• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Jual Lautandhana Online Trading Saham | LOTS

Bursa Hari Ini Friday , 19 Aug 2016

Market Movement


IHSG melesat 1,7% didorong aksi borong investor asing, yang nilai transaksi beli bersihnya mencapai Rp1,4 triliun di seluruh pasar. Sentimen positif nampaknya terutama berasal dari rencana pemerintah untuk menurunkan tarif PPh badan. Seluruh indeks sektoral juga berhasil menguat, dipimpin oleh saham-saham sektor aneka industri dan konsumer. Nilai tukar Rupiah di perdagangan hari Kamis ditutup menguat 0,2% pada level Rp13.120. Jelang akhir pekan, kami memperkirakan IHSG berpotensi menguat menyusul positifnya bursa global semalam ditambah dengan masih tingginya minat beli asing.

Global Update

Pasar saham Wall Street dan Eropa kembali menguat terutama didorong kenaikan harga minyak dunia, yang pada penutupan kemarin naik 3,1% ke US$48,2/ barel. Kenaikan harga minyak ini membuat saham sektor energi memimpin penguatan pasar. Indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing diakhiri positif di 18.597,7 (+0,1%). 2.187,0 (+0,2%), dan 5.240,1 (+0,2%). Sementara indeks acuan saham Eropa seperti Stoxx50 dan FTSE 100 ditutup di level 2.995,3 (+0,5%) dan 6.869,0 (+0,1%).

Result Update

WTON – 1H16 Superior Result, Maintain BUY (TP Rp1,400)

Ø Kinerja 1H16 yang superior
Ø Diikuti kinerja 2Q16 yang meningkat
Ø Maintain BUY – Upgrade Tp Rp 1.400 per saham

News Highlights

Ø EMDE Raih pinjaman proyek Cinere
Ø Hingga 7M16, CTRS raih marketing sales Rp 1,48 T
Ø CGV akuisisi 5 pemegang saham BLTZ lainnya
Ø 7M16, CTRS raih marketing sales Rp 1,48 T

1H16, laba bersih TBIG naik 77% YoY

sumber
 
Suku Bunga Acuan Baru Resmi Berlaku, 22 Aug 2016

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Agustus 2016 memutuskan untuk memberlakukan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 5,25% sebagai suku bunga acuan baru bank sentral menggantikan BI Rate. Suku bunga Deposit Facility (DF) ditetapkan sebesar 4,50% dan Lending Facility (LF) diturunkan sebesar 100 bps dari 7,00% menjadi sebesar 6,00%.

Sebagaimana telah diumumkan pada tanggal 15 April 2016, untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, terhitung mulai hari ini Bank Indonesia menggunakan BI 7-day RR Rate sebagai suku bunga kebijakan menggantikan BI Rate. Selain itu, Bank Indonesia juga akan menjaga koridor suku bunga yang simetris dan lebih sempit, yaitu batas bawah koridor (DF Rate) dan batas atas koridor (LF Rate) berada masing-masing 75 bps di bawah dan di atas BI 7-Day RR Rate.

Keputusan tersebut di atas sejalan dengan upaya untuk menjaga stabilitas makroekonomi dengan tetap memelihara momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah masih melemahnya pertumbuhan ekonomi global. Bank Indonesia memandang bahwa dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar yang relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka.

Bank Indonesia akan mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan perekonomian global, terutama kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate). Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui percepatan implementasi reformasi struktural. Bank Indonesia juga berkoordinasi dengan Pemerintah menyiapkan langkah kebijakan yang antisipatif agar implementasi UU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) dapat berjalan baik dan mendukung upaya penyesuaian fiskal yang dilakukan oleh Pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih belum menguat. Meskipun membaik akibat peningkatan konsumsi dan perbaikan sektor tenaga kerja, ekonomi AS pada triwulan II 2016 tumbuh di bawah perkiraan seiring dengan investasi yang masih melambat. Perkembangan ekonomi AS tersebut masih dibayangi oleh ketidakpastian, sehingga kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada 2016 diperkirakan akan dilakukan hanya satu kali dalam 2016. Sementara itu, ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh moderat, dibayangi oleh ketidakpastian pasca Brexit. Demikian pula ekonomi Tiongkok diperkirakan masih tumbuh terbatas karena investasi publik belum dapat memberikan dorongan pada sektor swasta yang masih menghadapi overcapacity dan tingginya utang korporasi. Di sisi lain, di pasar komoditas, harga minyak dunia mulai meningkat meskipun masih rendah. Harga beberapa komoditas ekspor Indonesia juga membaik, seperti CPO, batubara, dan timah.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat pada triwulan II 2016, meskipun belum merata baik secara spasial maupun sektoral. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2016 mencapai 5,18% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,91% (yoy). Meningkatnya kinerja ekonomi pada triwulan II 2016 didorong oleh meningkatnya permintaan domestik, terutama konsumsi dan investasi pemerintah serta konsumsi rumah tangga. Stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang longgar mulai memberi daya dorong terhadap konsumsi pemerintah dan konsumsi swasta. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2016 didorong oleh peningkatan pertumbuhan di wilayah Jawa dan Sumatera, sementara pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) masih melemah. Dari sisi sektoral, perbaikan ekonomi ditopang oleh sektor jasa keuangan dan pertanian. Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan terjaga dengan baik, didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter dan makropudensial yang telah ditempuh dan percepatan implementasi Paket Kebijakan Pemerintah. Namun, di sisi lain, penghematan belanja pemerintah pada semester II 2016 berpotensi menurunkan pertumbuhan tahun ini. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2016 diperkirakan akan berada di kisaran 4,9-5,3% (yoy), sedikit lebih rendah dari kisaran sebelumnya, yaitu 5,0 – 5,4% (yoy).

