• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Evolusi Darwin?

goesdun

IndoForum Junior A
No. Urut
32661
Sejak
7 Feb 2008
Pesan
3.022
Nilai reaksi
66
Poin
48
Darimana manusia berasal?

Pertanyaan ini tidak mudah dijawab.
Bagi kaum creationist, mereka yang percaya bahwa segala sesuatu di alam semesta ini adalah hasil ciptaan Tuhan, pertanyaan itu mudah dijawab.
Dengan bekal keimanan atau sradhha pada uraian kitab suci, segera jawaban itu ditemukan.
Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah menurut keimanan Islam. Manusia sekarang adalah keturunan dari mereka.

Dalam kitab Bhagavata Purana 3.12.51-56, terdapat uraian tentang bagaimana Dewa Brahma menciptakan Manu dan Satarupa, yang kemudian diperintahkan untuk berketurunan, sehingga mereka adalah leluhur manusia.

Namun, jawaban yang mengutip ayat-ayat kitab suci itu, tidak memuaskan bagi kalangan akademis. Meskipun jelas-jelas kita mengaku beragama. Mengapa?

Karena tidak ada bukti-bukti ilmiah yang mendukung pernyataan itu.
Kalau benar Adam dan Hawa ada, tahun berapa mereka diciptakan?
Kalau Manu adalah manusia pertama, kapan mereka hidup? Apa buktinya?

Pendidikan modern mendidik kita untuk hanya percaya pada hal-hal yang bisa dilihat oleh mata, bisa diterima oleh akal sehat, bisa ditangkap oleh indria-indria kita. Seeing is believing.
Jangan percaya pada uraian kitab suci, karena itu hanya dogma, tanpa bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagai hasilnya, kita justru lebih menerima Teori Evolusi Darwin, ketimbang mempercayai konsep Adam dan Hawa, ataupun Manu dan Satarupa. Karena apa?
Karena Teori Evolusi Darwin didukung oleh temuan-temuan ilmiah, disertai bukti-bukti yang kasat oleh mata. Ya, seeing is believing.

Sebagai penganut Weda, bagaimana pandangan dan tanggapan kita terhadap teori Darwin itu?
Benarkah manusia dan bangsa primata memiliki nenek moyang yang sama, namun mengalami proses evolusi yang berbeda, seperti usulan Charles Darwin itu???

Sebagai orang awam dan bodoh, saya jadi bingung mencari fakta dari teori itu.
Kalau benar manusia dan kera memiliki nenek moyang yang sama, mana ’makhluk peralihan’ antara kera dan manusia?

Pernahkah Anda atau siapapun juga melihatnya?
Kalau benar nenek moyang kita adalah monyet, mengapa sampai sekarang tidak ada monyet di Gembiraloka atau Ragunan yang berubah jadi manusia?
Pertanyaan inilah yang tak terjawab oleh Darwin dan para pendukung teori evolusi lainnya.
Inilah yang disebut sebagai missing link , hilangnya ’makhluk peralihan’ antara manusia dan kera. Makhluk peralihan antara jegek dan jelek.

Dalam perspektif Weda, teori evolusi Darwin itu tidak lebih daripada sekedar spekulasi yang hambar.
Darwin tidak mengetahui konsep evolusi yang sesungguhnya, yaitu bahwa bukan badan jasmani yang mengalami evolusi, melainkan sang roh / jivatman yang mengalaminya.

Jivatman yang mengalami reinkarnasi dan mendapatkan badan-badan jasmani sesuai dengan karmanya.

Weda menyebutkan adanya 8.400.000 (asitim caturas caiva laksams) jenis kehidupan, mulai dari bakteri hingga para dewa, didasarkan pada jenis kesadaran yang dimiliki oleh makhluk hidup. Mengenai penggolongan atau klasifikasi makhluk hidup, telah diuraikan dalam kitab Padma Purana sebagai berikut :
jala-jā nava-lakñāni sthāvara lakña-vimsati
krmaya rudra-sankhyakah paksinam dasa-laksani
pasavas trimsa-laksani manusya catur-laksani

"Terdapat 900.000 jenis kehidupan dalam air (aquatic species); 2.000.000 jenis kehidupan alam bentuk tumbuhan dan pepohonan; 1.100.000 jenis kehidupan serangga; 1.000.000 jenis kehidupan bentuk burung; 3.000.000 jenis kehidupan binatang buas, dan 400.000 jenis kehidupan dalam badan manusia”.

