goesdun
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 32661
- Sejak
- 7 Feb 2008
- Pesan
- 3.022
- Nilai reaksi
- 66
- Poin
- 48

SETIAP orang pernah mengalami alergi. Baik itu alergi terhadap makanan, minuman, debu, maupun terhadap hal atau benda lainnya. Jika sudah berdampak, seseorang harus tahu faktor pencetusnya. Jika salah penanganan, alergi bisa berakibat fatal.
Menurut dr. Edwin Djuanda, Sp.KK., Dermatology & Cosmetic Skin Surgery di Jakarta, alergi adalah kegagalan kekebalan tubuh, di mana tubuh menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologik terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau atopik.
Alergi bisa muncul di mana saja, tergantung organ mana yang terkena. Jika terkena di kulit, bisa menimbulkan eksim, dermatitis kontak atau gatal akibat memakai perhiasan anting, cincin, kalung, dan lainnya, atau biduran. Serangan alergi di paru-paru menjadi serangan asma, di hidung jadi pilek seperti hidung gatal, bersin, dan ingus cair. Bisa juga mengenai organ mata.
Dua Faktor
Edwin menjelaskan, alergi disebabkan oleh dua faktor. Faktor internal, berasal dari dalam tubuh seperti adanya faktor gen yang menyebabkan seseorang sesak napas, sering bersin hingga kejang. Faktor eksternal, datangnya dari luar. Contohnya, kontak langsung dengan bahan maupun lingkungan seperti obat yang diminum maupun yang disuntikkan, debu, makanan (biasa terjadi pada makanan yang berasal dari laut) dan minuman, hingga alergi terhadap cuaca seperti udara dingin.
"Alergi hanya bisa dikurangi dampaknya. Kita hanya bisa meminimalisasi karena sampai saat ini belum ada obat yang telah teruji secara klinis menghilangkan alergi, baik itu alergi dari dalam tubuh maupun alergi yang terjadi karena adanya kontak langsung dari luar," ujar dr. Erwin.
Alergi akan muncul jika bertemu alergen atau pemicunya. Secara umum, alergen dibagi menjadi dua -- alergen hirup dan alergen makanan. Yang termasuk alergen hirup di antaranya debu, tungau, tepung sari, potongan rumput, bulu hewan seperti kelinci, anjing, burung, dan kucing. "Nah, alergi debu ini biasanya dialami para pemudik yang hendak pulang kampung. Untuk itu, sebaiknya menggunakan masker penutup mulut," ujarnya.
Sementara yang termasuk alergen makanan, jenisnya sangat banyak. "Contohnya udang, kepiting, kacang, cokelat dan lainnya," kata Edwin. Bumbu penyedap, pengawet dan pewarna, obat-obatan, kosmetik, dan gigitan serangga juga bisa menjadi alergen. Selain itu, ada juga faktor pencetus yang bisa memperburuk alergi yang sudah ada, apalagi pada orang yang sudah pernah terkena alergi. Faktor pencetus itu, antara lain, cuaca, asap rokok, atau bau-bauan yang merangsang.
Yang harus diwaspadai adalah alergi ternyata juga bisa berakibat fatal. Salah satunya jika sampai terjadi larynx spasme atau pita suara tercekik. "Pita suara terjepit, kejang, dan kaku. Enggak bisa ngomong, seperti dicekik. Ini bahaya dan harus segera ditolong. Oksigen pun terkadang enggak bisa masuk karena jalan napasnya tertutup. Biasanya, disuntik dengan adrenalin atau dilakukan tracheostomy atau membuat lubang buatan di pita suara," sambung dr Erwin.
Usaha Mencegah
Alergi memang tidak dapat disembuhkan. Tetapi orang bisa memanipulasi alergen yang akan masuk ke tubuh sehingga gejala alergi tidak timbul. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk mencari alergen penyebab sangat penting. "Yang bisa dilakukan adalah mencegah, antara lain, dengan menghindari alergen dan faktor pencetus. Kalau sudah tahu punya alergi, ya... sebaiknya di rumah tidak dipasang karpet yang gampang berdebu. Wol sebaiknya juga dihindari. Makanan pun harus dijaga," tandas Edwin.
Selama ini, yang diobati hanya penyakit alerginya. "Pileknya diobati, asma diobati, gatalnya dihentikan. Memang akan mereda, tetapi proses ini akan berulang lagi setiap kali bertemu alergen. Sementara kita tak bisa memotong genetiknya karena memang dari sananya sudah begitu," ujar Edwin. (gen/tin)