• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Jangan Terlalu Banyak Menggunakan Smartphone!!

rosa89

IndoForum Junior A
No. Urut
77770
Sejak
13 Agt 2009
Pesan
2.699
Nilai reaksi
165
Poin
63
contact_cat.jpg

Kompas.com - Mungkin pada awalnya Anda membeli ponsel cerdas untuk membuat hubungan dengan orang lain tak berjarak dan meningkatkatkan produktivitas. Tetapi tanpa disadari kini Anda tidak bisa melewatkan 5 menit tanpa mengintip smartphone, entah itu melihat pesan yang masuk atau pun mengganti status di jejaring sosial.

Gejala tak bisa menahan diri untuk mengecek ponsel bukan hanya dialami Anda saja. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Personal and Ubiquitous Computing menunjukkan kebiasaan itu hadir di mana-mana.

Peneliti studi tersebut menemukan kebanyakan pengguna smartphone kini punya kebiasaan baru yang disebut "checking habits" alias terus menerus memeriksa email, pesan atau aplikasi lain seperti Facebook atau Twitter.

Disebutkan rata-rata kurang dari 10 menit mereka sudah "gatal" ingin memeriksa ponselnya. Rata-rata responden dalam penelitian itu memeriksa ponsel mereka 34 kali dalam sehari, bukan karena memang ada yang penting, tetapi karena hal itu sudah jadi kebiasaan atau memang ada dorongan.

"Dorongan itu sangat sulit dihindari. Bahkan kebanyakan tidak sadar apa yang sedang dilakuannya karena itu merupakan kebiasaan dibawah sadar," kata Loren Frank, neuroscietist dari Universitas California, Los Angeles.

Sebagai kebiasaan dibawah sadar, menurut Frank hal itu terjadi melalui dua proses. Pertama, otak menyukai perasaan ketika ia menerima email. Pesan yang masuk ke ponsel adalah sesuatu yang baru dan seringkali isinya menyenangkan, misalnya pesanan untuk membeli dagangan kita atau barangkali pujian dari rekan kerja atas keberhasilan suatu projek. "Setiap kali kita mendapat email ada sebuah sentakan kecil, sebuah feedback positif bahwa kita adalah orang yang penting. Ini bisa menjadi semacam ketagihan," kata Frank.
Ketika otak menjadi terbiasa dengan feedback positif, tangan mencari-cari ponsel menjadi sebuah hal yang otomatis walau kita tak bermaksud. Menurut Frank, keinginan untuk selalu memeriksa ponsel berasal dari striatum, bagian otak yang mengatur tindakan kebiasaan. Sebentar-sebentar memeriksa ponsel cerdas tentu berdampak buruk pada kehidupan nyata. Sebut saja, pasangan merasa diabaikan, produktivitas kerja menurun, atau jadi jarang memperhatikan orang yang berada di sekitar kita.
Clifford Nass, profesor komunikasi dan ilmu komputer dari Stanford University berpendapat pada dasarnya manusia tidak suka berpikir keras. "Kebiasaan memeriksa ponsel adalah cara untuk tak perlu berpikir keras tapi kita merasa seperti sedang mengerjakan sesuatu," katanya.

Jika Anda sudah masuk dalam kelompok ketagihan memeriksa ponsel, ada baiknya Anda menjauhkan diri dari ponsel beberapa jam dalam sehari. Bila hal itu membuat Anda tidak nyaman, mulailah dengan 10 menit. Buatlah daftar zona bebas ponsel, misalnya di kamar atau saat Anda berada dalam situasi sosial seperti saat bersama teman atau keluarga. Tahanlah diri untuk tidak selalu menatap layar ponsel Anda.


Source

KOMPAS.com - Ponsel pintar atau "smartphone" terbukti dapat mengganggu penglihatan karena memaksa mata bekerja keras. Demikian hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Optometry and Vision Science edisi Juli 2011.

Menurut hasil riset para ahli dari SUNY State College of Optometry di New York City AS, ponsel pintar cenderung memaksa mata mereka bekerja ekstra keras dibandingkan saat membaca buku atau koran. Sebab melalui ponsel pintar, orang menjadi banyak menghabiskan waktu untuk membaca dan mengirimkan pesan singkat (SMS), serta berinternet.

Penelitian tersebut melibatkan sekitar 130 sukarelawan yang rata-rata berusia 23 tahun. Saat membaca koran, buku, atau majalah cetak, rata-rata jarak mata ke objek adalah 40,64 sentimeter. Sedangkan rata-rata orang membaca atau mengirim pesan pendek hanya sejarak 35,56 sentimeter. Pada beberapa orang malah ditemukan jaraknya lebih dekat dari itu, sampai 17,78 sentimeter.

Penelitian juga mengatakan bahwa beban tambahan itu akan menyebabkan keluhan-keluhan seperti sakit kepala, mata kering, mana menegang, rasa tak nyaman, bahkan rabun.