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2016 mencatat surplus, ditopang oleh menurunnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. Surplus NPI tercatat sebesar US$2,2 miliar, setelah pada triwulan sebelumnya mengalami defisit sebesar US$0,3 miliar. Perkembangan ini menunjukkan keseimbangan eksternal perekonomian yang semakin baik dan turut menopang terjaganya stabilitas makroekonomi. Defisit transaksi berjalan menurun dari US$4,8 miliar (2,2% PDB) pada triwulan I 2016 menjadi US$4,7 miliar (2,0% PDB) pada triwulan II 2016. Penurunan tersebut ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas akibat peningkatan ekspor nonmigas yang lebih besar dari peningkatan impor nonmigas. Kenaikan kinerja ekspor nonmigas terutama didukung oleh peningkatan ekspor produk manufaktur. Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2016 mencatat surplus sebesar 0,60 miliar dolar AS. Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2016 meningkat dan mencapai US$7,4 miliar, didukung oleh persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global. Peningkatan tersebut terutama ditopang oleh aliran masuk modal investasi portofolio. Adapun posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2016 tercatat sebesar 111,4 miliar dolar AS atau setara 8,5 bulan impor atau 8,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Penguatan rupiah berlanjut seiring dengan persepsi positif atas prospek perekonomian domestik dan meredanya risiko eksternal. Selama triwulan II 2016 nilai tukar Rupiah, secara rata-rata, menguat sebesar 1,59% dan mencapai level Rp 13.313 per dolar AS. Penguatan nilai tukar rupiah terus berlanjut di bulan Juli 2016 sebesar 1,72% dan ditutup di level Rp13.112 per dolar AS. Dari sisi domestik, penguatan rupiah didukung oleh persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik sejalan dengan terjaganya stabilitas makroekonomi di samping implementasi UU Pengampunan Pajak. Dari sisi eskternal, penguatan Rupiah didorong oleh meredanya risiko di pasar keuangan global terkait dengan terbatasnya dampak Brexit dan perkiraan penundaan kenaikan FFR oleh the Fed. Ke depan, Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya.

Inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 2016, yaitu 4±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2016 tercatat sebesar 0,69% (mtm) atau 3,21% (yoy). Inflasi IHK pada periode Idul Fitri tahun ini cukup terkendali dan lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah serta koordinasi yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi Idul Fitri.Terkendalinya inflasi terutama bersumber dari inflasi komponen volatile foods (VF) yang terjaga dan inflasi komponen inti yang rendah. Inflasi komponen VF lebih rendah dari rata-rata inflasi VF pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir. Hal ini didorong oleh menurunnya harga sejumlah komoditas pangan di tengah meningkatnya permintaan terkait Hari Raya Idul Fitri. Di sisi lain, inflasi komponen administered prices (AP) terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api. Sementara itu, inflasi inti tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 0,34% (mtm) atau 3,49% (yoy). Kondisi tersebut sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, menguatnya nilai tukar rupiah dan terkendalinya ekspektasi inflasi. Ke depan, koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus dilakukan, khususnya mewaspadai tekanan inflasi VF akibat dampak fenomena La Nina. Dengan perkembangan tersebut, inflasi pada akhir tahun 2016 diperkirakan akan berada dalam kisaran sasaran inflasi 2016.

Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga didukung permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai. Pada akhir Triwulan II 2016, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 22,3% dan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada pada level 20,3%, sementara rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada di kisaran 3,1% (gross) atau 1,5% (net). Transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga terus berlangsung, tercermin dari berlanjutnya penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit. Sementara itu, transmisi melalui jalur kredit belum optimal, terlihat dari pertumbuhan kredit yang masih terbatas. Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 8,9% (yoy), meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,7% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar 5,9% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 6,4% (yoy). Bank Indonesia meyakini pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang dilakukan serta implementasi UU Pengampunan Pajak dapat meningkatkan pertumbuhan kredit guna mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.

sumber
 
Bursa Hari Ini Monday, 22 Aug 2016 09:13

MarketMovement


IHSG melemah 0,8% ke posisi 5.416,0 di penutupan akhir pekan kemarin diakibatkan oleh aksi take profit investor. Investor asing pun giat melakukan penjualan dengan mecetak net buy sebesar Rp 530,4 miliar. Penurunan suku bunga telah dilakukan oleh BI dengan meluncurkan suku bunga acuan baru BI seven day repo rate sebesar 5,25%. Pada perdagangan awal pekan, kami memperkirakan IHSG berpotensi stagnan menyusul sentimen negatif penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah dikeluarkan oleh BI pada kisara 4,9-5,3%.

Global Update

Bursa Wall Street melemah setelah terbayangi oleh isu rapat bank sentral perihal suku bunga dan penurunan klaim pengangguran AS. Kenaikan harga minyak mentah dunia dan emas murni tidak mampu menaikkan sentimen positif dari bursa global sehingga Indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing diakhiri positif di 18.552,6 (-0,2%). 2.183,9 (-0,1%), dan 5.238,4 (+0%). Sementara indeks acuan saham Eropa seperti Stoxx50 dan FTSE 100 ditutup di level 2.968,3 (-0,9%) dan 6.859,0 (-0,1%).

