• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Jokowi dan Jaladara

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
MVaQ.jpg
Wayang kulit bertajuk Parikesit Dadi Raja digelar di Jakarta pada 28 September 2014. Penggagasnya Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Kabinet Indonesia Bersatu II. Selain sebagai bentuk syukur atas Pilpres yang aman dan damai, lakon itu dipilih mengingat terpilihnya Joko Widodo dianalogikan seperti layaknya kstatria Pandawa, Parikesit.

Raden Parikesit lahir pascaperang Baratayuda. Ia merupakan putra dari Raden Abimanyu dengan Dewi Utari. Parakesit sangat disayang oleh para Pandawa. Jokowi, ungkap Hermanto, mirip halnya dengan cerita Puntadewa atau Yudhistira ketika menetapkan pewaris tahta kerajaan Hastina.

"Parikesit melambangkan pentingnya dilakukan pendadaran. Parikesit jadi raja, tidak hanya karena suratan takdir, tetapi pendadaran," katanya di sela acara tersebut.

Karena Parikesit lahir seusai Baratayuda, tentunya ia belum tahu bagaimana kehebatan kereta Kiai Jaladara. Dalam perang Baratayuda, diceitakan kereta kerajaan Dwarapati itu dikemudian oleh Kresna. Kereta itu ditarik oleh delapan kuda pilihan Dewa Wisnu yang dikirim dari Kahyangan.

Kuda-kuda itu telah mengerti kemauan dari tuannya, meski tanpa menggunakan isyarat tali kekang pun.
Kereta Jaladara diceritakan juga bisa terbang. Itu di jagad pewayangan.

Pada zaman kekinian, barangkali Jaladara gambaran kereta supercepat. Maklum jika Parikesit terkesima andai ia sudah lahir saat Baratayuda . Seperti halnya Jokowi, yang dianalogikan sebagai Parikesit, saat berkunjung ke Tiongkok pada November 2014.

Saat itu Jokowi menjajal kereta supercepat Tiongkok (berkecepatan lebih dari 400 km per jam), dan terobsesi membangun proyek serupa di Indonesia.

Empat bulan kemudian, tepatnya 25 Maret 2015, pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden China Xi Jin Ping di Jakarta, antara lain membahas mengenai realisasi pembangunan kereta supercepat Bandung-Jakarta. Sore harinya Kementerian BUMN dan sejumlah perusahaan BUMN menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan BUMN China mengenai realisasi pelaksanaan pembangunannya. Dari dokumen perjanjian antarkedua belah pihak itu, disebutkan, kereta cepat yang akan dibangun memiliki kecepatan 350 kilometer (km) per jam.

Rupanya perjalanan proyek itu tak secepat keretanya. Keberatan atas atas proyek itu disampaikan berbagai kalangan. Ketua Institut Studi Transportasi Darmaningtyas, misalnya, Kamis (3/9/2015) mengatakan, negara-negara lain yang biasanya membangun kereta berkecepatan tinggi akan mempertimbangkan masalah mobilitas.

Namun, jelasnya, jalur Jakarta-Bandung sebenarnya sudah dilayani oleh jaringan kereta api dan memiliki jalan tol yang kondisinya relatif bagus.

Perkembangan terkini, pemerintah merevisinya menjadi kereta menengah. Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko, Selasa (8/9/2015) memaparkan bahwa kereta yang akan dibangun dari Jakarta ke Bandung hanya bisa menempuh kecepatan 180 km/jam maksimal, sama seperti kereta reguler yang dipakai antarkota.

Proyek kereta supercepat akhirnya baru sebatas obsesi. Namun, Jokowi pantas bersyukur. Di kota yang pernah dipimpinnya, Solo, sudah punya kereta yang memiliki nama seperti kereta supercepat zaman pewayangan.

Yaitu kereta api uap Jaladara, atau bahasa Jawanya Sepur Kluthuk Jaladara. Kereta wisata ini, meski jalannya lambat, mampu memikat para wisatawan. Sekaligus sebagai pengingat, pariwisata sebagai sumber devisa layak digarap lebih cepat lagi.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.