• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Gossip Genta dari Istana

tribudhis

IndoForum Newbie E
No. Urut
160728
Sejak
26 Des 2011
Pesan
39
Nilai reaksi
0
Poin
6
Genta dari Istana

Wahai Bima pemilik istana, terlalu lama engkau bimbang tak percaya.
Waktu semakin tidak banyak tersisa, ayo bangun dan tunjukkan krida.
Sang Bima dongakkan kepala, mata pun mencorong tajam berwibawa.
Kau tahu kan apa yang pertama harus dikerja, lirih tetapi membahana.
Bima angguk-anggukan kepala tapi dimulai dari mana ini masalahnya.
Mulai saja dari yang mahasulit, berikutnya sudah pasti bukan apa-apa.
Bima menghela nafas panjang sepanjang larik-larik mega di angkasa.
Tak usah bimbang Bima, pengorbanan itu biasa, mereka pasti terima.
Baik … dan genta dari istana berdenting nyaring membelah semesta.
Alam pun mengangguk-angguk pertanda cahaya harapan masih ada.

Langkah pertama panggil para panglima, sampaikan tekad membaja.
Ada yang terkejut, ada yang tak percaya, ada yang terpana gembira,
Tapi akhirnya mereka semua menatap gembira tanda sumpah setia.
Jika memang ini tembang tekadnya, kami sedia pertaruhkan semua,
Panglima udara berkata lirih mewakili rekannya yang dari samudera,
Yang dari bhayangkara, yang dari dwipamarga, yang dari adhiyaksa.
Genta pasti akan memekakkan istana, mungkin tidak hanya air mata
Tetapi juga kepedihan dan duka, cemooh caki maki serta hina derita,
Akan mengguncang serta menggetarkan pilar-pilar tiang penyangga
Tapi kalau kalian semua siap melakukan hal yang tidak jauh berbeda
Kuanggap semua sepadan ditukar senyuman lega bunda nusantara.
Kami siap melakukan hal yang sama, kami juga akan bunyikan genta.
Bima memang tidak tertawa tapi lembayung senyuman penuh warna
Menghias tak hanya mata jendela sukma tetapi juga tekad membaja.
Akhirnya terangkat naik layar utama pertanda bahwa sebuah drama
Telah mulai dipentaskan diiringi nyaringnya bahana genta dari istana.

Keesokan harinya ketika surya baru saja sepenggalah senyum rianya
Semua awak media terkejut tidak terkira-kira melihat penghuni istana
Begitu saja muncul di depan gedung KPK, tanpa bunyi sirene segala.
Penjaga heran terpana tak bisa apa kecuali berdiri tegak tanpa bicara.
Para wanita yang berada di lobi meja utama juga tak kalah herannya.
Sang Bima, penghuni istana, manusia yang paling utama di ini negara
Sekarang tepat di depan mereka tanpa pemberitahuan protokol segala,
Lho, bagaimana bisa … lalu apa saja pekerjaan rumah tangga istana?
Beritahu beliaunya, dari istana ingin membincangkan sebuah rencana.
Cekatan tetapi bergetar, jari lentik sang petugas jelita menekan angka
Yang langsung saja menderingkan sarana di kantor ketua lalu …apa?
Apa kau kata … kepala negara ada di bawah ingin ke kantor saya …?

Sedangkan awak media, tak bisa mendekat tapi yang namanya berita,
Saat itu juga menghias ria hampir semua situs dunia maya yang ada.
Kepala negara kunjungi KPK tanpa ada rencana dan protokol segala.
Pasti ada sesuatu yang amat sangat genting, istimewa dan luar biasa,
Karena kalau tidak bagaimana bisa ‘bos’ istana kunjungi kantor KPK?
Bukankah Bima bisa panggil siapa saja untuk menghadap ke istana?
Tapi kali ini jelas tidak dilakukannya, yah … apa makna ini pertanda?
Baik atau jelekkah ini bagi jagad pemberantasan korupsi di Indonesia?
Frasa demi frasa terus meluncur ria dari beranda depan gedung KPK
Ke situs-situs berita dunia maya, penghuni istana muncul begitu saja,
Wow, anjangsana kepala negara … semua terpana tanda tak percaya,
Dan para redaktor berita ikut terperanjat tidak terkira, eh … ada apa?