Result Update

WIKA – 1H16, TP under review

Ø Kinerja 1H16 inline dengan proyeksi
Ø Konsistensi dalam menjaga perolehan kontrak baru sepanjang 2Q16.
Ø Maintain BUY – TP under review

News Highlights

Ø PTPP bukukan laba bersih 1H16 Rp 355 miliar
Ø BBTN terbitkan KIK DIRE Rp 5 triliun-Rp 10 triliun
Ø Proyek Asian Games XVIII Jadi Suplemen bagi Emiten Konstruksi
Ø Fundamental Rapuh, Harga WTI Bisa Berbalik Arah

Proyeksi Kredit Dipangkas

sumber
 
Bursa Hari Ini Thursday , 25 Aug 2016

MarketMovement


IHSG melanjutkan pelemahan di perdagangan kemarin ditutup turun 0,2% ke posisi 5.404,0. Investor asing melakukan net sell sebesar Rp 845,6 miliar. Perolehan sementara dana tebusan Tax Amnesty masih sangat minim dan membuat sentimen negatif tentang keberhasilan Tax Amnesty ke penerimaan pajak di 2016 ini. Keadaan ini ditambah lagi oleh bearishnya pasar global AS yang masih dalam posisi menunggu kepastian kenaikan suku bunga The Fed yang beberapa waktu lagi akan diumumkan oleh Yellen. Terdapat tujuh sektor melemah yang dipimpin oleh sektor konsumer serta penguatan tertinggi terjadi di sektor aneka industri. Sementara di pasar uang, Dollar AS ditutup stagnan di harga Rp13.252 per dolar AS. Melanjutkan perdagangan hari ini, kami memperkirakan IHSG berpotensi stagnan dan cenderung melemah namun diharapkan akan ada sentimen positif di sektor properti setelah munculnya paket ekonomi jilid XIII dari pemerintah.

Global Update

Bursa Wall Street kembali melemah setelah terjadi penurunan signifikan minyak mentah dunia sebesar -2,5% pada kisaran harga US$46,5 /barrel. Selain itu sektor kesehatan melemah tertinggi pada penutupan bursa AS dikarenakan pidato calon presiden AS yang menekan harga kebijakan epipens di AS. Penantian investor akan pidato Yellen di hari Jumat nanti sangat memberikan dampak wait and see di Bursa AS selama pekan ini.Indeks Dow Jones turun 0,4% ke 18.481,5. Indeks S&P 500 turun 0,5% ke 2.175,4. Indeks Nasdaq turun tajam 0,8% ke 5.217,7.Sementara indeks acuan saham Eropa bergerak mixed seperti Stoxx50 dan FTSE 100 ditutup di level 3.008,6 (0,5%) dan 6.835,8 (0,5%).

News Highlights

Ø MEDC pangkas rights issue jadi Rp 1,9 triliun
Ø Grup Sinarmas lepas saham DMAS Rp 1,2 triliun
Ø Laba Bersih TBMS Melesat 535% YoY
Ø NIRO Targetkan Pendapatan naik 15% YoY
Ø SRIL Bidik Pangsa Pasar Baru ke Australia dan Amerika
Ø KAEF ekspansi pabrik Banjaran
Ø Pemerintah Umumkan Pak Eko XIII

DPR setujui PMN 4 BUMN


sumber
 
Rekomendasi Mingguan Lautandhana 29 Agustus 2016

Jika ada satu kata yang paling dapat menggambarkan kondisi pasar sepanjang pekan lalu atau bahkan dua pekan lalu, kata tersebut adalah "galau". Betapa tidak, dua kali nyaris menyentuh level tertingginya sepanjang sejarah di 5.500, IHSG langsung tersungkur kembali dan turun hingga level terendahnya di 5.297. Lalu faktor yang paling layak menyandang status sebagai "kambing hitam" maka itu adalah program tax amnesty yang tidak mencatat kemajuan berarti sejak diluncurkan pertama kali 18 Juli 2016 lalu.

Hingga akhir pekan lalu, catatan Dirjen Pajak menunjukkan pengumpulan dana tebusan hasil tax amnesty sebesar Rp2,14 triliun atau baru mencapai 1,3% dari target Rp165 triliun. Sementara itu dana repatriasi yang masuk ke tanah air sebesar Rp7,66 triliun dari target Rp1.000 triliun dan nilai aset hasil deklarasi luar negeri sebesar Rp14,1 triliun dan dalam negeri sebesar Rp81,1 triliun.

Pekan ini sentimen bursa saham masih akan dipengaruhi oleh perkembangan pengumpulan dana hasil tax amnesty dan sinyal Janet Yellen yang mengatakan bahwa peluang kenaikan suku bunga acuan The Fed semakin menguat. Bursa saham global dan domestik tidak begitu reaktif dengan sinyal Yellen, namun tidak demikian dengan pasar uang yang langsung merespon dengan penguatan dollar atas major currencies, termasuk terhadap rupiah.

Mengantisipasi ketidakpastian yang makin membesar, pekan ini kami memutuskan untuk taking profit saham KIJA dengan gain sebesar 12,41%. Keputusan ini juga dipengaruhi oleh batalnya peresmian kawasan industri Kendal oleh Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Singapura pada 25 Agustus lalu.

Berikut adalah tabel saham pilihan Lautandhana untuk rekomendasi pekan ini:

selengkapnya
 
Bursa Hari Ini Monday , 29 Aug 2016

Market Movement


IHSG akhir pekan ditutup terkoreksi terbatas 0,3% pada level 5.438,8 sejalan dengan maraknya aksi taking profit investor. Tercatat investor asing membukukan transaksi net buy tipis senilai Rp 75 miliar. Hampir keseluruhan indeks sektoral mengalami aksi tekanan jual investor, keculai indeks sektoral konsumer, manufaktur dan industri dasar yang ditutup menguat. IHSG awal pekan ini kami perkirakan bergerak bervariasi dengan jisaran yang masih terbatas.