Perhatikan bahwa arti kata "jenis kehidupan" atau "species" yang dipahami oleh para ilmuwan berbeda dengan arti yang terkandung dalam ayat ini.

Arti yang digunakan oleh para ahli biologi mengacu pada penampilan lahiriah jasmani kasar makhluk hidup atau morfologinya.
Namun makna menurut Weda adalah makna yang diperoleh setelah melalui analisa yang mendalam dan berhati-hati, yaitu berdasarkan tingkat kesadaran makhluk hidup.

Sebagai contoh, para ahli biologi mengelompokkan manusia menjadi satu species saja, sedangkan Veda mengelompokkannya menjadi 400.000 species. Dengan kata lain ada 400.000 golongan manusia berdasarkan tingkat kesadaran mereka.


Mengapa terdapat begitu banyak variasi makhluk hidup?

Dalam Bhagavad-gita (8.6), Sri Krsna menjelaskan :
yam yam vapi smaran bhavan
tyajaty ante kalevaram
tam tam eva iti kaunteya
sada tad-bhava bhavitah

"Keadaan hidup manapun yang diingat seseorang saat meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah yang akan dicapainya, wahai Putra Kunti (Arjuna)."

Manusia dan monyet memang berasal dari nenek moyang yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Manusia dan monyet diciptakan pada awal ciptaan oleh Tuhan dan akan tetap ada untuk selamanya.

Barangkali suatu jenis kehidupan punah di bumi ini, tapi tidak menutup kemungkinan jenis kehidupan tersebut berada di planet lain. Inilah yang tidak diketahui oleh Darwin.

Menurut ayat diatas bukan badan yang berevolusi tetapi jiwa atau roh yang ada di dalam badan yang berevolusi dengan cara pindah dari satu badan ke badan yang lain.

Pemaparan di atas adalah konsep evolusi versi kitab Weda.

Permasalahannya adalah, bagi kalangan akademis.
Terlalu skeptis terhadap apapun yang dianggap doktrin atau dogma agama.
Perlu dukungan bukti-bukti ilmiah dulu, baru kita menerimanya sebagai sebuah kebenaran.

Bukan hanya kaum agamawan yang menyanggah kebenaran teori evolusi Darwin itu. Sejak buku The Origin of Species diterbitkan (New York: D, Appleton and Company, 1883) para ilmuwan berkomentar sebagai berikut :
Stephen J. Guld, seorang ahli evolusi terkemuka.
“The idea that an arm could evolve into a wing is absurd.”
(“Pendapat bahwa lengan dapat berkembang menjadi sayap adalah tidak masuk akal”.)
Dr. Austin H. Clark, Biologist, Smithsonian Institute.
“There is no evidence which would show man developing step by step from lower forms of species”

-oOo-​
 
Kalo aku bisa terima kebenaran tentang evolusi makhluk hidup karena bisa dibuktikan secara ilmiah..yg aku tidak setuju adalah manusia dan kera berasal dari nenek moyang yg sama yaitu bangsa primata karena jelas manusia dan binatang berbeda (manusia bisa berpikir)...aku rasa penjelasan2 kitab suci mesti ditelusuri lebih jauh..kelemahan2 kitab suci sbg sumber kebenaran :1.Kitab suci tdk turun dari langit,kitab suci adalah karya manusia walaupun berdasar atas wahyu Tuhan,krn buatan manusia maka tidak luput dr kesalahan, 2.Isi kitab suci tdk murni 100% wahyu Tuhan,tp ada kalimat2 pemanis yg mengaburkan makna dr isi suatu ayat dlm kitab suci,3.Orang2 yg mempelajari kitab yg sama blm tentu mengambil ilmu yg sama, tergantung lingkungan,pengalaman,dan sifat orang yg bersangkutan,4.Banyak upaya dlm menerjemahkan kitab suci ke bahasa yg lain sehingga menambah kabur isi dan makna dr kitab suci,5.Kitab suci berusia sgt tua,gaya bahasa utk menyampaikan wahyu Tuhan pd zaman dahulu sgt berbeda dgn gaya bahasa zaman sekarang..
 
