Nemesis
IndoForum Activist E
- No. Urut
- 55724
- Sejak
- 26 Okt 2008
- Pesan
- 9.732
- Nilai reaksi
- 503
- Poin
- 113
Apakah itu jelmaan karma atau takdir ??
Akupun berdendang dalam palung terdalam
Menarikan cinta bergaram sepi dan kecemasan
Aku ingin mengecapnya namun lidahku bergulung nafasku terkurung
Kulukis senyummu sebagai warna yang hilang
Keping-keping rahasia menjangkau dadaku
Di dalam kamar malam ini aku tak ingin mati tenggelam dalam sajakku sendiri
Dan sungguh tahu sebatang rusukku telah hilang
Sementara kau terus berbayang
Dan akupun karam, tersengal dalam nyanyian gaduh bagi batin dan jiwa.
Seribu milyar warna kehilangan nama di kedip mata
Lalu kelam, doa kehilangan airmata
Sebatang rokok berdiri tegak di pinggir akhiran
Aku menunggu yang pasti datang tanpa sesiapa
Kabut datang kabut pergi
Gigil meresap tiada rasa terhisap engkau terdiam,
Belum juga terjaga kesunyian meratakan fana engkau ada dan tiada
Berapa banyak kepingan waktu berserak di gigir
Kegamangan perasaan, hasrat bergerak tak beraturan
Dalam benturan mikroskopis semesta, kegelisahan
Mencair dalam sinar bintang yang jatuh, terdiam
Dalam pertanyaan tak berkesudahan
Bermetamorfosa menjadi kelinci yang lincah bergerak dalam keraguan tak bertepi.
Dan kesedihan menjadi begitu arif didepan mata yang tak berkaca
Diberikannya sebentuk mainan yang kau namakan pertanyaan
Debu yang mengotoripun kau beri nama kepercayaan
Seperti yang sudah, percakapan ini tak akan berhenti
Bahkan bila waktu harus menjemput......
Mendengar sayup lagumu
Perlahan kutemukan kembali
Ruang-ruang yang hilang dari batinku
Aku berangsur mencair, mengalir
Meraba-raba jejakmu
Tapi tetap saja aku terjebak
Dalam lingkaran
Berputar-putar mencari pintu...
Akupun berdendang dalam palung terdalam
Menarikan cinta bergaram sepi dan kecemasan
Aku ingin mengecapnya namun lidahku bergulung nafasku terkurung
Kulukis senyummu sebagai warna yang hilang
Keping-keping rahasia menjangkau dadaku
Di dalam kamar malam ini aku tak ingin mati tenggelam dalam sajakku sendiri
Dan sungguh tahu sebatang rusukku telah hilang
Sementara kau terus berbayang
Dan akupun karam, tersengal dalam nyanyian gaduh bagi batin dan jiwa.
Seribu milyar warna kehilangan nama di kedip mata
Lalu kelam, doa kehilangan airmata
Sebatang rokok berdiri tegak di pinggir akhiran
Aku menunggu yang pasti datang tanpa sesiapa
Kabut datang kabut pergi
Gigil meresap tiada rasa terhisap engkau terdiam,
Belum juga terjaga kesunyian meratakan fana engkau ada dan tiada
Berapa banyak kepingan waktu berserak di gigir
Kegamangan perasaan, hasrat bergerak tak beraturan
Dalam benturan mikroskopis semesta, kegelisahan
Mencair dalam sinar bintang yang jatuh, terdiam
Dalam pertanyaan tak berkesudahan
Bermetamorfosa menjadi kelinci yang lincah bergerak dalam keraguan tak bertepi.
Dan kesedihan menjadi begitu arif didepan mata yang tak berkaca
Diberikannya sebentuk mainan yang kau namakan pertanyaan
Debu yang mengotoripun kau beri nama kepercayaan
Seperti yang sudah, percakapan ini tak akan berhenti
Bahkan bila waktu harus menjemput......
Mendengar sayup lagumu
Perlahan kutemukan kembali
Ruang-ruang yang hilang dari batinku
Aku berangsur mencair, mengalir
Meraba-raba jejakmu
Tapi tetap saja aku terjebak
Dalam lingkaran
Berputar-putar mencari pintu...