Global Update

Bursa AS pada pakhier pekan cenderung ditutup mengalami koreksi terbatas pasca pidato janet Yellen, Gubernur The Fed yang menyatakan belum memutuskan kenaikan FFR dalam waktu dekat ini. The Fed sendiri akan menaikkan FFR secara bertahap sehingga mendorong sentimen tidakkepastian melanda optimisme investro. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing melemah sebesar 0,3% dan 0,2% di level 18.395 dan 2.169. Sementara itu, bursa Eropa ditutup menguat diakhir pekan dimana indeks FTSE 100 dan DJ Euro Stoxx naik masing-masing sebesar 0,3% dan 0,8%.

News Highlights

Ø KINO realisasikan capex Rp 113 miliar
Ø SSIA akan keluarkan Obligasi Rp 1 T untuk beli lahan
Ø PTPP targetkan pendapatan EPC hingga Rp 3 triliun
Ø BI proyeksi Agustus deflasi 0,04%
Ø Target Pertumbuhan PPN Paling Tinggi di RAPBN 2017
Ø Alokasi Dana Desa Tahun Depan Rp800 juta

sumber
 
Bursa Hari Ini Monday , 05 Sep 2016

MarketMovement

Jelang akhir pekan, IHSG berhasil naik 0,4% ke level 5.353,5 di tengah perdagangan yang sepi. Hampir seluruh indeks sektoral ditutup positif terutama saham-saham sektor properti, aneka industri dan industri dasar, sementara hanya saham-saham sektor tambang yang masih melemah di zona merah. Investor asing masih mencatatkan posisi net sell, dengan nilai Rp6,3 miliar di seluruh pasar. Nilai tukar Rupiah menguat tipis 0,2% di level Rp13.247. Awal pekan ini, IHSG kami perkirakan bergerak positif menyusul penguatan bursa global akhir pekan lalu.

Global Update

Pasar saham AS ditutup menguat jelang akhir pekan merespons positifnya data upah karyawan di bulan Agustus yang mengindikasikan pertumbuhan pasar tenaga kerja yang stabil meskipun belum cukup memenuhi target Fed untuk menaikkan suku bunganya. Indeks Dow Jones, S&P500 dan Nasdaq kompak menguat masing-masing 0,4% di level 18.492,0, 2.180,0 dan 5.249,9. Senada dengan pasar saham AS, bursa Eropa juga menguat cukup tinggi menyusul data tenaga kerja AS yang positif. Indeks Stoxx50 dan FTSE 100 masing-masing ditutup pada level 3.079,7 (+2,1%) dan 6.894,6 (+2,2%).

News Highlights

Ø WIKA bidik kawasan industri di Makassar
Ø Rencana ERAA atas sisa capex Rp 63 M
Ø SILO akan rights issue Rp 1,3 triliun
Ø APLN kerjasama dengan WIKA Gedung
Ø ISAT Catatkan Surat Utang Rp3,46 T
Ø VIVA Jual Saham ANTV Hingga Rp1,8 T
Ø ACES segera tambah gerai di Jakarta Utara

sumber
 
Bursa Hari Ini Thursday , 08 Sep 2016

MarketMovement


IHSG ditutup naik 0,2% ke 5.381,4. Indeks sektoral bergerak mixed, dengan saham-saham tambang, perbankan, dan konsumer menguat paling tinggi sementara saham sektor industri dasar, infastruktur dan perdagangan terkoreksi paling dalam di pasar. Investor asing berbalik arah ke posisi net sell dengan nilai transaksi jual bersih mencapai Rp237,5 miliar di seluruh pasar. Nilai tukar Rupiah kembali melanjutkan penguatan, ditutup di level Rp13.085. Hari ini, kami memperkirakan IHSG mixed cenderung melemah terbatas.

Global Update

Pasar Wall Street ditutup datar semalam di tengah wait and see pasar terhadap peluang Fed menaikkan suku bunganya di tengah mixed nya data ekonomi. Indeks Dow Jones, S&P500 dan Nasdaq kompak flat, masing-masing di level 18.526,1 (-0,1%), 2.186,2 (-0,0%), dan 5.3283,9 (+0,2%). Sementara itu bursa Eropa berbalik arah positif di tengah pelemahan Euro yang menjadi pendorong kinerja para eksportir, dipimpin rally-nya saham-saham emiten otomotif. Indeks Stoxx50 dan FTSE100 kompak ditutup menguat, masing-masing 0,7% ke 3.091,7 dan 0,3% ke 6.846,6.

News Highlights

Ø MDKA raih pinjaman baru sebesar US$ 25 Juta
Ø TOTL jajaki JV dengan kontraktor asing
Ø SMRA siap luncurkan proyek baru di Serpong
Ø Adhi Persada Properti bidik Rp 1,5 T dari IPO
Ø INDF divestasi saham China Minzhong Food Sin$ 651,9 juta
Ø RIGS peroleh pinjaman US$ 20 juta
Ø PALM akan bagikan divoden interim Rp 42 per saham
Ø ABMM Raih Kontrak Batu Bara Rp6,3 T
Ø GPRA Bidik Akuisisi Lahan 50 Ha Di Maja
Ø WSKT Dapat Rp5,1 T dari Jual Saham Waskita Tollroad