Sayapun serpendapat tentang kebenaran tentang evolusi makhluk hidup seperti dalam ilmu-ilmu biologis karena fakta-fakta ilmiahnya.
Dalam hal ini khusus mengenai evolusi manusia (Dari mana Manusia Berasal ?), karena diakui juga sebagai teori evolusi Darwin.
Karena manusia makluk tertinggi ciptaan Tuhan, jadi bukan hasil proses evolusi seperti teori Darwin.

Maksud Thread diatas memberikan gambaran lebih jelas mengenai Emanasi atau Evolusi yang pernah dimuat yaitu:

Emanasi atau Evolusi

so kamayatah purusah srjate ca prajah svayam,
avidya bhasate yasmat tasman mithya svabhavatah.


Sang penguasa (Tuhan) yang berkeinginan untuk menciptakan mahluk-mahluk-Nya dari pada-Nya akan muncul avidya (kebodohan), yang merupakan induk dari alam semesta palsu ini.

suddha brahmatva sambaddho vidyaya sahito bhavet,
brhatmate nasati yati yata abhasate namah.

Disana terjadi hubungan antara Brahman murni dan avidya, dari sana muncullah Brahma dan dari sini muncul akasa.

tasmat prakasate vayur vayor agnis tato jalam,
prakasate tatah prthvi kalpaneyam svita sati.


Dari akasa memancar udara, dari udara timbullah api dari api - air dan air muncul tanah. inilah susunan dari pancaran halus.

akasad vayur akasapavanad agni sambhavah,
khavatagner jalam vyomavatagni varito mahi.

Dari ether, muncul udara; dari ether dan udara yang bergabung timbullah api; dari gabungan ketiga unsur: ether; udara dan api muncullah air dan gabungan dari ether, udara, api dna air menghasilkan yang padat yaitu tanah.

kham sabda laksanam vayun cancalah sparsa laksanah,
syad rupa laksanam tejah salilam rasa laksanam.
gandha laksanika prthvi nanyatha bhavati dhruvam.


Sifat ether adalah suara ; dari udara - gerak dan sentuhan. Bentuk adalah sifat api dan rasa adalah sifat air. Dan bau adalah sifat tanah. Hal ini tak dapat dipungkiri.

syad eka gunam akasam dviguno vayur ucyate,
tathaiva trigunam tejo bhavanty apas catur gunam.
sabdah sparsas ca rupam ca raso gandhas tatha iva ca,
etat panca guna prthvi kalpakaih kalpyate dhuna.


Akasa memiliki satu sifat; udara dua, api tiga, air empat dan tanah lima sifat, yaitu suara, sentuhan , rasa, bentuk dan bau. Hal ini telah dinyatakan oleh para bijak.

caksusa grhyate rupam gandho grhyate,
raso rasanaya sparsastvaya sagrhyate param
srotrena grhyate sabdo niyatam bhati nanyatha.


Bentuk diterima melalui mata, bau melalui hidung, rasa melalui lidah, sentuhan melalui kulit dan suara melalui telinga. Inilah sesungguhnya organ-organ persepsi.

caitanyat sarvam utpannam jagad etac caracaram,
asti cet kalpaneya syan nasti cedasti cinamayam.


Dari kecerdasanlah munculnya seluruh alam semesta, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak; namun bagaimanapun keberadaannya dapat disimpulkan bahwa “Yang Mahacerdas” Tunggal lah yang ada.

-oOo-
 
@All,
Bole gabung ya ? :)

Saya bukan beragama Hindu, saya seorang agnostik, kalo ga keberatan saya ingin ikut mengerti dan mempelajari agama hindu...:)

Menurut saya, teori darwin dalam bukunya tentang evolusi tidak dikatakan bahwa manusia = monyet, namun Homo Sapiens dan Neanderthal.
 
@atas

Terima kasih Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi dari saudara ZhugeLiang pada Hindu Dharma di Threads in Forum : Science & Philosophy.
Serta sudah turut serta bergabung dalam Hindu-IndoForum ini.

Kembali ke Evolusi Darwin:

Tahun 1871 Darwin menerbitkan The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex.
Buku ini, mengedepankan gagasan bahwa manusia berasal dari makhluk sejenis monyet, makin menambah serunya perdebatan pendapat selanjutnya.

Homo Sapiens sampai saat ini didefinisikan sebagai "Modern humans" yaitu manusia Modern yang pasti memiliki pola pikiran untuk berkembang dan membangun peradaban manusia sesuai ruang dan waktunya.

