• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Indonesia Negeri Ijazah

goesdun

IndoForum Junior A
No. Urut
32661
Sejak
7 Feb 2008
Pesan
3.022
Nilai reaksi
66
Poin
48
Jakarta - Baharuddin (42) memprotes keras kerani atau mandor di perkebunan sawit Semenanjung Malaysia karena menyebutnya pendatang haram.

"Saya marah kepada kerani. Saya katakan, saya muslim. Mana mungkin muslim haram," seru Baharuddin di kedai nasi padang kelolaan bersama istrinya dalam kompleks perumahan kaum marjinal kota, di Baloi Kebun, Batam, Kamis (25/12-08).

Beberapa perkebunan kelapa sawit di Selancar III (Pahang), Kota Tinggi dan Segamat dan perusahaan gudang di Pasir Putih (Johor Bahru) adalah tempatnya mencari ringgit selama 1984-1994, diselingi enam bulan mengumpulkan baht selaku buruh traktor sawah di Thailand.

Ia bekerja bertahun-tahun di negeri rantau hanya berbekal kartu penduduk Tanjungpinang, dan karenanya menjadi mangsa aparat Malaysia yang menangkapi pekerja asing tanpa izin atau pekerja asing degil (bandel).

Tahun 1996, Bahar, demikian ia biasa dipanggil, pulang kampung ke Tanjungpinang setelah merasakan betapa pedihnya dua cambukan rotan dan dua tahun penjara di Malaysia.

"Selepas dari penjara, saya masih ditahan satu tahun di Imigrasi Malaysia," kata Bahar yang setibanya di Batam membeli bangunan rumah di Baloi Kebun seharga Rp3 juta dan mengusahakan warung yang dimodali adik iparnya.

Menurut ayah dua anak itu, bekerja di Malaysia sangat mudah. Di sana, orang tidak ditanya ijazah ketika melamar ke pabrik atau perkebunan.

"Di Malaysia, yang terpenting adalah skill (keterampilan), bukan ijazah," ujar Bahar yang putus sekolah sejak kelas empat SD di Tanjungpinang, kota kelahirannya.

Selain sebagai operator fork lift, di negeri itu, Baharuddin pernah menjadi pengemudi truk gandeng. Keterampilan itu didapatnya dari teman-teman pekerja dari Indonesia.

Ketika melamar pekerjaan, Bahar hanya ditanya bisa apa, lalu diuji.

Untuk menjadi pengemudi truk gandeng, misalnya, ujian pertama adalah "Coba kamu start engine (hidupkan mesin)."

Kalau pelamar langsung memutar kunci kontak truk gandeng, dijamin lamarannya langsung ditolak. Seharusnya, ia memeriksa terlebih dulu keadaan minyak hitam (oli) dan mesin.

Lulus dari ujian pertama, pelamar harus menjalankan truk gandeng ke arah belakang kira-kira 50an meter. Harus bisa memundurkan kendaraan dengan lurus. Kalau mampu, pekerjaan baru sudah di tangan.

Lain di Malaysia, lain di negerinya. Lamarannya ke beberapa perusahaan di kota kelahirannya tak membuahkan hasil, hanya karena tak berijazah. Ia akhirnya hanya bisa menjadi pengojek.

Mulai 2005, Bahar bersama Ardiati, istrinya, hijrah, mengadu nasib di Kota Batam yang ternyata juga menuntut selembar ijazah kepada pelamar pekerjaan formal.

"Di sini pun sama. Waktu melamar yang ditanya adalah ijazah. Indonesia, negeri ijazah," keluh Bahar.

Ia lalu berandai-andai, jika saja ijazah bukan yang utama di negerinya, pastilah orang pandai mengemudi truk gandeng seperti dirinya atau teman-temannya yang terampil mengelas, yang mendapat pekerjaan. (A Jo Seng Bie *AN)
 
intinya

kalo bgtuh sama aja sekolah bukan nuntut ilmu ya..
tapi cuman nyari ijazah..
/swt ./swt
 
Lah, gw rasa aneh nih bapak Baharuddin, memangnya ngelamar jadi tukang las dan operator truk gandeng di Indonesia pake Ijazah????
ya engak lah....
 
wah
bener jg ya
/hmm

@atas
tp kyk an emang ad yg nanya ijazah cuma buat kerja jd supir
 
Pandangannya msh kolot itu kalo jadi supir saja sampai perlu ijazah /swt
 
nah itulah yg gw kejar hasilnya dari TK sampe Kuliah S1, n dalam rencana sampe S3..

yaitu cuma untuk selembar IJASAH!!!!
 
@ atas.. setuju banget... kita hidup buat ijazah... hahahahahah:D
 
^

yah mau gimana lagi... kita hidup di negeri yg sangat mengutamakan ijazah...:)
 
Mang nya sih.. dalam kenyataanya aj d dunia kerja ilmu kita beda m dari yang kita dapet.
 
makanya orang pada demen jual-beli ijazah
tinggal bilang aja mau ijazah apa, pese, bayar, jadi sarjana deh
 
emang klo indonesia cuma ngandalin ijazah doang, pa lagi yg nilainya A smua.
skill emang jarang dihargai.
ampe banyak pejabat yg make ijazah palsu
 
bener2 dah
ijazah tuh bukan nentuin segalanya
bill gates si jenius komputer aja juga gak lulus sekolah kok
mungkin ijazah penting tapi gak lebih penting dari skill-nya
kalo punya ijazah tapi gak bisa ngapa2in sih, mau apa?
 
/heh mank bener klo kerja di indo yah kebanyakan make ijazah indo.
ijazah indo nga laku klo make di luar.
klo di malay mreka kerja praktek berdasarkan teori and skill bukan ijazah.
misal orang nda tamat SD tapi otak cemerlang inovatif and kreativitas tinggi dari otaknya.
isa2 dia lebih kaya daripada orang yang mengandalkan ijazah.
and orang berijazah blom tentu spinter orang sukses walo SDTT.
tapi gw salut ma orang malay rata2 pinter2 juga di dukung ama negara mreka.
 
tanpa ijazah kita mank ga bisa kmana²...
dunia pekerjaan di negara kita, kemampuan n jam terbang bisa ditaklukin ma beberapa lembar kertas doank...
yahh.. mungkin negara kita harus lebih memberi perhatian sedikit kepada mereka yang cuma punya kemampuan tanpa pengakuan di atas kertas...
 
tanpa ijazah kita mank ga bisa kmana²...
dunia pekerjaan di negara kita, kemampuan n jam terbang bisa ditaklukin ma beberapa lembar kertas doank...
yahh.. mungkin negara kita harus lebih memberi perhatian sedikit kepada mereka yang cuma punya kemampuan tanpa pengakuan di atas kertas...

itulah negara kita. nga ad ijazah yah nga kerja
tapi masi aja pengangguran dimana2 mpe sarjana aja narik becak.
sarjana berjibun lapangan kerja dikit. cape deee
 
sebenernya kalau mau lebih teliti dalam seleksi masuk kerja, adalah psikotest yang menguji karakter dan mental calon pekerjanya, bukan dari ijasahnya. karena bisa juga orangnya nggak punya ijasah tapi bener-bener rajin & bisa dihandalkan.
 
emang nih negeri sok pinter maenan ijazah tapi negara ga maju" :))
 
yang asli tuh sebenarnya emang pengetahuan,tapi bukti otentik itu lebih di perlukan dalam SOSIALISASI,nah bukti otentik tingkat pengetahuan dalam pendidikan apa?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.