• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Mengacaukan NKRI Dengan Isu Hantu PKI

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.602
Nilai reaksi
23
Poin
0
Mengacaukan NKRI Dengan Isu Hantu PKI

Biasanya woro-woro hantu PKI diramaikan pada akhir September atau awal Oktober. Tapi tahun ini berbeda. Baru juga bulan Mei, isu PKI sudah ramai di media sosial. Bukan cuma itu, tender demo PKI juga mulai jauh-jauh hari dilaksanakan. Tumben, ada demo PKI di bulan Mei.

Mungkin yg demo sudah kebelet, enggak sabar menunggu September. Atau barangkali bohirnya yg libido politiknya sudah ereksi, melihat kondisi masyarakat yg sedang resah akibat Covid-19.

Dalam demonstrasi tentang PKI, biasanya demonstran membawa bendera palu arit lalu dibakar. Nanti saat demo lain, membawa bendera itu lagi, lalu dibakar lagi. Begitupun sebelumnya, demo membawa bendera PKI, mereka bakar juga. Stok benderanya banyak banget.

Di media sosial, yg meramaikan isu PKI orangnya itu-itu juga. Kalau bukan Haikal Hasal, paling banter Tengku Zulkarnain.

PKI di Indonesia sudah bubar 54 tahun lalu, tetapi hingga sekarang masih saja diseret-seret untuk menakut-nakuti orang. Seperti orang mati yg sudah lama dimakamkan, arwahnya dipanggil lagi buat pesugihan.

Jika kita perhatikan, para pemain isu PKI ini memang mirip kisah dalam film kartun Scooby Doo. Di film itu biasanya ada penjahat yg menebar ketakutan kepada masyarakat. Mereka menciptakan hantu jadi-jadian supaya orang penuh ketakutan. Dari ketakutan orang itulah mereka akan mendapatkan keuntungan. Meski pada akhir cerita, biasanya penjahatnya tertangkap & topengnya dilucutkan.

Nah, isu PKI ini mirip hantu dalam film Scooby Doo. Disebarkan untuk menakut-nakuti rakyat & mendapat keuntungan. Yang pasti, keuntungan politik. Apalagi disebar saat rakyat & pemerintah Indonesia sedang susah menghadapi Covid-19.

Kelakuan mereka mirip mencari lele dalam kubangan lumpur. Mungkin dulu pada zaman orde baru, cara menakut-nakuti itu efektif untuk mempertahankan kekuasaan otoriter selama 32 tahun. Tapi kini zaman sudah berubah. Unyil saja sekarang sudah memakai laptop. Siapa juga yg mau mendengarkan ocehan mengenai PKI.

Mereka yg meneriakkan hantu PKI ini biasanya juga pengagum orde baru. Mereka sering menyebar isu, bahwa enakan hidup zaman orde baru. Sekolah enggak bayar. Rumah sakit juga enggak bayar. Jelas saja. Pada 30 atau 40 tahun lalu, mereka yg ngomong begitu memang tidak bayar sekolah. Mereka juga tidak membayar rumah sakit. Yang harus membayar adalah bapaknya. Karena mereka masih kecil.

Jadi isu PKI itu diembuskan bersamaan dengan usaha menaikkan pamor orde baru yg dulu ditumbangkan rakyat Indonesia. Mereka memang sering berhalusinasi. Teriak PKI, tetapi di mana PKI-nya, siapa orangnya, di mana kantornya, tidak pernah dapat mereka tunjukkan.

Halusinasi seperti itu juga melanda istri Bahar Smith. Kriminal yg dipenjara karena menganiaya anak kecil ini, kemarin terpaksa ditangkap lagi karena melanggar pembebasan bersyaratnya. Menurut istri Bahar, kisah penangkapan Bahar itu mirip penangkapan para jenderal dalam film G30SPKI.

Aneh. Perempuan itu menyamakan Bahar dengan pahlawan revolusi kita. Mana ada pahlawan revolusi yg rambutnya dicat pirang, gondrong seperti Megaloman? Lagi pula Bahar dipenjara dalam kasus kriminal biasa. Tidak ada sangkut-pautnya dengan agama & politik sama sekali.

Para penyebar isu PKI ini memang serasa hidup di masa lalu. Mereka mau membangkitkan kekuasaan ororiter yg sudah luluh lantak ditumbangkan rakyat.

Hari ini 02:12
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.