Dengan maksud sama "Homo Sapiens" adalah golongan manusia berdasarkan tingkat kesadaran mereka.

Dan pada akhirnya pengertian modern kita perihal evolusi --yang merupakan gabungan antara ilmu genetik keturunan dengan hukum seleksi alamiah-- lebih lengkap ketimbang teori yang disodorkan Darwin.

Tetapi dalam pandangan Hindu sesungguhnya yang berevolusi adalah sang jiwa / roh berdasarkan tingkat kesadarannya..
 
@GoesDun,
Terima kasih kembali friend :)

Back to Topic.

Mungkin yang anda maksudkan itu reinkarnasi ya ? Bicara mengenai roh, ada yang saya ga mudeng, pada forum science anda menjelaskan roh tetap berreinkarnasi hingga lepas dan mencapai Yang Maha Esa. Bila begitu bukannya makin lama roh yang ada di bumi makin sedikit karena lepas dari lingkaran karma? Tapi nyatanya jumlah manusia di bumi malah menjadi makin banyak, bukankah ini bertolak belakang ?
Mohon pencerahannya :)
 
@GoesDun,
Terima kasih kembali friend :)

Back to Topic.

Mungkin yang anda maksudkan itu reinkarnasi ya ? Bicara mengenai roh, ada yang saya ga mudeng, pada forum science anda menjelaskan roh tetap berreinkarnasi hingga lepas dan mencapai Yang Maha Esa. Bila begitu bukannya makin lama roh yang ada di bumi makin sedikit karena lepas dari lingkaran karma? Tapi nyatanya jumlah manusia di bumi malah menjadi makin banyak, bukankah ini bertolak belakang ?
Mohon pencerahannya :)

Evolusi yang dipaparkan diatas adalah evolusi secara keseluruhan dari jagat raya ini. Bagaimana Emanasi atau Evolusi dan Penyerapan atau Ivolusi lebih jelas terdapat dalam BHAGWAD GITA.

Untuk gambaran lebih kini saya ambil dari (Sumber: Prehistoric Civilization Inspiration for Mankind & The Secrets Teachings of Veda)

Pada saat ini Arkeolog biologi dengan teknologi terkini berpendapat bahwa selama 4,5 miliar tahun munculnya bumi hingga hari ini, sudah mengalami 5 kali kepunahan yang dahsyat, musnah dan terbentuk kembali, berputar dan kemudian memulai lagi, hingga pada kepunahan dahsyat yang terakhir yang terjadi 65 juta tahun lalu. Ada yang menarik kesimpulan berdasarkan hal tersebut di atas, bahwa 2 miliar tahun yang lalu di bumi pernah ada peradaban tingkat tinggi. Namun malang, karena mengalami kepunahan akibat sebuah perang nuklir yang hebat atau perubahan bencana alam yang dahsyat. Perubahan dunia pada ratusan juta tahun yang lalu telah membawa serta semua peninggalan peradaban, dan hanya menyisakan segelintir peninggalan benda-benda purbakala, yang sekarang menjadi sebuah teka-teki tak terpecahkan oleh manusia.
Juga punahnya peradaban prasejarah manusia yang bertaraf tinggi, dikarenakan perubahan berskala besar pada iklim bumi. Atau dikarenakan kehilangan kestabilan gaya tarik bumi (ruang dan waktu bumi). Di saat sistem tata surya bergerak pada posisi tertentu di ruang orbit bumi, maka secara periodik akan muncul iklim yang tidak serasi dengan kehidupan manusia di bumi.
Pada 65 juta tahun yang lampau, musnahnya dinosaurus oleh karena hal tersebut di atas adalah merupakan sebuah contoh.
Perubahan iklim secara berkala di bumi ini, mengatur siklus awal dan evolusi makhluk berinteligensi tinggi. Tentu saja, semua ini hanya merupakan pandangan dari sebuah versi atau beberapa penafsiran saja, sedangkan mengenai misteri peradaban prasejarah, kita perlu lebih serius lagi untuk menyelaminya.

