• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[konflik keraton surakarta] Keraton Mencekam, Pintu Kediaman Raja PB XIII Dijebol

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
p3AQK.jpg
Konflik di internal Kesunanan Surakarta Hadiningrat semakin panas. Setelah adu fisik antara kubu Dwitunggal Susuhunan Paku Buwono (PB) XIII dan Mahapatih Tedjowulan dengan kubu sejumlah putra-putri serta menantu mendiang PB XII, Senin (26/8/2013) siang, kondisi mencekam berlanjut di Keraton Solo hingga Senin malam.

Informasi yang dihimpun Solopos.com menyebutkan pintu Sasana Putra yang merupakan kediaman raja PB XIII dijebol oleh massa yang menyebut diri warga Baluwarti. Aksi itu sebagai puncak kemarahan warga yang tidak terima dengan kehadiran sekumpulan orang dari perguruan silat tertentu di dalam lingkungan Keraton.

Penjebolan pintu Sasana Putra Keraton terjadi pukul 19.50 WIB. Massa penjebol pintu gerbang Sasana Putra itu diduga warga pendukung Dwitunggal. Mereka mendobrak pintu masuk Sasana Putra dengan menggunakan mobil Toyota Hard Top warna putih berpelat nomor AD 8340 DG.

Setelah mendobrak pintu kayu warna biru muda selebar 2 m itu, massa yang semula sempat mengintip kondisi Sasana Mulya dari ketinggian tembok pagar merangsek masuk ke dalam lingkungan Keraton Solo. Mereka menyisir orang dari perguruan pencaksilat tertentu yang diduga dikerahkan sebagian putra-putri serta menantu mendiang PB XII yang berhimpun dalam organisasi kemasyarakatan Lembaga Adat Keraton Surakarta Hadiningrat.

Dalam kesempatan itu, GPH Madu Kusumo tampak turut masuk ke dalam Keraton dengan didampingi sekitar 150 warga.
 
Raja Solo Ingin Bubarkan Dewan Adat
xVeP.jpg
Pasca konflik internal Keraton Surakarta, Raja Pakubuwono XIII Hangabehi menggelar silaturahmi dengan ratusan warga Baluwarti. Dalam pertemuan itu mengemuka dukungan membubarkan Lembaga Dewan Adat yang selama ini berseberangan dengan kubu Pakubuwono XIII.

Pertemuan silaturahmi antara raja dan warga komplek keraton digelar sebagai ucapan terima kasih sang raja atas kepedulian warga yang ikut mengusir para pesilat yang didatangkan kubu Lembaga Dewan Adat saat konflik internal terjadi pada Senin lalu.

Keberadaan lembaga itu pun kian mendapat penolakan dari segenap warga yang hadir dalam silaturahmi itu. Bahkan, saat Tedjowulan menyampaikan dua pilihan sikap terhadapan keberadaan Dewan Adat, warga pun dengan tegas menyatakan tidak setuju. "Setuju atau tidak dengan Dewan Adat," kata Tedjowulan.

Munculnya dukungan dari sikap warga yang menolak Dewan Adat menyebabkan Tedjowulan meminta kepada warga untu ikut mendukung dan berdiri di belakang sinuhun. "Kalau tidak setuju dengan Dewan Adat, ya harus diupayakan caranya," katanya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa struktur Lembaga Dewan Adat tidak ada dalam sejarah Keraton Surakarta. "Dalam sejarah Keraton Mataram tidak ada yang namanya Dewan Adat. Kita tidak mengakui adanya Dewan Adat," katanya.

Seperti diketahui pasca rekonsiliasi antara kubu Pakubuwono XIII Hangabehi dengan kubu KGPH PA Tedjowulan pada tahun 2012 lalu yang sebelumnya juga menobatkan dirinya sebagai Raja Keraton Surakarta. Sejak rekonsiliasi yang diprakarsai Pemkot Solo itu, Tedjowulan yang merupakan saudara sebapak Hangabehi mau melepaskan jabatan rajanya dan menjadi pasangan dwi tunggal sebagai mahapatih mendampingi sang raja.

Namun, hasil rekonsiliasi di antara dua raja kembar itu ternyata tidak didukung oleh Lembaga Dewan Adat yang dikoordinatori oleh sejumlah adik kandung Hangabehi. Alhasil, kubu tersebut selalu menolak kebijakan yang dihasilkan oleh kubu Raja Paku Buwono XIII dan KGPH PA Tedjowulan.

Puncak perseteruan itu terjadi pada hari Senin lalu saat kubu Paku Buwono XIII akan menggelar halal bi halal dan penobatan Tedjowulan sebagai mahamenteri. Saat itu, kubu Lembaga Dewan Adat membubarkan secara paksa acara yang digelar di Sasono Mulyo.
Tak hanya itu, kubu tersebut juga mendatangkan para pesilat dari sejumlah daerah di sekitar Solo. Tak pelak, aksi itu mendapatkan pertentangan dari warga Baluwarti yang tinggal di dalam tembok keraton.

Untuk menghindari terjadinya bentrokan antar kedua belah pihak, pihak kepolisian dan TNI pun mengevakuasi para pesilat tersebut untuk pulang ke daerahnya masing-masing. Kepulangan mereka pun dikawal ketat petugas kepolisian.
 
Lho ini kan Solo, bukan Semarang ?! :-?
Wah kok ribut terus tuh, ntar gak dikasih Daerah Istimewa loh sama Pemerintah RI ;))
 
masukin semarang, lha ndak ada regional Solo, lagian Solo kan masih masuk Jawa Tengah. blum memisahkan diri :)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.