Bak suar meteor dari angkasa, penyandang nama bapa segala bangsa,
Meluncur ke lobi utama setelah bergegas kontak dua komisioner kolega.
Apa mereka berdua sudah ada di bandara … segera terbang ke Jakarta?
Bukankah memang begitu jadwalnya, yang ditanya tak berkata apa-apa.
Mungkin karena memang tak tahu, mungkin juga karena kaget luar biasa.
Pimpinan negara muncul begitu saja tentu membuat terkejut siapa saja.
Secepat kotak wahana pembawa tiba di lantai utama … secepat itu pula
Mereka bertiga tersenyum ‘kaget’ dan sang Bima angguk-angguk kepala.
Selamat pagi pak … mohon maaf kami terlambat menyambut karena ...!
Tidak apa, memang tidak ada jadwalnya, tetapi tidak apa ya … tentu saja
Bapak dapat datang kapan saja … silahkan ke kantor saya … selanjutnya
Mereka berempat menghilang di balik wahana yang antar ke kantor utama.
Para awak media hanya terngaga tapi tidak berdaya, yah seandainya bisa
Mendengar langsung tujuan utama kepala negara datangi benteng negara
Tempat suap, gratifikasi, korupsi diperangi, ya betapa serunya jagad berita
Tapi mau apa, sang Bima sudah ada di atas sana, entah apa rencananya.

Dua kolega masih di bandara, yang satu di Jayapura, yang satu Surabaya,
Siang mungkin mereka baru akan tiba, apakah … ya minta mereka berdua
Nyalakan HP-nya agar bisa serta … saya akan bicara singkat-singkat saja.
Sang juru bicara juga silahkan supaya jelas apa mau saya untuk ini negara.
Tidak lebih dari tiga menit siap semuanya, tiga komisioner, satu juru bicara,
Dua pasang telinga di Jayapura dan Surabaya … alat perekam juga siaga,
Dan genta dari istana pun akhirnya berdenting nyaring membelah angkasa.
Saya tahu, saya serius, saya percaya, dan saya sabar menunggu mereka,
Tapi ternyata, yah belagak pilon semua, kesabaran sudah habis tak bersisa.
Sekarang saatnya babat habis mereka, dan gedung ini boleh memulainya,
Kemudian … rencana singkat, jelas, dan tegas, dari si Bima membahana.
Hari ini juga cekal saja mereka, besok panggil, periksa dan tahan segera.
Kalau berbelit-belit saya akan datang, saya saksi utamanya, saya percaya
Karena saya tahu, saya serius, yang menengah dan kecil juga sikat semua
Tapi biarkan yang ini jadi urusan para andhika bhayangkara dan adhyaksa.

Awak media memang tidak mendapatkan apa-apa, kecuali senyum rahasia.
Tetapi keesokan harinya jagat nusantara gempar karena sekjen dan ketua,
Dicekal lalu dijadikan tersangka oleh KPK, sekjen dan ketua partai penguasa.
Jika yang mahasulit sudah paripurna, selebihnya tidak lebih dari kroco kecoa,
Tinggal dicekal, tangkap, periksa, ke penjara lalu ambil kembali uang negara.
Tidak ada yang susah karena sang Bima tidak hanya berkata saya percaya
Karena saya tahu dan saya serius, tetapi karena juga berani bunyikan genta.
Yang gendut perut gendut rekening habis disikat perwira muda nan perkasa
Yang keberaniannya membubung ke angkasa mengiri bahana genta istana.
Jaksa dan pengacara juga lakukan hal yang sama, kebenaran yang utama.

Beginilah jadinya negara, jika sang Bima benar-benar membunyikan genta.
Tak ada lagi uang negara yang tidak diguna untuk angkat rakyat nusantara.

Dr. Tri Budhi Sastrio – [email protected] – Poznan, Poland
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.