Uraian tentang Neraka
Planet-planet Neraka merupakan destinasi bagi mereka yang ber-ajal untuk mengalami penderitaan sebagai pahala atas segala kegiatan mereka yang jahat dan keji, tentu saja jika orang-orang bisa memutuskan/memilih, untuk diri mereka sendiri, apakah akan pergi ke neraka atau tidak, maka tak seorang pun memilih pergi kesana.
Tapi sayangnya kita tak bisa memilih, dan hal ini tergantung pada otoritas-otoritas yang lebih tinggi, yang menyaksikan dan menghakimi segala tindakan kita.
Ada kesalah-kaprahan umum diantara banyak orang bahwa sepanjang apa yang kita lakukan tidak membahayakan seseorang atau tak terlihat siapa pun, maka kita bebas melakukan segala hal yang kita inginkan.
Namun kitab Veda menekankan bahwa, “matahari, api, angkasa, udara, para dewa, bulan, senja, malam, siang, segala-arah, air, tanah, dan Roh Yang Utama (Paramatma) Sendiri semuanya menyaksikan segala kegiatan Makhluk hidup. ” (bhag.6.1.42) menurut saksi-saksi ini, makhluk hidup tak dapat pergi kemana pun dimana tak ada yang melihat apa yang dilakukannya.

Penguasa planet-planet neraka dan pengatur akhirat-afterlife mereka yang diajalkan untuk menghuni wilayah alam-semesta yang lebih gelap ini adalah Yamaraja. Srimad Bhagavatam menguraikan bahwa Yamaraj tinggal di Pitriloka bersama pelayan-pelayan pribadinya dan sambil menerapkan aturan dan peraturan yang ditetapkan oleh Tuhan

Yang Maha Kuasa, memiliki agen-agen yang bernama Yamadhuta (para bala tentara Yamaraja), menyeret semua orang-orang berdosa padanya segera setelah mereka mengalami kematian.
Setelah mereka membawa ke pengadilanya, beliau menghakimi secara pantas mereka sesuai kegiatan berdosa khusus mereka dan mengirim mereka ke salah satu planet-planet neraka untuk hukuman yang cocok.

“Beberapa otoritas mengatakan bahwa ada total 21 planet neraka, dan beberapa mengatakan 28. nama-nama planet neraka itu adalah : Tamisra, Andhatamisra, Raurava, Maharaurava, Kumbhipaka, Kalasutra, Asipatravana, Sukaramukha, Andhakupa, Krmibhojana, Sandamsa, Taptasurmi, Vajrakanttaka-salmali, Vaitrani, Puyoda, Pranarodha, Visasana, Lalabhaksa, Sarameyadana, Avici, Ayahpana, Ksarakardama, Raksogana-bhojana, Sulaprota, Dandasuka, Avatanirodhana, Paryavartana da Sucimukha. Semua planet-planet neraka ini dimaksudkan sebagai tempat hukuman bagi makhluk hidup.” (Bhag. 5.26.7)

Diseluruh literature Veda, khususnya di dalam kitab-kitab Purana, ada uraian mengenai planet-plnaet neraka ini. Kami hanya akan memasukan sebagaian kecil dari utaian2 ini agar tidak membuat bab ini terlau panjang, tetapi sekurang-kurangnya kita dapat melihat tempat semacam apakah neraka itu dan orang-orang macam apa saja yang diangkut kesana.

“Seseorang yang mengambil alih istri sah, anak-anak atau uang orang lain diseret pada saat kematian, oleh Yamadhuta yang menakutkan, yang mengikatnya dengan tali waktu dan melemparkannya dengan paksa kedalam planet-planet neraka yang bernama Tamisra.
Di planet yang gelap ini, orang-orang berdosa di hukum oleh para Yamadhuta, yang memukuli dan memarahinya. Dia menderita kelaparan, dan ia tak diberikan air untuk diminum. Demikianlah para asisten Yamaraj yang penuh murka, membuatnya menderita, dan kadang-kadang ia jatuh pingsan menerima berbagai siksaan mereka.” (Bhag.5.26.8).


“Di dalam kehidupan ini, orang-orang melakukan kekerasan terhadap para makhluk hidup. Oleh karena itu, setelah kematian, ketika ia di seret ke nerka oleh Yamaraj, para maklhuk hidup itu yang dulu ia sakiti muncul sebagai binatang yang bernama ruru untuk memberikan rasa yang amat sakit padanya. Orang terpelajar menyebut neraka ini Raurava. Hewan ini tak dapat kita lihat di bumu, ruru ini bersifat lebih sakit daripada ular.” (bhag.5.26.11)