Source

JAKARTA, KOMPAS.com — Fenomena penggunaan ponsel canggih atau smartphone di masyarakat memang sungguh luar biasa. Gadget mutakhir seperti Blackberry (BB) atau iPhone kini sudah menjadi bagian vital dari kehidupan seseorang sehingga selalu dibawa ke mana pun pergi.

Di balik kemudahan dan kecanggihan yang diberikan kepada penggunanya, gadget-gadget ini kerap mendatangkan risiko dan efek buruk bagi kesehatan. Tak jarang kita mendengar adanya laporan hasil riset yang mengaitkan efek radiasi ponsel dengan sejumlah penyakit, seperti kanker atau tumor.

Namun, sebuah laporan terbaru di Inggris menyebutkan, penggunaan gadget juga dapat meningkatkan risiko mengidap penyakit ambien atau haemorrhoid. Kok bisa?

Rupanya, perilaku penggunaan BB atau iPhone di sana sudah sedemikian akutnya. Gadget-gadget ini selalu digunakan kapan pun dan di mana pun, termasuk saat pergi ke toilet. Fenomena yang sama mungkin juga terjadi di Indonesia. Berada di toilet untuk buang hajat adalah kesempatan terbaik menggunakan ponsel sehingga penggunanya sering kali menjadi lupa diri karena asyik bermain games, chat, atau BBM-an.

Akan tetapi, perilaku itulah yang kemudian memicu risiko dan membuat kasus ambeien meningkat. Di Inggris, fenomena kasus ambeien ini memunculkan istilah "BlackBerry Bottom". Survei terbaru di Inggris menunjukkan, 8 dari 10 pengguna smartphone mengaku menggunakan ponsel saat di toilet. Padahal, berlama-lama duduk di toilet dapat menyebabkan risiko wasir menjadi bengkak. "Duduk di permukaan yang dingin dan keras dalam jangka waktu cukup lama dapat meningkatkan risiko timbulnya haemorrhoid, jadi Anda sebaiknya memainkan Angry Birds (game) di tempat yang lebih nyaman," ujar Stephanie DeGiorgio, dokter dari wilayah Kent.

Sebuah survei di Inggris menunjukkan, pria cenderung lebih suka bermain game saat berada di toilet, sedangkan wanita justru lebih senang menelepon di tempat ini. Baik pria maupun wanita mengaku kerap membuka Facebook, Twitter, dan e-mail di toilet. Meskipun demikian, tidak hanya bagian "belakang" yang terancam mengalami risiko kesehatan akibat penggunaan gadget secara berlebihan ini. Berikut adalah bagian tubuh lain yang juga mengalami risiko kalau Anda tidak bijak menggunakan ponsel canggih atau smartphone.

Kepala
Para dokter di Amerika Serikat belum lama ini mengidentifikasi suatu gejala yang disebut "ringxiety"—di mana seseorang merasakan dirinya seakan-akan mendengar suara ponsel berbunyi, padahal suara itu tidak pernah ada. Sebuah riset menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen pengguna ponsel menderita gangguan yang juga disebut "phantom ringing" tersebut.

Telinga
Peneliti di India menemukan, mereka yang mendengarkan musik dari earphone yang terhubung dengan ponsel berisiko ribuan kali lipat mengalami kontaminasi bakteri dalam telinga dibandingkan dengan yang tidak.
Memakai earphones akan membuat saluran atau rongga telinga menjadi lebih hangat dan lembab sehingga kuman akan lebih mudah berkembang.

Jempol
Gerakan yang berulang-ulang dari jempol dan telunjuk seperti dapat menimbulkan cedera dan otot-otot menjadi tegang. Ini akan memicu rasa sakit pada jari, jempol, dan sendi-sendi. Para ahli menyarankan kita agar selalu mengambil rihat setelah 30 menit memakai ponsel atau alat apa pun.

Kulit
Ponsel juga dapat memicu ruam kulit. Menurut Asosiasi Dermatologi Inggris, mobile phone dermatitis adalah gangguan pada kulit yang dapat dipicu akibat terlalu lama menggunakan atau menempelkan ponsel pada kulit.

Tangan
Penggunaan berlebihan pada konsol permainan, seperti Wii dan Xbox, bisa menyebabkan neutrophilic hidradenitis—sejenis lesi berwarna merah pada tangan. Gangguan ini juga disebut PlayStation Pimple. Kondisi ini, menurut British Journal of Dermatology, diakibatkan keringat yang berlebihan karena memegang handsets.


Source
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Maaf kalau repost /sry...
 
brarti smartphone bisa bikin kecanduan elektronik dong..

sebenernya separah apa sih kalo misalnya kita terus2an make tanpa ada waktu rehat??


contact_cat.jpg

ini salah satu dampak kbanyakan mainin smartphone yahh?? menjadi kucing..!!=))
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.