• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Kerancuan warna Minyak goreng....

magnum

IndoForum Activist C
No. Urut
1320
Sejak
27 Mei 2006
Pesan
14.143
Nilai reaksi
417
Poin
83
Isu beredarnya minyak goreng bekas restoran cepat saji yang dicampur dengan minyak goreng curah di pasar-pasar, membuat sebagian konsumen merasa khawatir.

Mereka setengah tak yakin pada isu tersebut. Ada pula keraguan, minyak yang dibeli dari pasar juga telah dicampur dengan jelantah tersebut.

Kekhawatiran konsumen bisa dimengerti, mengingat minyak goreng di pasaran, baik minyak goreng kemasan maupun minyak goreng curah, tidak memiliki standar warna baku. Ada minyak goreng yang putih kekuningan, ada yang kuning keemasan, ada yang cenderung oranye, dan ada juga yang berwarna kemerahan.

Selain itu, tampilan minyak goreng pun ada yang jernih dan ada juga yang keruh. Sebagian orang menganggap, semakin jernih warna minyak goreng, berarti semakin bagus. Sementara sebagian konsumen lain cenderung memilih yang berwarna putih kekuningan atau kuning keemasan.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Thomas Dharmawan mengakui bahwa memang ada minyak bekas restoran cepat saji yang dijual lagi. Namun, penggunaannya tidak diperuntukkan untuk keperluan konsumsi manusia.

"Biasanya minyak jelantah itu dipakai untuk bahan baku obat nyamuk, makanan hewan, biodiesel, dan sebagainya. Tetapi tidak dijual lagi untuk konsumsi orang," kata Thomas menegaskan.

Kalaupun ada kebocoran, misalnya ada jelantah yang diproses lagi, lalu dijual untuk konsumsi manusia, menurut dia, jumlahnya tidak signifikan. Ini mengingat jumlah jelantah itu sendiri juga tidak terlalu besar.

"Jumlah restoran cepat saji juga tidak banyak. Kalaupun mereka menjual lagi jelantahnya, sudah ada pembeli rutin yang menampung. Itu pun dengan syarat tidak untuk diproses guna konsumsi manusia," ucapnya.

Kerancuan warna

Menurut Direktur South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center yang juga Ketua Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia Dr Ir Purwiyatno Hariyadi MSc, ada kerancuan pada masyarakat dalam memilih minyak goreng.

"Masyarakat kita dalam memilih minyak goreng lebih mempertimbangkan warna. Padahal, warna tidak menentukan kualitas minyak. Yang penting adalah kejernihan dan bau. Minyak apa pun warnanya, jika jernih dan tidak tengik berarti minyak itu bagus," kata Purwiyatno.

Masih mengenai warna, menurut dia, justru yang baik adalah minyak goreng berwarna kemerahan.

"Minyak goreng berwarna merah yang terbuat dari kelapa sawit justru mengandung betakarotin yang merupakan provitamin A. Karena masyarakat lebih senang minyak goreng berwarna kuning jernih, biasanya oleh produsen minyak goreng dilakukan penyaringan beberapa kali. Akibatnya, provitamin A alami ini hilang. Sebagai pengganti, produsen menambahkan lagi vitamin A ke dalam minyak goreng," ujar Purwiyatno yang pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor.

Thomas menambahkan, proses penyaringan yang beberapa kali juga menentukan harga minyak. Semakin banyak disaring dan memakai beberapa bahan penyaringan, maka harganya pun semakin mahal.

Berdasarkan rasio penjualan, minyak goreng curah menguasai 90 persen pangsa pasar, sedangkan minyak goreng kemasan hanya 10 persen. Minyak goreng curah sebagian besar dikonsumsi oleh industri makanan seperti kacang goreng dan biskuit.

Menurut Purwiyatno, untuk mengetahui apakah minyak goreng tersebut merupakan minyak campuran jelantah, ada beberapa cara. Pertama, biasanya minyak campuran tidak memiliki kebeningan yang sempurna. Kedua, walaupun telah disaring, ada beberapa partikel sisa gorengan yang tertinggal dalam minyak tersebut.

Ketiga, minyak yang pernah dipakai menggoreng biasanya mengandung bau dari produk pangan yang digoreng sebelumnya. Misalnya, bekas menggoreng ayam akan tercium bau ayam pada jelantah itu. Keempat, minyak yang mudah berasap walau baru dipakai sebentar dan dengan panas standar mengindikasikan minyak itu pernah dipakai.

"Jika pada saat menggoreng minyak itu menimbulkan terbentuknya busa yang terlalu banyak, maka ini tanda minyak telah rusak," ujar Purwiyatno.

Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya minyak goreng dipakai maksimal empat kali periode penggorengan. Periode artinya minyak jelantah telah mengalami proses pendinginan sebanyak tiga kali.

