• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Gosip bisa jadi positif?

Constantine

IndoForum Senior A
No. Urut
64676
Sejak
19 Feb 2009
Pesan
6.946
Nilai reaksi
320
Poin
83
Kata "gosip" kerap mendapat konotasi negatif. Para ahli bahasa Indonesia mengartikan gosip sebagai obrolan tentang orang lain. Sementara psikolog berpendapat, obrolan itu bisa berakibat baik, bisa juga berakibat buruk. Salah satu yang melontarkan pendapat tersebut adalah Frank McAndrew, profesor di bidang psikologi dari Knox College, Amerika Serikat. McAndrew adalah profesor yang khusus mendalami ilmu seputar perilaku heroik dan kebiasaan bergosip dari sudut pandang psikologi.

Menurutnya, kita tidak perlu terlalu mencemaskan gosip, karena ini adalah bagian dari kehidupan manusia. Mengapa demikian? Sebagai manusia, kita memiliki naluri untuk berkelompok dengan manusia lain yang usia dan jenis kelaminnya sama. Setelah menemukan kelompok, timbul keinginan dalam diri kita untuk mempertahankan keutuhannya. Salah satu caranya adalah dengan berbagi cerita. Sebab, berbagi cerita atau bergosip dapat menambah kedekatan sesama anggota kelompok itu.

Ada banyak keuntungan positif yang bisa kita dapat dari bergosip yang terungkap dalam penelitian-penelitian yang dilakukan oleh McAndrew. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Menjalin kepercayaan. "Berbagi cerita pribadi, sama artinya dengan menitipkan kepercayaan. Teman yang mendengarkan seharusnya bisa menjaganya," ujar McAndrew. Hal ini melatih kita untuk mau berbagi dan percaya dengan orang lain. Sebaliknya, kalau kita bertindak sebagai pendengar, gosip adalah ujian bagi keteguhan kita menjaga rahasia orang lain.
  2. Menambah keakraban. Berbagi rahasia merupakan salah satu sarana untuk mempererat hubungan. Menurut McAndrew, ketika kita menceritakan suatu rahasia, terbentuk lah ikatan psikologis antara kita dengan teman yang mendengarkan. Ini yang menyebabkan kita menganggap orang lain yang tidak mau berbagai rahasia sebagai orang luar.
  3. Mencairkan kebekuan. Kalau kita termasuk orang yang sulit memulai komunikasi, gosip ringan seputar kehidupan sehari-hari atau gosip tentang orang terkenal bisa menjadi senjata ampuh untuk mencairkan kebekuan suasana. McAndrew menyebutnya "The Power of the Particular". Adanya kesamaan pemahaman akan satu hal bisa membuat dua orang yang tadinya tidak begitu akrab menjadi lebih dekat.
  4. Mengontrol perilaku. Gosip dapat menjadi sarana ampuh bagi kita untuk lebih mawas diri dan tidak bertindak di luar norma masyarakat. Menurut McAndrew, gosip juga bisa menjadi semacam sarana "belajar" bagi para remaja. "Orang-orang muda menyerap begitu saja banyak hal dari gosip seputar kisah kehidupan orang terkenal. Mereka menjadikan para selebriti sebagai panutan. Ini terlihat dari bagaimana para remaja meniru role model-nya. Mulai dari cara berpakaian, cara mereka menjalani hubungan asmara, hingga perilaku mereka di dunia sosial," papar McAndrew.
  5. Melatih nalar. Banyak informasi yang kita dengar, belum tentu semuanya benar. Sebab itu, kita perlu menyaring mana yang hanya rumor, dan mana yang fakta. Mana yang merugikan, dan mana yang bermanfaat. Inilah yang disebut sebagai latihan nalar dan kecerdasan.

3 aturan bergosip positif
Gosip yang sehat itu tak mustahil dilakukan. Mari kita pelajari caranya melalui kisah berikut ini:

Suatu hari, filsuf terkenal Socrates bertemu dengan seorang pria. Setelah mengucapkan salam, sang pria berkata, "Tahukah Bapak, apa yang baru saya dengar mengenai salah seorang teman kita?"

"Tunggu sebentar," jawab Socrates. "Sebelum kamu bercerita, saya ingin mengajukan tiga pertanyaan terlebih dulu. Pertanyaan pertama, apakah kamu bisa memastikan bahwa berita itu memang benar terjadi dan bukan sekadar kabar burung?"
Pria itu menjawab, "Tidak. Saya baru saja mendengar berita itu dan belum sempat memastikan apa pun tentangnya."

Socrates mengajukan pertanyaan kedua, "Apakah cerita yang akan kamu sampaikan berisi kebaikan orang lain?" Sekali lagi pria itu menjawab tidak.

Sang filsuf mengajukan pertanyaan terakhir, "Apakah cerita itu akan berguna buat saya, kamu, atau orang lain?" Lagi-lagi, pria teman Socrates menjawab tidak.

"Kalau begitu," simpul Socrates, "Jika apa yang akan kamu katakan tidak benar, tidak baik, dan tidak berguna, sebaiknya kamu simpan cerita itu di dalam hati saja. Lain kali saringlah setiap kata dari mulutmu dengan tiga aturan itu."

sumber: Lily Turangan

------

gw suka filter Socrates diatas....keren!!! /no1
 
Gosip........ POLITIK yg digunakan US postitif gak bro /gg untuk ambil MINYAK negara orang
 
Gw pernah baca juga tiga pertanyaan yg dajukan socrates itu, cuma kadang2 kan gosip ada gunanya sebagai bahan obrolan dan seru2an, jadi bukannya ga ada gunanya sama sekali...
 
ya bner jg nehh,, gosip tu kn sbage alat pengendali sosial
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.