Cadangan devisa RI Agustus 2016 US$ 113,5 miliar

sumber
 
Cadangan Devisa Agustus Naik Jadi $113,5M

Cadangan devisa Indonesia per akhir Agustus 2016 tercatat sebesar US$113,5 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2016 sebesar US$111,4 miliar. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa migas, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, dan hasil lelang Surat Berharga BI (SBI) valas, yang melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa per akhir Agustus 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,7 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

sumber
 
Bursa Hari Ini Tuesday , 27 Sep 2016

Market Movement


IHSG kembali ditutup negatif di perdagangan bursa awal pekan pada posisi 5.352,1turun 0,7%. Tercatatinvestor asing kembali melakukan net sell sebesar Rp335,9 miliar. Delapan sektor melemah, sementara 2 sektor lainnya yaitu sektor infrastruktur dan agrikultur ditutup menguat masing-masing 0,41% dan 0,16%. Sektor aneka industri mencatatkan pelemahan sebesar 1,89% disusul sektor tambang sebesar 1,26%.Kami memprediksikan perdagangan hari ini akan bergerak stagnan dan cenderung bergerak positip ditengah naiknya harga minyak mentah dunia.

Global Update


Pasar Wall Streetkembali melemahdikarenakan tekanan atas saham perbankan dan investor sedang menunggu debat perdana calon presiden As, Hillary Clinton dan Donald Trump. Pada perdagangan kemarin,indeks Dow Jones turun 0,91% ke 18.094,83. Indeks S&P 500 turun 0,86% ke 2.146,1. Sementara indeks Nasdaq Composite turun 0,91% ke 5.257,49.Bursa Eropa kembali negatif di tengah pelemahan Euro dan lesunya ekonomi Eropa. Indeks Stoxx50 dan FTSE100 kompak ditutup mixed, masing-masing turun 1,3% ke2.975,9 dan 6.818,0.

News Highlights

Ø DMAS finalisasi akuisisi lahan
Ø WSBP lunasi pinjaman Rp 1,7 triliun
Ø BUMI Bidik Produksi Batu Bara 85 Juta Ton
Ø BRPT siapkan dana Rp100 miliar untuk buyback
Ø LPCK akan memasarkan proyek hunian terjangkau
Ø ASGR bagi dividen interim Rp 27 per saham

Realisasi Pajak Nonmigas Rp 706 triliun

sumber
 
Bursa Hari Ini Wednesday, 28 Sep 2016

Market Movement

IHSG berhasil rebound naik 1,26% pada posisi 5.419,6 setelah nilai tukar Rupiah menguat signifikan pasca debat perdana Calon Presiden AS dimana Hillary menggungguli Trump.Tercatatinvestor asing kembali melakukan net sell sebesar Rp 503,0 miliar. Sembilan dari sepuluh sektor menguat, hanya sektor agrikultur yang mencatat pelemahan sebesar 0,59%. Sektor aneka industri memimpin penguatan tertinggi sebesar 2,80% disusul sektor tambang sebesar 2,69%. Kami memprediksikan perdagangan hari ini akan bergerak positif mengiringi kondisi global yang cukup baik.

Global Update

Pasar Wall Streetditutup positif setelah unggulnya Hillary Clinton dalam debat perdana calon presiden AS.Indeks saham sektor teknologi naik 1,15%, diangkat oleh kenaikan saham Amazon sebesar 2,12%, Microsoft sebesar 1,85%, dan Facebook 1,08%.Kalangan publik di AS menilai HIllary menang dalam debat presiden pertama. Dari perspektif pasar saham, pemahaman bahwa Hillary akan lebih aman buat investor, karena ketidakpastiannya lebih kecil dibanding Trump. Pada perdagangan kemarin,indeks Dow Jones naik 0,74% ke 18.228.3. Indeks S&P 500 naik 0,64% ke 2.159,93. Sementara indeks Nasdaq Composite naik 0,92% ke 5.305,71.Bursa Eropa kembali negatif di tengah pelemahan Euro dan lesunya ekonomi Eropa. Indeks Stoxx50 dan FTSE100 kompak ditutup mixed, masing-masing turun 0,2%.

News Highlights

Ø Mitsui dan Fujimori tender offer 20,6% saham IGAR
Ø RIGS Alokasikan US$25 Juta untuk capex 2016
Ø INCF akan rights issue Rp 400 M
Ø Penjualan UNTR masih turun
Ø FAST akan rilis obligasi Rp 200 M
Ø ADB pangkas PDB RI 2016 jadi 5% YoY

Pemerintah serap lelang SUN Rp 14 triliun

sumber
 
Bursa Hari Ini Wednesday, 12 Oct 2016

Market Movement


IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat terbatas 0,4% di level 5.382 ditopang oleh aksi selektifbuy investor atas saham-saham berbasis komoditas (terutama pertambangan) dan konsumer. Sementara itu, tekanan jual signifikan melanda saham-saham sektoral perdagangan sehingga penguatan IHSG bersifat terbatas. Investor asing tercatat membukukan transaksi net buy senilai Rp 207 miliar. IHSG hari ini kami perkirakan cenderung bergerak cukup volatile dalam kisaran yang terbatas mengekor sentimen koreksi bursa regional dan global.

Global Update


Bursa AS pada perdagangan tadi malam ditutup terkoreksi cukup dalam dimotori oleh kekhawatiran investor atas Pilpres mendatang jika Donald Trump menang karena investor cenderung lebih nyaman jika Hillary Clinton yang menang dalam Pilpres. Selain itu, hasil kinerja keuangan 3Q16 emiten Alcoa, perusahaan baja yang mengecewakan dan dibawah ekspektasi turut memberikan andil koreksi tersebut. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing ditutup melemah 1,1% dan 1,2%. Sementara itu, bursa Eropa ditutup terkoreksi terseret oleh anjloknya saham-saham sektroal energy sejalan dengan anjloknya harga minyak dunia ke level US$ 50,8 per barrel (-1%). Indeks FTSE 100 dan DJ Euro Stoxx melemah sebesar 0,4% dan 0,5% ditutup masing-masing ke level 7.070,9 dan 3.020,7.

