segelas air akan lebih terasa asin, namun bila satu sendok garam dicampur dengan satu drum air maka rasa asinnya akan berkurang bahkan mungkin tidak terasa asin.

Buddha juga telah mengemukakan sejumlah perumpamaan misalnya: Andai garam dimasukan kedalam semangkuk kecil air maka air yang tidak sebeerapa banyaknya itu menjadi asin dan tak terminum. Namun bilamana garam itu dimasukan kedalam sungai gangga, akankah air sungai itu menjadi asin sehingga tak dapat diminum?

Perumpamaan-perumpamaan seperti itu sering disampaikan oleh Buddha agar lebih mudah dimengerti oleh para pengikutnya. Demikian juga dengan perumpamaan seperti ini: "Andai ada orang yang disalahkan Karena tidak membayar utang satu bahkan kapahana, atau mencuri barang seratus rupee, ia dihukum masuk penjara. Tetapi ada pula orang yang tidak sampai masuk penjara walau dia mencuri kambing lalu dianiaya bahkan dibunuh oleh pemiliknya. Tetapi ada orang lain dengan kesalahan yang sama, diperlakukan berbeda. Ini menunjukan bahwa karma seseorang berbeda-beda.

Katakanlah orang yang bersalah atau pencuri itu datang dari keluarga kaya, mungkin pula penguasa. Bila saja ia tertangkap tetapi tidak dianiaya. Ia sebenarnya harus dipahami bahwa ia tidaklah lepas dari pertanggung-jawaban. Ia bisa bebas karena keseganan orang padanya, ia memiliki suatu hal lain untuk dijadikan jaminan atau penebusan sehingga nasibnya berbeda dari yang kecil atau lemah.

Suatu kesalahan yang kecil dapat membawa orang tertetu ke neraka. Kesalahan serupa pada orang lain dengan kualitas berbeda, missal dalam hal potensi dan kompensasi yang dimilikiya, memberi akibat yang lain. Karena itu Buddha menganjurkan setiap orang pada segala kesempatan agar melatih kehidupan bersusila, melatih samadi, dan mengembangkan kebijaksanaan. Ia yang tidak mengembangkan kemampuan lahir dan batin, tidak memiliki simpanan jasa dan potensi mencegah timbulnya karma buruk, hidupnya tidak berarti, jiwanya kredil, sehingga mudah tergelincir dalam penderitaan." (Angutara Nikaya II,10:99)

Hukum karma merupakan hukum kosmis tentang sebab dan akibat yang sekaligus pula merupakan hukum moral yang impersonal. Kemahakuasaan dan keadilan Tuhan dilihat dari hukum universal ini. Yang maha Pengasih tanpa diminta pun akan senantiasa mengasihani. Tetapi hukum karma tetap menuntut setiap pelaku untuk mempertangungjawabkannya. Dengan memahami hukum karma Buddhis, maka terdorong untuk senantiasa aktif melakukan kebajikan, bukan pasrah tanpa berbuat sesuatu apa pun
 
hmm... saya mau nanya neh

kalau mis. pahlawan zaman2 dahulu.. mereka pergi berperang dan membunuh sekian banyak orang, tapi itu kan demi negaranya... yang saya bingung itu bagaimana kita melihat karmanya... ??? apa dilihat 1 per 1 mis. dia membunuh sekian banyak orang, maka dia akan mendapat karmanya karena membunuh, disisi lain karena dia membela negaranya, maka dia akan mendapat karma baik juga dari situ... apa begitu ya??

trus ada 1 lagi kasus.. kalau mis. kita tidak sengaja membuka pintu dan dimana pintu itu anggap saja tak sengaja menjepit seekor cicak, apakah kita akan mendapat karma karena telah membunuh cicak tersebut ???
 
hmm... saya mau nanya neh

kalau mis. pahlawan zaman2 dahulu.. mereka pergi berperang dan membunuh sekian banyak orang, tapi itu kan demi negaranya... yang saya bingung itu bagaimana kita melihat karmanya... ??? apa dilihat 1 per 1 mis. dia membunuh sekian banyak orang, maka dia akan mendapat karmanya karena membunuh, disisi lain karena dia membela negaranya, maka dia akan mendapat karma baik juga dari situ... apa begitu ya??

trus ada 1 lagi kasus.. kalau mis. kita tidak sengaja membuka pintu dan dimana pintu itu anggap saja tak sengaja menjepit seekor cicak, apakah kita akan mendapat karma karena telah membunuh cicak tersebut ???

mengenai karma, akan berdampak pada 2 sisi
1. karma suatu negara (spt indonesia, byk yg korup jadi byk pula yg kena bencana alam)
2. karma perorangan (dia berjasa kepada negara dan atasan perangnya, namun dia jg berdosa karena telah melukai makhluk lain)

mengenai cicaknya, saya rasa itu tdk berdampak karma buruk bagi kita, namun itu merupakan buah dari karma buruk cicaknya
gimana, deal ?
 