Mengenai hal ini, setiap orang dapat melihat bahwa ada orang-orang yang memiliki mentalitas raksasa / iblis dan bersenang-senang dengan menyakiti maklhuk lain tanpa rasa adil / justiable. Orang yang melakukan kekerasan seperti itu akan diseret ke Raurava, dimana para makhluk hidup yang telah mereka sakiti di masa lalu mengambil wujud sebagai ruru dan memberikan penderitaan yang luar biasa kepada mereka, seperti dijelaskan dalam ayat berikut :

“Hukuman di neraka yang bernama Maharaurava adalah wajib bagi orang memelihara badannya dengan menyakiti yang lain. Di neraka ini, pada hewan ruru yang dikenal dengan nama krayavada menyiksanyadan memakan dagingnya. Untuk pemeliharaan badan mereka dan untuk kepuasan lidah mereka, orang-orang jahat/cruel memasak hewan-hewan dan burung–burung lemah/poor dan hidup2. orang-orang seperti itu dikutuk bahkan oleh pemakan-manusia. Pada kehidupan mereka kemudian, mereka dieret oleh para Yamadhuta ke neraka yang bernama kumbhipaka, dimana mereka di dalam minyak yang mendidih.” (bhag.5.26.12-13)

“Seorang pembunuh brahmana dimasukkan ke neraka yang bernama Kalasutra, yang memiliki garis tengah.jari-jari 80.000 mil dan seluruhnya terbuat dari tembaga.
Dipanasi dari bawah oleh api dan dari atas oleh matahari yang membara, permukaan tembaga planet ini sangat panas sekali.
Demikianlah para pembunuh brahmana menderita terbakar baik dari dalam maupun dari luar.
Dari dalam ia terbakar oleh rasa lapar dan haus, dan dari luar dia terbakar dari pansa matahari dan api yang berada dibawah permukaan tembaga.
Oleh karena itu ia kadang-kadang terbaring, kadang duduk, kadang-kadang berdiri, dan kadang-kadang berlari kesana kemari. Dia harus menderita seperti ini selama ribuan tahun sebanyak rambut di tubuh hewan (yang ia bunuh).” (bhag.65.26.14)

“Di dalam kehidupannya berikutnya, seorang raja atau wakil pemerintah yang berdosa yang menghukum orang yang tak berdosa, atau yang memberikan hukumana pada badan seorang brahmana, diseeret oleh Yamadhuta ke nereaka yang bernama Sukharamuka, dimana asisten Yamaraj yang paling perkasamenghancurkannya précis seperti orang menghancurkan tebu untuk mendapatkan airnya.
Para maklhuk hidup yang berdosa menangis ……, sama seperti seorang manusia yang tak berdosa melaksanakan hukuman.
Ini adalah akibat dari menghukum orang yang tak bersalah.” (bhag.5.26.16)

“Seseorang dalam keadaan terpaksa Merampok, permata (atau benda-benda berharga) dan emas milik seorang brahmana -atau malahan, orang lainnya—ditempatkan kedalam neraka bernama Sandamsa. Disana kulitnya dilapisi dan dipisahkan oleh bola-bola dan jepitan besi merah-panas, maka keseluruhan badannya terpotong menjadi berkeping-keping.” (Bhag.5.26.19)


Ketika menuli bagian ini dan tingal di Detroit, adalah tidak tak-umum mendengar kesedihan orang-orang tua yang tidakpunya uang dan kelaparan dan hanya bergumul dari hari ke ahri hanya untuk bertahan hidup.
Di banyak kasus, salah satu alasan mereka tidak memiliki kebutuahn lagi akan uang untuk merawat diri mereka lebih baik adalah karena mereka telah dirampok, bukan satu dua kali, tetapi banyak kali.
Ini menjadikannya sangat sulit bagi orang–orang ini untuk menikmati hari-hari akhir mereka dengan kedamaian atau kebahagiaan.
Bagaimana pun juga dari ayat diatas, kita dapat belajar bahwa para pencuru yang mencuri, mencoleng, dan juga memukul penduduk yang tidak berdosa / bersalah demi kesengangan sendiri berakhir di Sandamsa.
Para criminal demikian mungkin bisa lolos dari hukum setempat, tetapi mereka tidak akan pernah lolos dari hukum alam yang ditetapkan oleh Tuhan.
Pada waktu kematian, criminal-kriminal demikian itu dengan segera diseret oleh tentara Yamaraj dan dihukum dengan mengupas kulit mereka dengan jepitan besi panas.
Jika semua pencuri tahu nasib seperti demikian menantinya setelah kematian atas penderiataan yang ia timbulkan pada yang lainnya, dia tidak akan melanjutkan kegiatan semacam itu.