News Highlights

Ø PNLF lepas 16,12% saham AMAG
Ø SILO tetapkan harga rights issue Rp 9.000 per saham
Ø ANTM finalisasi operasional pabrik feronikel di Pomala
Ø TOTL kantongi kontrak baru Rp 2,3 triliun
Ø JSMR terbitkan obligasi Rp 8 triliun
Ø SMGR Tunggu Amar Putusan MA Terkait Pabrik Rembang
Ø Indeks Penjualan Riil Tumbuh 15,7% YoY
Ø Peritel Hadapi Kompetisi Ketat

sumber
 
Pemerintah Batal Relaksasi Ekspor Mineral
Thursday , 13 Oct 2016

Kementerian Enegi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) batal membuka keran ekspor bijih nikel dan juga bauksit pada Januari tahun depan. Alasannya, nilai tambah dari industri turunan tersebut sudah mulai terlihat. Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan bahkan mengatakan dalam revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Mineral dan Batubara tidak akan memasukan semua jenis mineral mentah untuk diekspor.

Sebelumnya, pemerintah berencana membuka ekspor mineral mentah bagi mineral yang tidak bisa diolah di Indonesia, jumlahnya 10 komoditas. "Misalnya nikel, kami lihat sekarang turunan sudah sampai stainless steel. Jadi tidak perlu ekspor lagi. Ada yang bilang kadar 1,7%, ternyata sudah ada smelter-nya," kata Luhut pada Rabu (11/10). Apalagi sudah ada yang berinvestasi US$ 5 miliar untuk membangun pabrik stainless steel dan turunan lain yang bisa diekspor, misalnya alat elektronik. "Ini kemajuan yang sebelumnya tidak terbayangkan," kata dia. (Sumber: Kontan)
 
Bursa Hari Ini Thursday , 20 Oct 2016

MarketMovement


IHSG berhasil berakhir negatif pada perdagangan kemarin turun 0,4% pada posisi 5.409,3.Investor asing tercatat melakukan net sell dengan nilai transaksi mencapai Rp64,5 miliar di seluruh pasar. Delapan sektor melemah, hanya 2 sektor yang menguat. Sektor agrikultur memimpin pelemahan indeks sore ini sebesar 0,97% disusul sektor aneka industri sebesar 0,89%. Sementara sektor tambang mencatatkan penguatan tertinggi sebesar 1,74%. Bursa regional Asia kompak menguat pada perdagangan sore kemarin. Perdagangan hari ini, kembali naiknya bursa global dapat menjadi katalis positif mendukung naiknya kembali bursa IHSG.

Global Update


Pasar saham AS kembali menguat pada perdagangan kemarin dengan ditutup naik tipis 0,2% didorong oleh kenaikan harga minyak mentah dunia yang membuat saham energi ikut berimbas naik. Begitu juga saham sektor keuangan naik karena hasil laporan keuangan yang baik pada 3Q16 ini. Indeks Dow Jones naik 40,68 poin (0,22%) ke 18.202,62. Indeks S&P 500 naik 4,69 poin (0,22%( ke 2.144,29. Indeks Nasdaq Composite naik 2,58 poin (0,05%) ke 5.246,41.Begitu juga bursa saham Eropa yang kembali menguat dimanaIndeks Stoxx50dan FTSE100 masing-masing naik 0,3% ke 3.055,9 dan 7.021,9.

News Highlights

Ø TOTL Kantongi Kontrak Rp 2,5 T
Ø PPRO Bidik Rp1,5 Triliun Dari Rights Issue
Ø ANTM dapat fasilitas pinjaman USD1,5 M
Ø Laba BUKK tumbuh 33,56% YoY di 3Q16
Ø MDLN lunasi surat utang US$ 57 juta
Ø BRMS bayar pinjaman US$ 350 juta
Ø WSKT peroleh pinjaman Rp 4,6 triliun

sumber
 
Bursa Hari Ini Friday , 21 Oct 2016

MarketMovement


IHSG melemah 0,10% ke 5.403,690 diasaat kesulurahan perdagangan berada di posisi positif.Investor asing tercatat melakukan net buy dengan nilai transaksi mencapai Rp235,9 miliar di seluruh pasar. Enam sektor melemah, sementara 4 sektor lainnya menguat. Sektor industri dasar memimpin pelemahan indeks sore ini sebesar 1,03%. Sementara sektor perdagangan mencatatkan penguatan tertinggi sebesar 0,76%.Bursa regional Asia kompak menguat pada perdagangan sore kemarin. Perdagangan hari ini, minimnya sentimen positif dari bursa global dan masih menunggunya data laporan keuangan 3Q16 ini, kami perkirakan IHSG dapat berakhir datar dan cenderung melemah.

Global Update

Pasar saham AS melemah pada perdagangan kemarin akibat tajamnya penurunan saham sektor telekomunikasi, namun penurunan saham telekomunikasi ini bisa ditahan dengan kenaikan saham sektor kesehatan dan keuangan. Contohnya American Express, yang sahamnya lompat 10,3% karena kinerjanya yang kuat sepanjang kuartal 3Q16. Indeks Dow Jones turun 40,27 poin (0,22%) ke 18.162,35. Indeks S&P 500 turun 2,95 poin (0,14%) ke 2.141,34. Sementara indeks Nasdaq Composite turun 4,58 poin (0,09%) ke 5.241,83. Bursa saham Eropa berhasil menguat dimanaIndeks Stoxx50dan FTSE100 masing-masing naik 0,7% ke 3.076,6 dan 0,1% ke 7.026,9.

