• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Ketua IAGI Pengda Jatim Sebut Pengeboran Gas Lapindo di Tanggulangin Aman

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
Di tengah protes masyarakat dan opini publik penolakan pengebiran gas oleh PT Lapindo Brantas Inc di Desa Kedung Banteng, Tanggulangin, Sidoarjo, yang berimbas penghentian, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengda Jatim, Handoko Teguh Wibowo ST MSc, malah mengeluarkan pernyataan berbeda.

Dia mengatakan, lokasi pengeboran di desa Kedungbanteng itu aman dari semburan.

Komentar kontroversi itu, diungkapkan Handoko dalam rilis yang dikirimkan, Selasa (19/1/2016).

Dia mengaku pernyataan yang dikeluarkannya berdasarkan data-data dari hasil penelitiannya sejak semburan ada hingga saat ini.

"Kami meneliti sejak awal dan tak pernah berhenti mengamati semburan lumpur di Sidoarjo itu. Yang kami amati dan teliti arah patahannya hingga memetakan zona-zona yang berbahaya hingga zona yang aman. Dan data yang kami temukan kawasan itu memang aman," jelas Handoko, yang sehari-hari mengajar di ITATS.

Komentar itu dijelaskan Handoko sebagai hasil penelitian. Pihaknya tidak peduli pernyataannya akan dijadikan PT Lapindo Brantas Inc sebagai senjata untuk melanjutkan proyek eksplorasi gas di daerah itu.

"Tugas saya sebagai peneliti adalah menyampaikan hasil penelitian saya. Dan jika banyak yang mempertanyakan saya tentang itu, saya akan tunjukkan datanya dari tahun ke tahun. Dan hasil penelitian saya itu juga sudah saya publish di jurnal internasional tahun 2010 lalu dan tahun 2012 lalu saya juga mempresentasikannya di seminar internasional. Tapi kok baru sekarang ributnya ya?," jelas lulusan magister Geologi Oregon University di Amerika itu.

Handoko juga mengaku jika dirinya sangat berempati pada korban lumpur yang hingga kini masih trauma dan mungkin masih ada haknya yang belum dibayarkan. Namun diluar hal itu dirinya harus menyampaikan hasil penelitian riil yang sebenarnya.

"Sebenarnya kalau ngomong tentang daerah yang masuk zona patahan atau bahaya itu justru sumur Ngunut 19. Tapi tidak terjadi semburan karena kedalamannya tak sampai sedalam lumpur yang ada saat ini, yakni sekitar 3 kilometer (km). Apalagi dengan sumur pengeboran baru yang akan digali 1 km kedalamannya," tegasnya.

Ditambahkan, sebenarnya tahun 2006 lalu juga pernah dilakukan pengeboran 200 meter dari pusat semburan lumpur. Dimana pengeboran ini dilakukan sedalam 3,5 km untuk memasukkan semen ke sumber semburan. Meskipun dekat dengan pusat semburan justru sama sekali tak ada semburan gas apalagi lumpur, karena kawasan itu bukan wilayah patahan.

"Artinya, walaupun jaraknya dekat tapi bukan masuk wilayah patahan akan aman. Namun kalau jaraknya jauh sekalipun dari sumber lumpur, jika itu termasuk kawasan yang dilalui patahan, akibatnya akan fatal. Hal ini yang seharusnya dipahami masyarakat sehingga tidak terjadi ketakutan apalagi kepanikan yang berlebihan," tandas Handoko.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.