Namun, jika penampilan jelantah sudah kehitaman, kental dan berbuih ketika dipanaskan kembali, sebaiknya dibuang saja.

Klaim nonkolesterol

Sedangkan mengenai minyak goreng kemasan, menurut Huzna G Zahir dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, ada yang keliru dari klaim nonkolesterol yang dicantumkan di sini.

Menurut dia, klaim tersebut menyesatkan konsumen. Seolah minyak goreng tersebut memiliki nilai lebih ketimbang produk lain yang tidak mencantumkan klaim nonkolesterol.

Alasannya, kolesterol hanya terdapat pada jenis produk hewani, bukan nabati. Sedangkan minyak goreng terbuat dari nabati seperti kelapa, kelapa sawit, jagung, dan biji bunga matahari.

"Pencantuman klaim ini jelas-jelas hanya ingin menarik keuntungan saja," kata Huzna.

Selain itu, penyebutan nonkolesterol juga bisa menjebloskan konsumen pada pemahaman yang keliru.

"Seolah-olah karena tidak ada kolesterol, minyak ini boleh dikonsumsi secara bebas, bahkan berlebihan," ujar Huzna.

Huzna mengingatkan, walau terbuat dari nabati, minyak goreng tetap mengandung asam lemak, baik asam lemak tak jenuh maupun asam lemak jenuh. Jika dikonsumsi secara berlebihan, keduanya pun bisa menimbulkan hal negatif bagi kesehatan. Misalnya, kolesterol dan penyakit jantung.

Kiat dalam Menggoreng

Menggoreng adalah pekerjaan yang biasa dilakukan dalam memasak. Namun jika dilakukan dengan benar, selain mendapatkan hasil gorengan yang sempurna, penggunaan minyak goreng pun jadi lebih efisien. Berikut ini ada beberapa tips dari Purwiyatno Hariadi, Direktur SEAFAST Center.

* Cuci, bersihkan, dan keringkan wajan penggoreng dengan baik. Pastikan bahwa wajan tidak lagi mengandung sabun atau detergen. Sebab, walaupun hanya sedikit, adanya sabun atau detergen akan menyebabkan terbentuknya busa dan gelembung udara selama proses penggorengan. Hal ini akan mempercepat proses kerusakan minyak.

* Keringkan atau tiriskan dengan baik produk pakngan yang akan digoreng. Air yang berlebihan pada produk pangan yang digoreng akan mempercepat kerusakan dan ketengikan minyak goreng. Adanya air juga dapat membahayakan karena bisa menyebabkan percikan minyak panas yang dapat menyebabkan kerusakan kulit, bahkan kebakaran. Untuk produk pangan beku, sebaiknya dilelehkan dan ditiriskan lebih dulu sebelum digoreng, kecuali untuk produk yang tidak banyak mengandung air, misalnya kentang.

* Pada proses memasak, panaskan minyak lebih dulu sebelum dimasukkan bahan pangan yang akan digoreng. Hal ini akan mempersingkat waktu produk pangan tersebut tercelup dengan minyak sehingga mengurangi jumlah minyak yang terserap pada bahan pangan tersebut.

* Hindari menggunakan minyak yang telah digunakan secara berlebihan (suhu terlalu tinggi, waktu terlalu lama, atau penggunaan jelantah yang telah berulang kali) untuk menggoreng makanan.

* Setelah menggoreng hendaknya minyak didinginkan. Setelah minyak dingin, lakukan penyaringan dengan kain saring (saringan tahu) atau penyaring halus lain. Penyaringan akan menghilangkan sisa produk pangan yang gosong serta akan memengaruhi perubahan warna dan cita rasa.

* Simpan minyak goreng bekas pakai yang telah disaring pada tempat yang bersih. Letakkan di tempat yang gelap dan sejuk (lemari es). Minyak yang dibiarkan terbuka akan terkontaminasi udara bebas sehingga mudah tengik.

* Jika akan digunakan lagi, tambahkan sedikit minyak yang masih segar supaya jumlahnya mencukupi. Dengan cara ini, minyak dapat digunakan untuk menggoreng sampai 4 atau 6 kali periode penggorengan. (ARN)
 
Penggunaan dan juga cara pemilihan minyak goreng ternyata memerlukan kejelian konsumen juga /hmm
Ada sedikit saran juga , untuk pemakaian minyak goreng ( jelantahnya ) sebaik nya minyak bekas gorengan tsb tidak di gunakan lebih dari 3 kali menggoreng, karena bisa menyebab kan penyakit kanker /...
 
