• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Manusia Berbeda Karma

sone

IndoForum Junior A
No. Urut
354
Sejak
8 Apr 2006
Pesan
3.404
Nilai reaksi
155
Poin
63
Manusia Berbeda Karma
Oleh : Saiman, S.S


HUKUM Karma dalam konsep Buddha Dharma sebagai Hukum Sebab-Akibat, sebab yang baik akan menghasilkan akibat yang baik dan sebab yang tidak baik akan menghasilkan akibat yang tidak baik. Berdasarkan pada hukum ini, maka manusia akan memiliki karma yang berbeda-beda. Tidak ada seorang pun yang sama karmanya sepanjang hidupnya. Hal ini menyebabkan orang tidak sabar bahkan sering merasa iri terhadap karma baik orang lain. Tetapi jika kita selalu sabar dan berusaha untuk memperbaiki karma-karma lampau yang kurang baik, maka karma baiknya akan berbuah dan hasilnya kebahagiaan. Perbedaan jenis karma semacam ini dapat dibandingkan dengan buah-buahan yang beraneka macam. Dari berbagai macam jenis buah tentunya membutuhkan waktu yang berbeda untuk menunggu masak, demikian juga dengan karma yang bermacam-macam membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk menghasilkan akibatnya.

Sama saja dengan jenis pepohonan, memiliki waktu yang berbeda untuk menghasilkan buah. Apabila seseorang tidak sabar dan ingin cepat-cepat memuaskan keinginannya dengan berusaha memeras sari buah, maka sari buah yang belum masak tersebut tidak memiliki rasa yang lezat. Sebagai contoh buah mangga yang belum masak, apabila kita mengambil sari buahnya maka rasanya akan asam dan pahit, tetapi bila mangga tersebut telah masak maka rasanya akan manis.

Hukum karma sering menimbulkan salah tafsir, biasanya diartikan dari akibat buruk saja. Misalnya orang yang sedang mengalami musibah, ia sering dikatakan sedang memetik karmanya, tetapi orang yang sedang bahagia mendapat keberuntungan tidak disebutkan sedang memetik karmanya. Demikian juga ada orang yang memiliki nurani baik tetapi hidupnya menderita dan miskin, dan ada orang yang nuraninya tidak baik tetapi hidupnya sukses dan nampak bahagia. Dalam konsep ini, secara sepintas Hukum Karma tidak adil. Namun perlu diingat bahwa kehidupan sekarang merupakan ladang dari perbuatan-perbuatan yang lampau sehingga banyak orang yang kurang memahaminya, maka timbulah pengertian yang keliru. Apabila kita memahami bahwa Hukum Karma bekerja secara terus menerus selama belum mencapai kebebasan sempurna "Nibbana" maka akibat itu akan selalu muncul silih berganti. Sebagaimana akibat yang baik akan datang dari sebab yang baik dan akibat yang tidak baik akan datang dari sebab yang tidak baik. Sebagaimana dalam pengertian dimaksud, Buddha bersabda kepada para siswa-Nya sebagai berikut " Selama perbuatan jahatnya belum masak, orang yang berpandangan keliru akan merasakan manis seperti madu; tetapi apabila perbuatannya telah masak, maka ia akan merasakan pahitnya penderitaan" (Dhammapada: 69)

Rumitnya Hukum Karma dapat dimengerti karena begitu banyak perbuatan manusia atau seseorang yang telah dilakaukan. Bayangkan, dalam satu hari saja, seseorang tidak mampu untuk mengingat kembali apa yang telah dipikirkan dan apa yang telah dilakukan. Dalam satu hari seseorang dapat melakukan bermacam-macam perbuatan yang baik maupun yang buruk melalui jasmani, ucapan, dan pikiran sehingga tidak mungkin bagi pelakunya untuk mengingat semua apa yang telah dilakukan. Hubungan kejadian lanjutan yang disebut akibat dengan kejadian sebelumnya yang disebut sebab tidak mudah untuk diingat sehingga menimbulkan ketidak puasan akan kondisi yang menimpanya. Pada umumnya, orang hanya mengingat atas kebaikan yang telah dilakukan, pikiran-pikiran yang tidak baik maupun ucapan yang tidak menyenangkan orang lain atau tidak baik telah dilupakan.

Orang yang selalu melakukan karma baik, cepat atau lambat ia akan menerima akibat dari perbuatannya. Menurut Buddha Dharma, bila ada orang baik namun tampak menderita, hal ini akibat dari perbuatan yang ia lakukan pada kehidupan yang lampau atau pada kondisi sebelumnya, sedangkan akibat dari perbuatan baiknya yang sekarang belum berbuah karena harus menunggu waktu sampai masak. Sabda Buddha menyebutkan "Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang buruk selama buah perbuatan bajiknya belum masak; tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik." (Dhammapada : 120)

Menurut Buddha Dharma, Karma/Perbuatan diatur dalam satu hukum yang dinamakan "Kamma Niyama" yaitu hukum semesta yang mengatur karma(perbuatan) dan akibatnya dari semua makhluk. Misalnya keadaan kita pada saat sekarang adalah akibat dari karma kita sendiri pada saat yang lampau maupun saat sekarang juga. Dengan demikian baik maupun buruk, menderita atau bahagia, senang maupun susah, sangat tergantung pada usahanya sendiri. Karena memiliki karma yang berbeda-beda pada setiap individu maka memiliki kemampuan yang berbeda juga, karena memiliki kemampuan yang berbeda maka akan memperoleh hasil yang berbeda juga, karena memperoleh hasil yang berbeda maka mendapat tingkat kepuasan yang berbeda juga. Demikian seterusnya yang terjadi pada manusia. Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun yang sama persis dalam dunia ini, walaupun namanya anak kembar, tetapi memiliki perbedaan baik secara fisik maupun secara mental.**
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.