Economic Update

RDG BI Oktober 2016

Ø BI 7-days RR Rate turun 25 bps
Ø Pemulihan ekonomi global melambat
Ø Surplus NPI dan deficit transaksi berjalan yang membaik
Ø Terjaganya sistem ketahanan perbankan nasional

News Highlights

Ø BRMS lunasi utang Credit Suisse Ag senilai USD350 juta
Ø BSDE raih dana segar US$ 200 juta dari obligasi
Ø Kisaran harga rights issue JSMR Rp 3.700-4.500/saham
Ø SOBI cari pinjaman US$ 100 juta
Ø PTPP jajaki akuisisi PLTG
Ø EMDE Garap Lahan 200ha
Ø MMLP Ekspansi Gudang Rp9,3 triliun
Ø PTPP Catat Kontrak Baru Rp24,3 triliun
Ø SMSM Tetapkan DPR minimal 45%
Ø SMSM Anggarkan Capex Rp100 miliar tahun depan
Ø Laju Kredit Diprediksi 6-7%

sumber
 
Market Analysis Friday , 21 Oct 2016

Menguat di sesi awal perdagangan kemarin, akhirnya IHSG ditutup melemah sebesar 0.10% atau 5.60 poin dan ditutup di level 5,403.69. Namun minat beli asing juga mulai tercatatkan kembali mewarnai pergerakan indeks di perdagangan kemarin walaupun hanya sebesar Rp.235.91 miliar. Dan dari sekitar 399 saham yang kemarin aktif di perdagangkan sekitar 124 saham menguat, 165 saham terkoreksi, dan 110 saham tidak mengalami perubahan. Dan secara keseluruhan pergerakan iHSG diperkirakan masih akan berfluktuatif dikisaran:

Support : 5,371.58
Resistance : 5,421.86

2016-10-21_Comp1.PNG

2016-10-21_Comp2.PNG


Stock Analysis

2016-10-21_ANTM1.PNG

2016-10-21_ANTM2.PNG

Saham ANTM trading range saat ini dikisaran level 790 – 840. Bila menguat dan bertahan di atas level 840 membuka peluang untuk menguji kisaran level 985 sebagai target sementara berdasarkan pola flag. Namun waspada bila melemah dan bertahan di bawah level 790 karena membuka peluang untuk menguji level 760 sebagai target koreksi sementara.

2016-10-21_BBRI1.PNG

2016-10-21_BBRI2.PNG


Saham BBRI trading range masih dikisaran level 11850 – 12400. Bila harga menguat dan berhasil bertahan di atas level 12400 akan membuat kembalinya tren menguat. Namun bila harga melemah dan bertahan di bawah level 11850 membukapeluang untuk melemah lebih jauh menguji kisaran level 11300 sebagai target koreksi sementara.
 
Bursa Hari Ini Monday , 24 Oct 2016

Market Movement


IHSG di akhir pekan diakhiri flat ke level 5.409,2, dimana saham-saham sektor consumer menguat paling tinggi sementara saham-saham sektor tambang, perkebunan, dan aneka industri memimpin pelemahan pasar. Investor asing tercatat di posisi net buy mencapai Rp236 miliar di seluruh pasar, imbas sentimen positif dari 7days Repo Rate yang diturunkan oleh BI dari 5% menjadi 4,75%. Nilai tukar Rupiah terhadap USD di akhir pekan melemah tipis 0,3% ke Rp13.042. Mengawali pekan ini, kami perkirakan IHSG mampu bergerak positif dalam rentang terbatas.

Global Update

Pasar saham AS dan Eropa kompak ditutup datar di akhir pekan di tengah kekuatiran terhadap penguatan USD dapat menjadi resiko bagi kinerja perusahaan multinasional serta penantian pasar akan laporan kinerja emiten 3Q16. Indeks Dow Jones, S&P500 dan Nasdaq masing-masing ditutup flat di level 18.145,7 (-0.1%), 2.141,2 (-0,0%) dan 5.257,4 (+0,3%). Sementara itu indeks acuan saham Eropa, Stoxx50 dan FTSE 100 masing-masing diakhiri di level 3.077,7 (+0,0%) dan 7.020,5 (-0,1%).

News Highlights

Ø Produksi INCO Turun 1,8% YoY
Ø Tahun 2017, TELE targetkan penjualan Rp 30 T
Ø SIDO habiskan dana IPO di tahun depan
Ø MPMX targetkan pertumbuhan laba 20%
Ø 2017, SRAJ akan tambah dua unit Mayapada Hospital
Ø UNVR sudah belanjakan capex Rp 1,25 triliun
Ø WIKA bukukan kontrak baru HSR pada November-Desember 2016
Ø TOWR terbitkan obligasi Rp 6,5 triliun
Ø KIJA naikkan target obligasi global menjadi US$ 189,2 juta

Laba bersih BNII 9M16 tumbuh 118% YoY

sumber
 
Bursa Hari Ini Wednesday, 26 Oct 2016

Market Movement


IHSG ditutup melemah 0,4% ke 5.397,8 pada perdagangan hari Selasa (25/10). Secara sektoral, saham-saham yang menguat antaralain dari sektor perkebunan, industri dasar dan perdagangan, sementara 7 sektor lainnya melemah, dipimpin saham-saham aneka industri, konsumer dan manufaktur. Meski demikian, investor asing masih tercatat di posisi beli bersih dengan nilai transaksi mencapai Rp119,5 miliar di seluruh pasar. Nilai tukar Rupiah terhadap USD tercatat flat di level Rp13.005. Hari Rabu ini, IHSG diprediksi mixed cenderung melemah.

