• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Maitreya, Buddha atau Bodhisattva Part 1

Phin An

IndoForum Newbie A
No. Urut
45017
Sejak
1 Jun 2008
Pesan
282
Nilai reaksi
1
Poin
18
Maitreya, Buddha atau Bodhisattva

Maitreya, Buddha atau Bodhisattva

Bodhisattva Maitreya yang dinamai sebahagian umat Buddha sebagai Buddha Tertawa ini sebenarnya secara tidak langsung mengambarkan kesalahpahaman umat Buddha yang mendalam akan sosok Matreya. Ternyata, selain sebutan yang tidak cocok itu masih ada kesalahan yang lebih serius seperti pemikiran yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dengan menyebutkan bahwa bagi siapapun yang memuja Maitreya, maka keberuntungan atau rezeki akan dating pada mereka.
Menyadari bahwa umumnya umat Buddha sulit untuk menolak bila ditawari kekayaan dan kemakmuran, maka pihak-pihak tertentu menggunakan hal ini sebagai kunci utama dalam menarik umat sehingga muncullah kabar-kabar yang mengatakan bahwa Bodhisattva Maitreya yang digambarkan menyandang kantong rezeki atau memegang bongkahan emas dapat memberikan rezeki, kekayaan dan kemakmuran bagi sesiapa yang memujanya.
Kabarnya, tidak sedikit pula umat Buddha yang berbondong-bondong bergabung dengan ajaran tsb, padahal itu semua tidaklah demikian mudah. Dalam Dhamma rezeki atau keberuntungan merupakan hasil perbuatan baik yang kita tanam atau kita perbuat pada masa lalu maupun masa sekarang ini, yaitu buah dari suka berbagi atau menderma, yang mana itu semua bersumber dari kita sendiri, bukan berasal dari makhluk luar, termasuk para rohaniwan, dewa, Bodhisattva, Buddha, atau apapun namanya.



Apakah Benar Maitreya adalah Buddha?

Menurut Tipitaka, Kitab Suci Agama Buddha, Maitreya (Sanskrit) atau Metteya (Pali) adalah CALON Buddha yang akan datang, tetapi hingga artikel ini ditulis dan sampai anda baca, Beliau belum hadir di dunia. Saat ini (calon Buddha) yang berdiam di Surga Tusita dan menunggu waktu yang tepat untuk dilahirkan di dunia untuk menyempurnakan kebuddhaan-Nya.
Karena masih merupakan calon Buddha, tentu saja Maitreya tidak dapat disebut sebagai Buddha. Contoh yang gampang adalah seorang mahasiswa yang sedang mengambil gelar sarjana. Selama belum diwisuda menjadi sarjana, maka mahasiswa yang meskipun adalah seorang calon sarjana tidak dapat kita sebut sarjana sehingga tidaklah etis bila mencantumkan gelar kesarjanaannya. Jadi tidaklah benar bila ada yang mengatakan bahwa Maitreya telah menjadi Buddha.
Setelah dikatakan Maitreya belum lahir, maka ada pula yang karena kepentingan kelompoknya mengatakan meski belum lahir tetapi Maitreya yang berada di surga telah membabarkan ajaran kepada mereka melalui mimpi atau meditasi. Mereka mengatakan, para pemimpin mereka menerima ajaran “Hati nurani” melalui mimpi sewaktu mereka tidur, atau bertemu dengan Bodhisattva Maitreya ketika mereka bermeditasi. Mungkinkah? Jawabannya adalah “TIDAK MUNGKIN”, ini karena hingga saat ini Maitreya belum melepaskan keduniawian dan belum mencapai pencerahan, jadi tidak ada Dhamma yang bisa diajarkan Terlebih lagi, sebenar-nya Dhamma yang diajarkan oleh para Buddha SELALU sama (Baca juga : Permata yang Tak Lekang oleh Waktu). Karena belum melepaskan keduniawaian makanya sering kali Bodhisattva Maitreya digambarkan masih bertahtakan perhiasan-perhiasan, batu berharga dan lainnya.



Maitreya? Yang mana satu…?!

