• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

I Wayan Sumardana Tukang Las Yang Dijuluki Iron Man Indonesia

steven yan

IndoForum Junior D
No. Urut
208832
Sejak
2 Jan 2013
Pesan
1.870
Nilai reaksi
23
Poin
38
Anda pasti tak asing lagi melihat Iron Man yang mempunyai sejuta kekuatan dan kecerdasan yang dikembangkan oleh teknologi canggih. Namun ternyata, tidak hanya ada di film, sosok seperti Iron Man juga ada di Indonesia, tepatnya di Karangasem, Bali.

Awalnya, pria bernama I Wayan Sumardana alias Sutawan atau Tawan ini menderita stroke ringan 6 bulan yang lalu. Tangan kirinya sangat susah untuk digerakkan, dan dokter mengatakan bahwa pria 31 tahun ini menderita stroke.

Karena keterbatasannya ini, Tawan mempunyai ide cemerlang agar tangannya bisa tetap bisa berfungsi. Karena sebagai kepala keluarga dan harus menghidupi istri dan ketiga anaknya, Tawan memutar otak, mencari cara agar tetap bisa bekerja walaupun salah satu tangannya tidak bisa bergerak.

Berbekal pengetahuan tentang mesin saat bersekolah di STM dulu, Tawan akhirnya berhasil menciptakan robot tangan jenis EEG yang bisa dikontrol hanya dengan otak. Dia hanya perlu fokus untuk menggerakkan tangan buatan tersebut ke sana kemari.

Bukan sekali mencoba langsung bisa, Dia sudah berkali-kali gagal dengan berbagai eksperimennya, hingga akhirnya percobaan terakhir berhasil. Dia mencari cara melalui internet dan mengaplikasikannya dengan barang rongsokan yang ada di bengkelnya.

Berkat idenya yang cemerlang membuat tangan Iron Man ini, Tawan kini semakin populer. Banyak temannya yang memanggil Dia Iron Man atau manusia robot. Bahkan media luar negeri pun juga menyorot pria asal Bali Indonesia ini, seperti 9gag.

 
Terakhir disunting:
Pria yang kerap disapa Tawan ini lalu menunjukkan bagaimana tangan robotnya bekerja. Rakitan mekanis atau robot yang dipasang di tangan kirinya terkoneksi dengan rangkaian elektrik yang melingkar di kepalanya.

"Cara menggerakkannya sesuai perintah pikiran sendiri kalau mau angkat, mau belok kanan atau kiri," ujar Tawan saat ditemui di bengkelnya di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (20/1/2016) siang.

Menurut pria berusia 31 tahun ini, tangan robotnya tidak bisa dipakai orang lain karena khusus dirancang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Tawan menuturkan, dia merancang alat ini dengan sistemelectroencephalography (EEG). Dia mengaku sudah pernah mendengar nama sistem ini, hingga kemudian ketika terkena stroke, dia berburu informasi di internet.

Menurut Kamus Oxford, EEG adalah suatu teknik untuk merekam aktivitas listrik di bagian yang berbeda di otak dan mengubah informasi ini menjadi suatu pola atau gambaran, baik secara digital maupun dicatat di atas kertas yang dinamakan sebagaielectroencephalogram.

Dalam kasus Tawan, untuk membantu tangan kirinya, maka yang dipindai oleh alat di kepalanya adalah aktivitas di otak kanannya.

Tujuh kali percobaan

Dengan informasi yang diperolehnya di internet dan pengetahuan yang didapat selama bersekolah di jurusan Elektro Sekolah Teknik Menengah (STM) Rekayasa, Denpasar, hingga tahun 2002, Tawan memberanikan diri untuk bereksperimen.

"Kalau saya menyebutnya, tangan yang saya gunakan ini menggunakan sistem EEG. Sudah tujuh kali saya ganti program," kata Tawan.

Percobaan pertamanya menggunakan remote control pemancar. Namun, ide ini gugur karena dinilai kurang fleksibel.

Percobaan kedua dengan menggunakan Bluetooth. Namun, dia kurang puas karena ternyata kinerja tangan robotnya terganggu jika ada orang yang mengaktifkan Bluetooth telepon seluler di dekatnya.

Percobaan ketiga menggunakan layar sentuh ponsel Android. Sayangnya, ini membuat alatnya tidak berfungsi maksimal dan cepat error atau hang.

"Katanya saja Android pintar, tetapi ya gitu, dipakai sistem ini malah gerak terus kayak mau mukul gitu. Cepat hang," tambahnya.

Cara lain yang pernah dicoba adalah menggunakan motor akselerator. Tawan mengatakan, tangan robotnya bekerja, tetapi pinggangnya jadi sakit. Ide ini hanya bertahan satu minggu.

Tawan lalu mengungkapkan bahwa dirinya sempat tertarik dengan satu sistem lain yang dinilainya bagus untuk diterapkan. Namanyabrain computer interface (BCI). Namun, alat dan komponennya, menurut dia, cukup mahal.

Sistem lain yang dicobanya adalah menggunakan program numerik. Ternyata program numerik juga mahal karena membutuhkan sejumlah peralatan, seperti printer 3D, yang harganya mahal. Selain itu, lanjut Tawan, bahasa programnya sulit dimengerti dan beberapa komponen pendukung lainnya juga mahal.

Sejauh ini, Tawan melanjutkan, robot yang dipakainya dengan sistem EEG adalah yang paling cocok dengan kemampuan dan kebutuhannya. Namun, dia mengaku belum mengetahui efek sampingnya. Dia menargetkan untuk mengevaluasi kinerja alat ini dalam enam bulan. Kini, waktu yang tersisa tinggal dua bulan.

"Kalau pakai EEG, sebenarnya pengendalinya bukan otak (sepenuhnya). Cuma, kita berpikir apa, baru bereaksi. Kalau dikendalikan otak, mungkin saya sudah sakit kepala. Ini tidak, cuma lelah saja," ujarnya.

Menolak disebut pintar

Tawan mengaku bahwa banyak orang bisa membuat tangan robot seperti yang dia gunakan. Oleh karena itu, dia menolak untuk disebut "pintar".

Dia malah menduga bahwa sebagian orang akan menilai hasil karyanya "kuno" alias ketinggalan zaman, apalagi bahan yang digunakannya kebanyakan barang bekas.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.