666
IndoForum Junior B
- No. Urut
- 19114
- Sejak
- 19 Jul 2007
- Pesan
- 2.522
- Nilai reaksi
- 67
- Poin
- 48
Malaysia Larang Penggunaan kata ‘Allah’ untuk Majalah Kristen
Kuala Lumpur, (Analisa)
Suratkabat mingguan Katolik di Malaysia diperintahkan untuk menggantikan penggunaan kata ‘Allah’ di seksi bahasa Melayu media itu jika ingin memperbaharui izin terbit, demikian dikatakan seorang pejabat senior Malaysia, Jumat (21/12).
Suratkabar tersebut, Herald, yang diterbitkan Gereja Katolik Malaysia, menerjemahkan kata “God” menjadi “Allah”, ‘terjemahan yang salah karena kata itu umum diasosiakan dengan agama Islam,’ menurut Che Din Yousoff, seorang pejabat senior Unit Kontrol Publikasi Kementerian Keamanan Dalam Negeri Malaysia.
“Umat Kristen tak dapat menggunakan kata Allah karena kata ini hanya bisa diterapkan pada agama Islam. Allah hanya untuk Tuhan Muslim. Terjemahan yang salah ini bisa membingungkan umat Muslim,” kata Chen Din.
“Mingguan (Kristen) itu sebaliknya harus menggunakan kata ‘Tuhan’ sebagai terjemahan ‘God’,” tegasnya.
Isu-isu agama sangat sensitif di Malaysia, negara dengan 60 persen dari 26 juta rakyatnya adalah Melayu Muslim. Etnis China, yang umum beragama Budha dan Kristen, mencapai 25 persen dan etnis India, yang umum beragama Hindu dan sedikit Kristen, mencapai 10 persen.
Kelompok minoritas di Malaysia sering mengeluhkan bahwa mereka tidak mendapatkan kemerdekaan penuh dalam beribadah, Kelompok minoritas ini sering sulit mendapatkan izin membangan rumah ibadah dan warga Hindu akhir-akhir ini sering marah karena peruntuhan kuil oleh pihak berwenang.
Mingguan Herald, yang memiliki sirkulasi 12.000 eksemplar untuk anggotanya, diterbitkan dalam empat bahasa: Inggris, Malaysia, Mandarin dan Tamil.
Pendeta Lawrence Andrew, editor mingguan itu, mengatakan penggunaan kata ‘Allah’ pada media mereka tak dimaksudkan untuk menghina warga Muslim.
“Kami merujuk pada Injil. Injil dalam bahasa Malaysia menerjemahkan ‘God’ menjadi ‘Allah’ dan ‘Lord’ menjadi ‘Tuhan’. Dalam doa dan kegiatan gereja, kami menggunakan kata ‘Allah’,” tegasnya.
“Ini bukan hal yang baru. Kata ‘Allah’ telah digunakan di Malaysia sejak lama. Tak ada yang membingungkan di sini,” katanya.
Tapi Che Din mengatakan umat Kristen tak menggunakan kata ‘Allah’ dalam versi bahasa Inggris, ‘jadi sebaiknya juga tak menggunakan kata itu dalam versi Malaysia.
Tegas Din, ada empat kata yang hanya bisa digunakan umat Islam, dan tak bisa dipakai agama lain, yaitu: Allah untuk nama Tuhan, Sholat untuk sembahyang, ‘Ka’bah’ dan Baitullah. (AP/tkz)http://analisadaily.com/0-6.htm
Allah dah dipatenin
Kuala Lumpur, (Analisa)
Suratkabat mingguan Katolik di Malaysia diperintahkan untuk menggantikan penggunaan kata ‘Allah’ di seksi bahasa Melayu media itu jika ingin memperbaharui izin terbit, demikian dikatakan seorang pejabat senior Malaysia, Jumat (21/12).
Suratkabar tersebut, Herald, yang diterbitkan Gereja Katolik Malaysia, menerjemahkan kata “God” menjadi “Allah”, ‘terjemahan yang salah karena kata itu umum diasosiakan dengan agama Islam,’ menurut Che Din Yousoff, seorang pejabat senior Unit Kontrol Publikasi Kementerian Keamanan Dalam Negeri Malaysia.
“Umat Kristen tak dapat menggunakan kata Allah karena kata ini hanya bisa diterapkan pada agama Islam. Allah hanya untuk Tuhan Muslim. Terjemahan yang salah ini bisa membingungkan umat Muslim,” kata Chen Din.
“Mingguan (Kristen) itu sebaliknya harus menggunakan kata ‘Tuhan’ sebagai terjemahan ‘God’,” tegasnya.
Isu-isu agama sangat sensitif di Malaysia, negara dengan 60 persen dari 26 juta rakyatnya adalah Melayu Muslim. Etnis China, yang umum beragama Budha dan Kristen, mencapai 25 persen dan etnis India, yang umum beragama Hindu dan sedikit Kristen, mencapai 10 persen.
Kelompok minoritas di Malaysia sering mengeluhkan bahwa mereka tidak mendapatkan kemerdekaan penuh dalam beribadah, Kelompok minoritas ini sering sulit mendapatkan izin membangan rumah ibadah dan warga Hindu akhir-akhir ini sering marah karena peruntuhan kuil oleh pihak berwenang.
Mingguan Herald, yang memiliki sirkulasi 12.000 eksemplar untuk anggotanya, diterbitkan dalam empat bahasa: Inggris, Malaysia, Mandarin dan Tamil.
Pendeta Lawrence Andrew, editor mingguan itu, mengatakan penggunaan kata ‘Allah’ pada media mereka tak dimaksudkan untuk menghina warga Muslim.
“Kami merujuk pada Injil. Injil dalam bahasa Malaysia menerjemahkan ‘God’ menjadi ‘Allah’ dan ‘Lord’ menjadi ‘Tuhan’. Dalam doa dan kegiatan gereja, kami menggunakan kata ‘Allah’,” tegasnya.
“Ini bukan hal yang baru. Kata ‘Allah’ telah digunakan di Malaysia sejak lama. Tak ada yang membingungkan di sini,” katanya.
Tapi Che Din mengatakan umat Kristen tak menggunakan kata ‘Allah’ dalam versi bahasa Inggris, ‘jadi sebaiknya juga tak menggunakan kata itu dalam versi Malaysia.
Tegas Din, ada empat kata yang hanya bisa digunakan umat Islam, dan tak bisa dipakai agama lain, yaitu: Allah untuk nama Tuhan, Sholat untuk sembahyang, ‘Ka’bah’ dan Baitullah. (AP/tkz)http://analisadaily.com/0-6.htm
Allah dah dipatenin