Mungkin Anda pernah mendengar bahwa Bodhisattva Maitreya pernah lahir sebagai bhiksu berkantong di China? Yang pasti cerita seperti itu sulit untuk dibuktikan dan sebenarnya dalam Ajaran Buddha seorang Bodhisattva adalah clon Buddha, dan calon Buddha hanya akan terlahir sekali lagi untuk menyempurnakan kebuddhaan-Nya. Dari catatan-catatan yang ada, sebenarnya memang ditemukan banyak “Maitreya” yang pernah muncul di China dari dinasti ke dinasti, bahkan tidah hanya satu. Tetapi dapat dipastikan bahwa itu bukanlah Bodhisattva Maitreya, calon Buddha yang kita maksudkan dengan Kitab Suci Tipitaka. Bila banyak terjadi kesamaan dalam penggunaan nama, tentunya tidak ada yang dapat disalahkan. Tetapi bila yang menggunakan nama sudah berpura-pura mengaku sebagai Buddha Maitreya, calon Buddha yang akan datang, nah ini baru menjadi masalah.

Dari catatan-catatan yang ada, sebenarnya memang ditemukan banyak “Maitreya” yang pernah muncul di China dari dinasti ke dinasti, bahkan tidak hanya satu

Dalam makalah Ivan Taniputera yang berjudul “APAKAH SANG BUDDHA MASA MENDATANG TELAH HADIR DI DUNIA INI?” disebutkan bahwa banyak aliran sesat dan gerakan pemberontakan menggunakan kedok Buddhis dan memperalat “Maitreya” untuk menarik pengikut dan menutupi wujud asli organisasi mereka agar tidak mudah tercium oleh penguasa saat itu. Tidak sedikit pula yang mengaku sebagai jelmaan Maitreya, salah satunya seperti yang terjadi pada masa Dinasti Tang, di mana Ibu Suri Wu Zetian (Hokkian : Bu Cek Tian) mengaku sebagai penjelmaan Maitreya. Ibu Suri Wu perlahan-lahan berusaha meraih kekuasaan setelah suaminya Kaisar Gao Zong Wafat. Setelah menjadi ratu, ia memanfaatkan Agama Buddha dan Tao sebagai alat propaganda agar rakyat menganggapnya sebagai makhluk suci. Ia mengaku sebagai jelmaan Maitreya (padahal Ratu Wu sangat kejam karena telah menyiksa sampai mati para selir suaminya terdahulu).
Kemudian pada bulan Januari tahun 610 Masehi di masa DInasti Sui terdapat sejumlah orang yang ingin memberontak berpakaian warna putih dengan rambut diikat pita putih dan tangan memegang kemenyan yang membara serta bunga-bunga. Meraka mengumumkan datangnya Buddha Maitreya ke dunia dengan mengadakan prosesi menuju kota Chian Kuok, pengawal di pintu menyambut kedatangan mereka dengan berlutut dan mempersilakan mereka masuk. Tetapi ketika para pengawal sedang berlutut, mereka merampok senjata-senjata para pengawal, dan ketika tindakan itu hampir mengakibatkan kerusuhan, bantuan pun datang untuk menaklukan para pemberontak.
Tiga tahun kemudian pada bulan Desember 613 M, seseorang yang bernama Siang Hai Ming manyatakan dirinya sebagai reinkarnasi Buddha Maitreya. Ia melancarkan pemberontakan setelah mengumpulkan pengikutnya. Akhirnya, Siang Hai Ming mengangkat dirinya sebagai raja, dan membangun sebuah kerajaan di Pei Wu. Tetapi kemudian raja dari Dinasti Sui mengirimkan pasukan untuk menaklukannya.
Begitulah banyak munculnya oknum-oknum yang menggunakan nama calon Buddha mendatang, sepanjang sejarah perjalanan dinasti-dinasti di China.



