Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 41.792
- Nilai reaksi
- 23
- Poin
- 0
Film Miracle Cell No.7 dapat ditonton semua umur. Bukan cuma remaja & dewasa yg terharu ketika menonton, anak-anakpun banyak yg terharu menontonnya. Beberapa video yg menunjukkan respon anak-anak usai nonton film yg dibintangi Vino G Bastian ini menciptakan Sutradara Hanung Bramantyo trenyuh.
"Ya Allah, nak. Saya nggak tahu ada kisah apa di balik kesedihannya. Yang jelas, ngliat ini rasanya pengen meluk," tulis Hanung di Instagram ketika mengunggah ulang video yg viral di TikTok.
Dalam video unggahan @amw903 itu nampak seorang anak tak dapat menahan tangis hingga tetap duduk usai film berakhir. Beberapa anak lain mencoba menenanngkan & menguatkannya.
Video itu mendapat tanggapan dari Psikolog Anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psi. "Film umumnya memang melibatkan emosi-emosi dari setiap karakter. Dari segi penceritaan, penonton dibawa masuk untuk mengenal karakter-karakternya terlebih dahulu, sehingga penonton membangun empati kepada tokoh-tokoh, turut merasakan emosi dari tokoh-tokoh tersebut," terangnya.
Dengan penggabungan elemen musik, semosi penonton mudah larut. "Musiknya pun dipilih yg sesuai & biasanya memang musik tersebut tujuannya untuk membangun emosi yg sedang ditampilkan dalam adegan film. Untuk anak-anak yg menangis & memeluk ortunya setelah menonton, artinya mereka punya kepekaan emosi yg baik," jelasnya.
Anak-anak yg menangis adalah sebuah kewajaran, artinya mereka dapat berempati dengan tokoh dalam film & ikut merasakan kesedihan. "Bisa juga nanti orang tua-orang tua yg ajak anaknya nonton, tanyakan ke anak, apa yg mereka rasakan setelah nonton film tersebut, nanti dapat digali lebih dalam," tegasnya.
Jane Cindy yg sudah menonton film itu memuji akting Vino G Bastian. "Kebetulan saya sudah menonton filmya, memang sangat bagus dalam menggambarkan kedekatan hubungan ayah dengan anaknya. Selain itu, Vino G. Bastian (pemeran Dodo) dapat deliver tabiat Dodo sebagai perseorangan dengan disabilitas intelektual dengan sangat baik. Hal ini juga dapat menolong masyarakat awam untuk lebih aware dengan kondisi perseorangan dengan disabilitas intelektual," ujarnya saat dihubungi Selasa, 20 September.
Nangis juga
Menurut Jane, terlihat juga bagaimana anak (Kartika), berperan jadi orang tua bagi bapaknya yg punya kondisi khusus. Hal ini sebetulnya banyak terjadi juga di dunia nyata, anak merawat orang tuanya karena kondisi ortu yg tidak memungkinkan sehingga dapat menciptakan anak tergugah empatinya.
"Dan di film ini bagus sekali digambarkan soal konsep anak mengasuh ortu pada adegan Kartika menyiapkan bekal, handuk, & baju ganti untuk bapaknya bekerja, kemudian mengingatkan ayahnya untuk makan, & ketika bapaknya bekerja jualan balon pun, anaknya yg mengantarkan balon-balonnya & meminta fee yg fair ke pembeli," terangnya.
Hari ini 17:28"Ya Allah, nak. Saya nggak tahu ada kisah apa di balik kesedihannya. Yang jelas, ngliat ini rasanya pengen meluk," tulis Hanung di Instagram ketika mengunggah ulang video yg viral di TikTok.
Dalam video unggahan @amw903 itu nampak seorang anak tak dapat menahan tangis hingga tetap duduk usai film berakhir. Beberapa anak lain mencoba menenanngkan & menguatkannya.
Video itu mendapat tanggapan dari Psikolog Anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psi. "Film umumnya memang melibatkan emosi-emosi dari setiap karakter. Dari segi penceritaan, penonton dibawa masuk untuk mengenal karakter-karakternya terlebih dahulu, sehingga penonton membangun empati kepada tokoh-tokoh, turut merasakan emosi dari tokoh-tokoh tersebut," terangnya.
Dengan penggabungan elemen musik, semosi penonton mudah larut. "Musiknya pun dipilih yg sesuai & biasanya memang musik tersebut tujuannya untuk membangun emosi yg sedang ditampilkan dalam adegan film. Untuk anak-anak yg menangis & memeluk ortunya setelah menonton, artinya mereka punya kepekaan emosi yg baik," jelasnya.
Anak-anak yg menangis adalah sebuah kewajaran, artinya mereka dapat berempati dengan tokoh dalam film & ikut merasakan kesedihan. "Bisa juga nanti orang tua-orang tua yg ajak anaknya nonton, tanyakan ke anak, apa yg mereka rasakan setelah nonton film tersebut, nanti dapat digali lebih dalam," tegasnya.
Jane Cindy yg sudah menonton film itu memuji akting Vino G Bastian. "Kebetulan saya sudah menonton filmya, memang sangat bagus dalam menggambarkan kedekatan hubungan ayah dengan anaknya. Selain itu, Vino G. Bastian (pemeran Dodo) dapat deliver tabiat Dodo sebagai perseorangan dengan disabilitas intelektual dengan sangat baik. Hal ini juga dapat menolong masyarakat awam untuk lebih aware dengan kondisi perseorangan dengan disabilitas intelektual," ujarnya saat dihubungi Selasa, 20 September.
Nangis juga
Menurut Jane, terlihat juga bagaimana anak (Kartika), berperan jadi orang tua bagi bapaknya yg punya kondisi khusus. Hal ini sebetulnya banyak terjadi juga di dunia nyata, anak merawat orang tuanya karena kondisi ortu yg tidak memungkinkan sehingga dapat menciptakan anak tergugah empatinya.
"Dan di film ini bagus sekali digambarkan soal konsep anak mengasuh ortu pada adegan Kartika menyiapkan bekal, handuk, & baju ganti untuk bapaknya bekerja, kemudian mengingatkan ayahnya untuk makan, & ketika bapaknya bekerja jualan balon pun, anaknya yg mengantarkan balon-balonnya & meminta fee yg fair ke pembeli," terangnya.