Kita harus mengerti dulu apa itu karma?
Buddha Berfirman "Kehendak atau niat itulah yang kusebut karma"
Dari penjelasan diatas kita tahu bahwa karma itu timbul dari niat.
Kalo masalah pejuang kemerdekaan ya niatnya apa untuk pergi berperang? kalo dia seneng nembakin orang pake pistol ya itu karma buruknya besar
tapi kalo dia berjuang demi negara bukannya ga ada karma buruknya tapi lebih kecil karena dilakukan terpaksa.
Kalo Masalah buka pintu kena cicak, pada saat kejadian itu gimana? kita emang niat jepit cicak pake pintu atau kita ga tau ada cicak disana? Ngerti dong maksud gue? Heheheheh.....
OK MAN???? thx
 
Kita harus mengerti dulu apa itu karma?
Buddha Berfirman "Kehendak atau niat itulah yang kusebut karma"
Dari penjelasan diatas kita tahu bahwa karma itu timbul dari niat.
Kalo masalah pejuang kemerdekaan ya niatnya apa untuk pergi berperang? kalo dia seneng nembakin orang pake pistol ya itu karma buruknya besar
tapi kalo dia berjuang demi negara bukannya ga ada karma buruknya tapi lebih kecil karena dilakukan terpaksa.
Kalo Masalah buka pintu kena cicak, pada saat kejadian itu gimana? kita emang niat jepit cicak pake pintu atau kita ga tau ada cicak disana? Ngerti dong maksud gue? Heheheheh.....
OK MAN???? thx

begini kalo yg lo ngomongin orang perang demi negara tetep aja karma buruknya sama seperti orang membunuh walopun itu terpaksa tetep aja

mereka bunuh orang waktu perang brapa byk yg dibunuh walopun karma buruknya cuma sedikit karena byk yg dibunuh jadi byk karma buruknya
 
hmmmm.... perang belum tentu karma buruk juga ada karma baik nya?? kita hanya sering melihat 1 aspek saja. pernahkah kalian merasa jasa-jasa dari para pahlawan??? para pahlawan berjasa karena membela bangsa dan tanah air. dan mengusir musuh apabila kalau tidak di usir musuh akan masuk ke ibukota merampok harta rakyat,memperkosa wanita2. jadi perang untuk menyelamatkan negara dari penjajahan itu belum tentu karma buruk. pernah kan kalian mendengar cerita Kwan Kong ( kwan Shen Ti Ciin / Fu Mo ta Ti ) kwan kong juga adalah jendral yang sangat setia membela negara , rasa bakti terhadap negara, dan juga tidak melupakan jasa orang. walaupun dia membunuh hampir ribuan orang, memancung ribuan kepala kenapa dia bisa menjadi seorang boddhisatva?? karena kesetian beliau, bakti beliau kepada negara dan juga rasa tak lupa jasa balas budi. walaupun akhirnya dia kalah dalam perang karena kelicikan musuh memanfaatkan budi jasa yang pernah diberikan kepada sang bodhisatva.dan beliau akhir nya di pancung lehernya <- Bukti hukum karma berjalan tetapi setelah meninggal beliau mendapat begitu banyak gelar yaitu anatara lain Kwan Kong, Boddhisatva Satya kalama, Kwan Shen Ti Ciin, Chang shen ta Ti, Fu Mo Ta Ti ( bodhisatva penakluk Mara).
 
Karma Tidak bisa kita hitung dari jumlah orang yang kita tembakin.
Penjelasan GF ada benernya. Seperti batu yang akan tenggelam kedalam kolam. Tapi bila batu tersebut tidak akan jatuh kekolam apabila kita menaruhnya di atas sebuah perahu.
 
hehe Ilmu wa lom nyampe sono musti blajar lagi ne ^_^
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.