Kelahiran Buddha Maitreya

Digembar-gemborkannya kelahiran Maitreya oleh “pengikutnya” telah membuat banyak umat Buddha awam kebingungan. Tetapi untung saja ajaran yang telah diselewengkan dari Ajaran Buddha yang penuh kasih sayang ini tindak sampai terjadi tindak kekerasan seperti yang dialami oleh saudara-saudara kita dari kepercayaan lain. Kemunculan Buddha yang akan datang, Maitreya, sebenarnya diketahui dari Buddha Gotama untuk lebih jelasnya marilah kita melihat sedikit kutipan dari Cakkavatti-Sihanada Sutta (Sutta ke-26 dari Digha Nikaya) yang mengatakan bahwa Bodhisattva Maitreya baru akan dilahirkan saat kehidupan manusia mencapai rentang usia rata-rata 84.000 tahun. Tempat kelahiran-Nya adalah Ketumati di masa pemerintahan Raja Cakkavatti bernama Sankha, dimana raja pemerintahan tsb nantinya akan menjadi pengikut Buddha dan melepaskan kehidupan duniawi. Maitreya akan dilahirkan di sebuah keluarga terpelajar yang terkenal dan nama-Nya adalah Ajita. Nama suku-Nya adalah Maitreya. Nama ayah-Nya adalah Subrahma; dan ibu-Nya adalah Brahmavati. Beliau akan menikah dengan Chandamukhi dan akan mempunyai putra bernama Brahmavaddhana. Beliau akan hidup di empat istana selam 8.000 tahun yaitu Sirivaddha, Vaddhamana, Siddhattha, dan Chandaka. Selanjutnya beliau akan melepaskan keduniawian setelah melihat 4 tanda.
Sedangkan yang akan menjadi para pengikutnya yang luar biasa adalah dua saudara-Nya Isidatta dan Purana; Jatimitta dan Vijaya di antara pengikut pria; dan Suddhana, Sanghaa dan Visakhaa dia antara pengikut wanita. Yang akan menjadi murid-murid utama-Nya di antara para bhikkhu adalah Asoka dan Brahmadeva; dan di antara para bhikhuni adalah Paduma dan Sumana. Siha akan menjadi pembantu pribadi-Nya. Beliau akan mencapai pencerahan di bawah Pohon Naga.
Sedangkan dalam Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Sutra, salah satu hal yang dikatakan oleh Buddha Gotama adalah bahwa pada saat Bodhisattva Maitreya akan dilahirkan di dunia, situasi dan kondisi dunia ini jauh lebih baik daripada sekarang! Air laut agak susut dan daratan bertambah. Nah, karena tanda-tanda yang dikatakan masih jauh dari kondisi sekarang tentu saja bisa dipastikan bahwa kehadiran Buddha yang akan datang Maitreya masih jauh dari yang telah diungkapkan oleh Buddha Gotama. Oleh sebab itu, hendaknya kita jangan mudah percaya apa yang dikatakan oleh seseorang, baik beliau adalah seorang pemuka agama dari kelas tertentu atau sebagainya.



Bagaimana Agar Terlahir pada Masa Buddha Maitreya

Banyak umat Buddha yang menyadari bahwa kesempatan agar dapat terlahir di masa kehidupan Buddha adalah sangat Sulit, oleh karena itulah terjadi kesalahan persepsi yang mengatakan bahwa barang barang siapa yang hendak bertemu dengan Buddha Maitreya harus mengikuti “ajaran” mereka (yaitu “Agama Buddha Maitreya” yang notabene merupakan aliran I Kuan Tao di Taiwan/China). Padahal sebenarnya mereka yang telah merusak citra dan Ajaran Buddha yang akan datang dengan mengatakan ajarannya yang ini dan itu (padahal semuanya dibuat-buat oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan bagi kepentingan mereka) justru akan semakin kecil kesempatannya untuk bisa bertemu dengan Buddha Maitreya.
Sebaliknya, mereka yang mempraktekan Dhamma dengan baik dan tekun yang justru menciptakan kesempatan yang besar bagi dirinya sendiri agar dapat terlahir di masa kehidupan Buddha Maitreya. Ajaran semua Buddha adalah sama sehingga siapa yang melaksanakan Dhamma saat ini dengan semakin baik dan tekun justru akan memperbesar kesempatan mereka bertemu Buddha Maitreya.
Ayo.., berjuang dan jangan lengah!!! Bila saat ini kita telah bertekad untuk bisa bertemu Buddha Maitreya maka praktekanlah Dhamma Sang Buddha dengan baik dan tekun. Bila Anda menyadari kesalahan anda dalam “memilh” Ajaran Buddha jangan malu, tapi saat ini juga beranikan diri Anda untuk memulai sesuatu yang luar biasa, yaitu “BERANI” untuk menerima Dhamma Sang Buddha yang sesuai dengan Kitab Suci Tipitaka. NIscaya kebahagiaan dan kemakmuran akan datang kepada mereka yang melaksanakan Dhamma, sebagaimana yang dikatakan oleh Sang Buddha bahwa “Dhamma melindungi mereka yang mempraktekkan Dhamma”. (rf)

