• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Mari Menormalisasi Pertanyaan "Kapan Nikah?" Pas Lebaran

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.717
Nilai reaksi
23
Poin
0
8423086_20240408102223.jpg

Image by Anna Rozaliafrom Pixabay

Munculnya jasa tukar uang, gerbang tol cikampek yg mulai diliput, lengangnya jalanan Jakarta, adalah tanda kita sudah berada di ujung bulan ramadan. Dan pertanda apa? Ya, kita sudah semakin dekat dengan lebaran.

Mudik, nyekar, bertamu ke tetangga, berjumpa toples yg selotipnya susah dilepas, kumpul keluarga besar, & yg pasti ditanya"Kapan nikah?". Ya, hal terakhir seolah jadi momok bagi pelajang andal. Bahkan, kita dapat menjumpai manusia yg enggan mudik karena takut ditanya "Kapan nikah?".

Saya disini, tak harap ikut dalam barisan penentang pertanyaan "Kapan nikah?". Tapi mau jadi ketum pendukung pertanyaan "Kapan nikah?". Karena saya sadar, saya bukan anak presiden yg tiba-tiba dapat jadi ketum partai. Eh~

Sebenarnya, saya cuma harap kita menanggapi pertanyaan "Kapan nikah?"dengan biasa saja. Seperti pertanyaan "Nanti siang mau makan apa?" pas di kantor. Gak perlu dibawa serius.

Untuk keluarga yg mungkin setahun paling berjumpa cuma sekali dua kali. Pasti bingung mencari topik pembicaraan, belum lagi rasa canggung. Jadi, pertanyaan-pertanyaan yg muncul tentu datang dari observasi sekilas. Anda datang tanpa pasangan, berarti belum nikah. Lalu mereka pun tanya"Kapan nikah?"

As simple as that!

Gak mungkin paklek atau bulek yg lama tidak bertemu. Pas kumpul keluarga tiba-tiba tanya "Eh, kira-kira apa koin yg bakal to the moon tahun ini, ya?". Mereka saja mungkin tidak tau yg namanya reksadana atau pasar saham. Bertanya tentang kripto adalah kemustalihan.

Lagi pula, konteks dari pertanyaan kapan nikah pas kumpul keluarga di lebaran biasanya cuma bercanda. Tidak mungkin pas kumpul keluarga, tiba-tiba kepala anda dibungkus karung goni. Lalu anda dibawa ke ruang intrograsi. Anda dibaringkan & kepala anda diguyur air sambil ditanya kapan nikah.

Karena biasanya pertanyaan kapan nikah konteksnya bercanda, ya jawab aja dengan bercanda. Misal "Waduh, kemaren sebenarnya udah ada calon. Tapi wetonnya gak cocok, hehehe", atau "Paklek gak mau bantu cariin, sih. Jadi gak nikah-nikah". Atau kalau anda sudah berjiwa kota dapat jawab "Kalo gak sabtu ya minggu, paklek", karena orang kota biasanya nikah hari sabtu/minggu.

Berdayakanlah sebuah organ di kepala anda bernama otak untuk mendapatkan jawaban. Kalo memang otak anda udah berdebu karena tak pernah dipakai, ada sebuah teknologi bernama Chat GPT yg siap menjawab berbagai pertanyaan anda.

Tak perlu merasa diserang saat ditanya kapan nikah. Lebih-lebih kalau yg bertanya itu kakek atau nenek. Mereka pasti punya asa dapat melihat cucunya menikah. Karena mungkin kakek-nenek kita sadar kalau mereka sudah tak punya waktu lama di dunia ini.

Ubah perspektif, anggap saja pertanyaan "Kapan nikah?"itu adalah bentuk kepedulian keluarga pada anda. Karena pas anda menikah, sedikit banyak keluarga pasti ikut direpoti. Anda bukan Raffi Ahmad yg dapat bayar EO paling mahal pas nikahan.

Berhenti merasa tersakiti atas pertanyaan-pertanyaan yg konteksnya tidak serius & cuma basa-basi. Take it easy!

KEEP READ AND SOUND


Baca Juga Thread Lainnya DISINI​
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.