• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Harga Cabai Merah Meningkat di Pasar Induk Garut Rp 50 Ribu Per Kilogram

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
6Uzqj.jpg
Dalam waktu sepekan, harga cabai merah di Pasar Induk Guntur Garut mengalami peningkatan drastis sebesar Rp 18 ribu per kilogram. Harga cabai merah yang mencapai Rp 32 ribu pada akhir September menjadi Rp 50 ribu per kilogram, Senin (6/10).

Kepala Subbagian TU UPTD Pasar Induk Guntur Garut, Ahmad Wahyudin, mengatakan peningkatan harga tersebut disebabkan kelangkaan cabai di pasaran. Sejumlah daerah penghasil cabai di Pulau Jawa, katanya, termasuk Garut, mengalami gagal panen.

"Ladang cabai di Kecamatan Cikajang, Pasirwangi, Wanaraja, dan Bayongbong, banyak yang gagal panen. Akhirnya, hanya sedikit cabai yang tersedia dan dijual dengan harga sangat tinggi di pasar induk," kata Ahmad, Senin (6/10).

Kenaikan harga pun dialami cabai merah kriting dari Rp 24 ribu menjadi Rp 27 ribu per kilogram. Harga jenis cabai lainnya tidak mengalami perubahan dari pekan lalu, yakni cabai rawit hijau dan rawit campuran Rp 20 ribu sedangkan cabai rawit merah Rp 16 ribu per kilogram.

Harga sayuran pun berada di kisaran harga normal, yakni tomat seharga Rp 6 ribu, wortel Rp 6 ribu, kol Rp 7 ribu, buncis Rp 8 ribu, dan kentang Rp 10 ribu per kilogram. Sedangkan, harga bawang merah dan bawang putih kini mencapai angka yang sama, yakni Rp 14 ribu per kilogram.

Ketua Koperasi Cabai Garut Inti Tani (Cagarit) di Kecamatan Cigedug, Asep Zaenal, mengatakan para petani di Kabupaten Garut kebanyakan tidak menanam cabai merah, menjelang musim panas lalu. Hal ini disebabkan terus anjloknya harga cabai sampai harga terendah beberapa bulan lalu.

"Banyak juga ladang cabai yang gagal panen karena tidak mendapat suplai air selama kemarau. Selain itu, harganya pun sangat rendah sampai para petani meninggalkan ladang cabainya, atau beralih menanam cabai rawit domba," kata Asep.

Setelah anjlok di kisaran harga di bawah Rp 10 ribu per kilogram selama berbulan-bulan, kata Asep, harga cabai merah kriting dan cabai merah gepeng meroket jadi Rp 28 ribu per kilogram. Para perani pun mulai menanam cabai merah kembali dan diperkirakan baru panen empat bulan selanjutnya.

"Sampai akhir 2014 diperkirakan kelangkaan cabai akan terjadi dan harganya terus naik, kecuali jika daerah penghasil cabai di Jawa Tengah dan Jawa Timur panen raya cabai dalam kurun waktu itu," kata Asep.

Asep mengatakan Kabupaten Garut sebagai salah satu kawasan atau sabuk penanaman cabai terbesar di Jawa Barat. Kelompok taninya bahkan menjual sebagian kecil panen cabainya ke industri besar pengolahan makanan sebanyak 15 ton dalam 20 kali panen tahun ini.

Kabupaten Garut memiliki total 5.500 hektare lahan pertanian cabai. Per tahun, Garut menghasilkan 82.500 ton cabai dengan berbagai jenis cabai berkualitas, di antaranya cabai merah besar, cabai keriting, sampai cabai rawit.

Kondisi tanah di Kabupaten Garut yang subur, khususnya di sekitar Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray, membuat setiap satu hektare lahan kebun cabai menghasilkan 15 ton cabai per tahun.

Sejumlah pabrik pengolahan makanan nasional bekerja sama dengan petani Garut untuk memenuhi kebutuhan pasokan cabainya. Bahkan, Bank Indonesia mendirikan dua klaster cabai di Cigedug dan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran membangun beberapa demplot pertanian cabai di Cigedug.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.