Global Update


Pasar saham AS kembali ditutup negatif dipengaruhi mixed-nya proyeksi kinerja industri besar seperti Blue Chips Caterpillar dan 3M Co oleh para analis, melemahnya indeks keyakinan konsumen, serta turunnya minyak mentah hingga 1,2% menjadi US$49,5 per barel. Indeks Dow Jones, S&P500 dan Nasdaq kompak turun masing-masing 0,3% ke 18.169,3; -0,4% ke 2.143,2; dan -0,5% ke 5.283,4. Indeks acuan saham Eropa juga melemah, terutama dipimpin oleh pelemahan saham-saham emiten farmasi yang dipicu laporan kinerja 3Q16 yang lemah. Indeks Stoxx50 ditutup turun 0,2% ke 3.087,4 sementara indeks FTSE100 naik 0,4% ke 7.017,6.

Result Update

SRIL 9M16 Result – BUY (TP Rp 410,-)

Ø 9M16 inline result
Ø 3Q15, penurunan penjualan 37% QoQ dikarenakan libur lebaran di bulan July 2016

BBRI 9M16 Result – Netral (TP Rp 13.450,-)

Ø Laba bersih BBRI 9M16 naik tipis 1,8% YoY
Ø NPL cenderung flat
Ø Penyaluran kredit naik 16,3% YoY

News Highlights


Ø Izin pabrik dibatalkan, SMGR bisa rugi Rp 5 T
Ø JSMR segera right issue Rp 1,78 triliun
Ø JSMR Bukukan laba bersih Rp 1,3 triliun
Ø 9M16, laba bersih TLKM tumbuh 27,6% YoY
Ø CINT akuisisi dua gudang TRIS
Ø Laba bersih BMRI turun 17,6% YoY
Ø Obligasi LPKR Oversubcribed 3,5 Kali

GGRM Dirikan Anak Usaha di Bidang Investasi

sumber
 
Rekomendasi Mingguan Lautandhana 31 Oktober 2016

Bursa Efek Indonesia mencatat rekor baru dari sisi volume perdagangan saham sepanjang pekan lalu seiring dengan kembali aktifnya saham-saham Grup Bakrie dari tidur panjangnya. Grup fenomenal ini hanya menyisakan BNBR yang bergeming diharga "gocap" dan juga BTEL yang masih berstatus suspen. Meskipun demikian, IHSG nyaris tidak mengalami perubahan berarti karena saham lainnya, terutama saham big-caps, cenderung bergerak mixed dengan kisaran sempit.

Aktifnya kembali saham Grup Bakrie tidak lepas dari meroketnya harga komoditas batubara di pasar internasional yang kini telah menyentuh level $104 per ton. Saham terkait lainnya seperti ADRO, HRUM, ITMG, PTBA, KKGI, INDY, DOID atau UNTR juga telah mengalami rally panjang yang dimulai sejak kuartal pertama 2016. Saham-saham batubara menjadi fokus investor terutama dengan minimnya sentimen positif disektor lainnya pasca berakhirnya periode I tax amnesty.

Disisi lain, investor asing cenderung konsisten melakukan penjualan saham menjelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 8 November 2016 dan makin besarnya peluang kenaikan suku bunga acuan The Fed pada FOMC Desember. Kondisi ini menjelaskan kenapa IHSG begitu sulit mendekati level psikologis 5.500 yang banyak didamba pelaku pasar.

Berikut adalah tabel saham pilihan Lautandhana untuk rekomendasi pekan ini:

TABEL PORTFOLIO

selengkapnya
 
Rekomendasi Mingguan Lautandhana 7 November 2016

Aksi demo atas dugaan penistaan agama akhir pekan lalu yang telah menyita banyak perhatian dan energi pelaku pasar, berakhir dengan damai dan akan diselesaikan melalui jalur hukum. Namun demikian kecenderungan investor untuk wait and see belum akan ditinggalkan karena selain menunggu hasil penyidikan Polri, pekan ini juga penuh dengan event yang tidak kalah penting dan gentingnya. Pertama, investor menunggu pengumuman BPS atas data GDP Indonesia di Q3 pada Senin 7 November, yang diprediksi tipis dibawah GDP Q2 yang sebesar 5,18%.

Kedua, investor domestik dan global menantikan Pilpres Amerika Serikat pada 8 November yang hasil cepatnya kemungkinan bisa kita peroleh sehari setelahnya atau pada 9 November WIB. Seperti diketahui, dalam jajak pendapat yang dilakukan sejumlah media, capres Hillary Clinton masih unggul tipis diatas pesaingnya Donald Trump. Dengan demikian peluang Trump untuk mengungguli Clinton masih terbuka. Konsensus memprediksi kemenangan Trump akan direspon negatif oleh investor dalam jangka pendek.

Lalu yang juga tidak kalah menarik perhatian investor domestik adalah pelaksanaan voting atas rencana perdamaian antara BUMI Tbk dengan para kreditornya pada 9 November. Hasil yang diharapkan investor diprediksi akan melambungkan kembali sentimen saham-saham Grup Bakrie dan mendongkrak volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia.

Berikut adalah tabel saham pilihan Lautandhana untuk rekomendasi pekan ini:

selengkapnya
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.