“Seorang laki-laki atau wanita yang terlibat dalam hubungan seksual dengan pasangan tak sahnya, dihukum setelah kematian para asisten Yamaraj di neraka yang bernama Taptasurmi.
Disanalah laki-laki dan wanita yang demikian dipukul dengan cambbuk.
Sang laki-lki dipaksa untuk memeluk besi merah panas yang berbentuk wanita.
Dan yang wanita dipaksa untuk memeluk bentuk yang serupa namun laki-laki.
Itulah hukuman bagi seks yang tak sah.” (bhag.5.26.20)

Hukuman-hukuman di planet-planet neraka kedengarannya sangat kejam, namun seseorang menjadi kapok dan menyesal dengan menderita sambil megningat kegitatang-kegiaan berdosa masa lalunya.
Seseorang seperti itu mungkin masih membawa penderitaan yang mendalam di dalam bawah sadar mereka di kehidupannya kemudian dan akan menahan dari kegiatan yang sama di masa mendatang.

“Di wilayah Yamaraj ada ratusan dan ribuan planet-planet neraka. Orang-orang tidak saleh seperti yang telah saya sebutkan-dan yang tdak saya sebutkan—semuanya harus masuk ke berbagai planet-planet ini sesuai dengan tingkat ketidak-salehan mereka. Mereka yang saleh, bagaimanapun juga, memasuki sistem planet yang lain, yaitu planet planet para dewa, baik yang saleh maupun yang tidak saleh, kedua-duanya lagi dibawa kebumi setelah segala pahala dari kegiatan saleh atau tidak saleh mereka habis.” (bhag.5.26.37)

Dari ayat ini, kita dapat mengerti bahwa neraka bukalah sebuah tempat dmana dihukum secara abadi setelah kematian.
Hanyalah reaksi bagi kegiatan-kegiatan tertentu yang keji.
Namun sesuai dengan intensitas penderitaan, maka seolah-olah keliatannya kekal / abadi.

Setelah reaksi atas segala kegiatan-kegiatan habis terpakai, orang itu umumnya kembali memasuki atmosfer bumi untuk memulai lagi.
Kemudian dia dapat melanjutkan mengembara lagi ke berbagai tingkat sistem planet, atau berbagai spesies kehidupan, sampai secara bertahap, ia mengalami berbagai aspek keberadaan material, dari paling bawah sampai planet-planet surga atas surga.

BAGAIMANA pun juga, kita harus mengetahui bahwa mengembara terus menerus ke berbagai sistem planet/kehidupan, atau ke berbagao speseis kehidupanm, bukanlah caranya untuk mendapatkan kebahagian sejati.
Kebahagian yang selalu kita rindukan berada diluar kurungan alam material ini bak dari atas sampai bawah, atau surga neraka-yang bersifat sementara di dunia ini.

Uraian mengenai Surga

Kita semua tahu bahwa jika diberikan pilihan, semuanya maka akan memilih pergi ke surga.

Dan sebagaian besara orang mempunyai sejenis pemahaman akan surga yang membuat mereka yakin bahwa surga adalah suatu tempat yang luar biasa.

Bahkan jika kehidupan kita di bumi jauh dari ideal, jika kita sekali sudah mencapai surga, maka segala sesuatunya akan menjadi baik-baik saja.

Namun setiap seseorang memberitahu saya tentang uraian surga, saya mendapatkan uraian / pendapat yang berbeda-beda.

Di dalam kitab kitab Veda, kita memdaptakan informasi yang eksplisit tentang apakah surga itu, misalnya kita dapat malihat beberapa tempat dibumi yang sebenarnya bagaikan surga. Jika kamu mengunjungi sebuah pulau tropis dimana ada pantai-pantai panjang berpasir putih yang cukup mendapat cahaya matahari yang dilengkapi dengan hembusan angin sejuk yang melewati pohon-pohonnya, membawa aroma bunga-bunga eksotis dan suara-suara ombak, air sebening kristal menghempas tepi pantai dan tidak lupa ada gadis-gadis yang berbadan indah memakai busana penuh warna, siap melayani segala kebutuhan kita.

Tidakkah kamu merasa seperti di surga?