Artikel ini di ambil dari majalah B+Magz edisi 7​
 
semua memang demikian adanya....ada yang salah ada yang benar...adalah hal wajar.
orang orang selalu mencari jalan pintas, ingin mencapai nibbana tapi tidak mau meninggalakan ke-duniawi-an nya..
padahal yang seperti itu mana mungkin....maka munculah jalan seperti ini dan itu.

mulailah di iming-iming...membaca mantra ini maka akan mencapai buddha.
berbuat baik sebanyak X, maka akan mencapai tingkat bodhisatva
terkenal pula acara-acara membuat jimat dimana jimat itu di pakai maka kita akan mencapai buddha,
ada juga seperti melaksanakan upacara tertentu,maka akan mencapai tingkat pencerahan.


kita sebagai orang yang ingin mencapai kebahagiaan(nibbana) tentu harus pintar-pintar memilih jalan..
byk jalan byk sesat, byk jalan byk kebingungan.
sang penemu jalan sudah ada.tapi tidak ada yang mengikuti
ada obat tapi tidak mau dimakan,malah memilih obat jenis lain.
siapakah yang patut disalahkan?
diri sendiri kah?....



salam metta.
 
Kalo saya hanya berpegang teguh pada kutipan2 tripitaka (ucapan dr buddha gautama) mengenai Yang Mulia Maitreya...
yg lain adalah suatu bentuk "penyesatan" dan mungkin kita berkewajiban utk meluruskannya
 
Dhamma = Kebenaran. berada sangat dekat, tak lekang oleh waktu dan mengundang untuk dibuktikan. Apakah kebenaran ini bisa berubah2 setiap saat? tentunya tidak.

Dhamma bukan hanya milik umat Buddha...--> Seorang non Buddhist (yang tidak mengenal Buddha) dapat mencapai Nibanna bila mempraktekkan Jalan Tengah berunsur 8. --> Maha parinibanna sutta.

Semua Buddha mengajarkan Kebenaran yang sama.... --> Perbanyak kebajikan, Hindari kejahatan, Sucikan hati dan pikiran, itulah ajaran semua Buddha.

Dalam memahami Dhamma bukanlah dengan belajar teori tapi dengan mempraktekkannya. Selama sesuatu dapat dibuktikan berulang kali (prinsip percobaan) maka itu adalah kebenaran. Bila tidak dapat dibuktikan maka patut dipertanyakan. --> kutipan dari Ajahn Chah.

Berdasarkan kalimat2 diatas, saya merasa tidak bersalah jika saya meragukan atau bahkan tidak percaya dengan kata2 di Tripitaka walaupun itu merupakan ucapan sang Buddha sendiri bila saya tidak dapat membuktikannya.

Bila ada ajaran yang mengharuskan kita percaya apakah ini ajaran Buddha? Dalam hal ini saya percaya Maitreya adalah Bodhisattva bukan seorang Buddha sampai saat ini dan belum mengajarkan Dhamma kepada manusia. Karena Dhamma yang diajarkan sama dengan Buddha Gautama
 
SLam,
mmg maitreya dialiran trtentu sering disebut buddha, tidak tahu entah siapa yg mulai nyebut maitreya adalah buddha.
Namun, di mldd, status maitreya boleh disebt bodhsatva, atau juga bisa disbt buddha(tathagata maitreya), (milek zunfuo),
krna didalam salah sutra mahayana, kl tdak slah menyebtkan bhwa maitreya sejak berkalpa2 telah mencapai kesempurnaan(tathagata).
Oleh krna itu, maitreya berstatus ganda dalam pandangan al.Maitreya.
Dalam pndangan mldd, b. Maitreya akan lahir kembali dimasa mendatang, sebgai raja dunia/pemimpin semua manusia dimuka bumi.
 
SLam,
mmg maitreya dialiran trtentu sering disebut buddha, tidak tahu entah siapa yg mulai nyebut maitreya adalah buddha.
Namun, di mldd, status maitreya boleh disebt bodhsatva, atau juga bisa disbt buddha(tathagata maitreya), (milek zunfuo),
krna didalam salah sutra mahayana, kl tdak slah menyebtkan bhwa maitreya sejak berkalpa2 telah mencapai kesempurnaan(tathagata).
Oleh krna itu, maitreya berstatus ganda dalam pandangan al.Maitreya.
Dalam pndangan mldd, b. Maitreya akan lahir kembali dimasa mendatang, sebgai raja dunia/pemimpin semua manusia dimuka bumi.

Tolong ditunjukkan sutra yg mana ??
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.