tapi kebanyakan konsumen lebih mementingkan harga murah di banding kesehatan
 
tau ngak kebanyakan tukang gorengan di pinggir jalan tuh minyak nya ngak pernah di ganti sampe item bangget warnanya,tukang gorengan kek pisang goreng/tahu/ayam,pokok nya gorengan yg 1 macem ,kalo tukang nasi goreng sih kek nya di ganti...
 
nah itulah yang sering menyebabkan banyak penyakit karena kekurang tahuan para konsumen menggunakan minyak goreng
 
tau ngak kebanyakan tukang gorengan di pinggir jalan tuh minyak nya ngak pernah di ganti sampe item bangget warnanya,tukang gorengan kek pisang goreng/tahu/ayam,pokok nya gorengan yg 1 macem ,kalo tukang nasi goreng sih kek nya di ganti...
wah.. bahaya banget donk ini
bisa menimbulkan banyak penyakit
jadi kita harus hati2 kalau makan gorengan di pinggir jalan
 
@Florentina
iya emang begitu liat aja warna nya hitam tp bkn warna kuali nya lhoo.....coba deh masak apa aja berkali kali minyak nya ngak di ganti pasti hitam.....

tp kalo tukang jualan yg campur2 kek misalnya pedagang ini menjual nasi goreng,bihun goreng,mie rebus,dll biasanya di ganti karena abis goreng minyak nya di buang mungkin ada yg ngak.......makanya harus di lihatin
 
makanya itu kalo aku diajak temen makan gorengan / nasi / mie di warung2 pinggiran jalan tetap aku nolak, sampe2 di bilank is sok bersih sok kaya diajak makan yg murah gak mau, padahal mereka gak tau alasan sebenarnya

gara2 makan yg murah2 nyawa kita terancam, mending gak usa la yau, biarin dah mereka mau bilank apa
 
makanya itu kalo aku diajak temen makan gorengan / nasi / mie di warung2 pinggiran jalan tetap aku nolak, sampe2 di bilank is sok bersih sok kaya diajak makan yg murah gak mau, padahal mereka gak tau alasan sebenarnya

gara2 makan yg murah2 nyawa kita terancam, mending gak usa la yau, biarin dah mereka mau bilank apa


biasa nya nasi goreng minyak nya di ganti karena dia bisa aja abis masak yg lain,itu bwat yg jualan nya lebih dari 1 macem,yg paling bahaya tuh yg jualan gorengan kek tahu,tempe,dll kan dia goreng truss dari pagi~sore ngak di utak atik...
 
Kalau mencuci bekas penggorengan, di tulis diatas kalo pake sabun, bahan kimianya masih tertinggal di penggorengan.
Padahal mencuci penggorengan, rasanya belum bersih, jika tanpa menggunakan sabun.
Solusi nya lalu bagaimana, spy kita bisa cuci penggorenagn tanpa sabun, tapi hasil nya besih /?
 
pakek sabun apa tuh???pake Sunlight,kek nya pake Sunlight ato semacam nya bersih deh???/hmm
 
ya pake sunlight jadi bersih bersinar boooooooo
 
minyak goreng sekarang itu dari bekas diolah kembali...
biasanya nasgor pinggiran
 
biasanya tukang nasgor yg jualan macem2 tuh ngak pake minyak banyak2 jd di buang minyak nya tp kalo gorengan kayak pisang goreng,molen,tahu gor,bala2 tuh kan minyak nya ngak di ganti karena semua nya di masak dlm satu kuali...:D
 
Supaya lebih sehat, memang kita perlu memilih minyak jagung /no1
Lalu mengenai minyak goreng yang di iklan dikatakan diproses penyaringan sampai 2 kali, kira2 bener apa cuman gaya bahasa iklan nya doang /?
 
lha wong di saring 1000x jg sama aja,dia nyaring nya pake apa??saringan biasa??sama aja boong....jgn percaya sama iklan.

di indo blom ada acara TV yg membuktikan kaulitas suatu barang sih!!

ex:~kualitas makanan di cek kadar nya bener apa gak?berekualitas apa gak??
~misalnya di rekam pake hidden kamera tukang cat kerja nya gimn??bersih/gak??mahal/gak??profesional/gak??
~bir,di cek anak di bawah 16 thn di perboleh kan beli/ngak(karena kadang2 toko2 bir ada yg curang),tdk punya ID boleh bli bir apa ngak??
~Gear bag,di cek bahan nya,kualitas nya,kwalitas nya
 
iy,,g jg ampe serem ngeliat tukang2 gorengan yg minyaknya ampe item gtu,,uda gitu bknnya diganti malah langsung ditambahin minyak baru gtu /wah
 
dia tuh emang kuali nya gede dan minyak nya ngak di tambah ato di kurangi bahkan di ganti.....yah dai tinggal masukin gorengan mentah truss kalo dah jadi di ambil,lalu begitu terus kerjaan nya.......
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.