Tak diragukan banyak orang akan suka pengalaman semacam itu, karena setiap orang tertarik di dalam kenikmatan material.

Namun Masalahnya adalah tempat-tempat seperti itu sulit dicapai atau makan banyak biaya untuk tinggal lama disana atau kita harus segera balik setelah kunjungan singkat. Kunjungan semacam itu tidak pernah cukup, dan kita akan selalu ingin kembali ke tempat-tempat serupa, lagi dan lagi.

Srimad Bhagavatam menguraikan bahwa tempat-tempat surgawi itu merupakan tempat dimana para makhluk hidup mengahabiskan / menggunakan kegiata-kegiatan mulianya dimasa yang lalu (sebagai karma baiknya).

Tempat-tempat surgawi ditemukan di tiga tempat yaitu di atas bumi, surga planet-planet bawah, dan planet-planet surga atas.
Hanya orang-orang yg paling sangat saleh dapat memasuki surga atas.
Orang-orang hanya dapat mengalami atmosfer surga yang lebih rendah yang dapat ditemukan di bumi atau planet-planet bawah.

Jadi bumi adalah pertengahan antara surga dan nekara, sehingga dua sisi kehidupan itulah yang ada di permukaan bumi ini (Rwabineda selalu ada yaitu siang-malam, hidup-mati, baik-buruk, pro – kontra dan lain sebagainya + dan - ). Disinilah manusia dibebaskan untuk menuju sorga dan neraka.

Jaman Satya-yuga dan Treta-yuga
Dijelaskan di dalam Srimad Bhagavatam (5.17.12) bahwa di surga atas termasuk dibumi sebelum munculnya jaman kali ribuan tahun yang lalu para penduduk hidup selama sepuluh ribu tahun dan semuanya mirip dewa. “mereka mempunyai kekuatan badan sepuluh ribu gajah dan badan sekuat halilintar.
Masa muda dalam kehidupan mereka sangat menyenangkan, baik pria dan wanita menikmati persatuan seks dengat sangat menyenangkan dengan jangka waktu yang lama.
Setelah sekian lama mengalami kenikmatan sensual dan ketika sekitar setahun masa kehidupan masih tersisa-sang ister mendapatkan seorang anak.
Demikianlah standar kesenangan para penuduk surga ini sama persis dengan manusia yang hidup pada Treta-yuga (ketika tidak ada gangguan).
Bahkan planet bumi ini merupakan surga pada zaman satya-yuga dan treta yuga.
Setiap orang sangat saleh dan mempraktekkan yoga.
Mereka tidak begitu mempedulikan kenikmatan inderawi, meskipun tersedia dengan mudah. Demikianlah, planet bumi menyediakan para penduduknya dengan segala yang mereka butuhkan dengan atmosfer yang paling menyenangkan.

Jaman Dvapara-yuga dan Kali-yuga
Baru kemudian, setelah datang Dvapara yuga dan khususnya zaman sekarang Kali yuga,
“Ada banyak taman penuh bunga dan buah sesuai dengan musim, dan ada pertapaan-pertapaan yang dihias dengan baik.
Antara gunung-gunung besar yang membatasi batasan wilayah-wilayah ada danau danau yang sangat besar berisi air jernih penuh dengan bunga-bunga padma yang baru tumbuh.

Burung air seperti angsa, bebek, ayam air, dan angsa merasa sangat senang karena keharuman bunga-bunga padma, dan suara-suara kumbang yang mempesona memenuhi udara.

Dalam keadaan yang menyenangkan, isteri-isteri para dewa tersenyum dengan jenaka kepada suami-suami mereka dan melihat mereka dengan tatapan nafsu.seluruh dewa dan isteri-isterinya di sediakan bubuh cendana dan kalungan bungan secara teratur oleh pelayan-pelayan mereka.

Dengan cara begini, para penduduk varsha kedelapan menikmati, tertarik dengan kegiatan lawan jenis.

Dari uraian ini, kita dapat melihat bahwa kesenangan surgawi yang dialami oleh para penduduk planet-planet atas sering berdasarkan seks dan semua itu hanya kenikmatan inderawi yang berbentuk lebih halus saja.

Hal ini tidak banyak berbeda dari apa yang dialami oleh manusia di bumi.
Satu perbedaannya adalah para penduduk planet planet itu menikmati seperti itu tanpa ada gangguan selama bertahun-tahun jika mereka menginginkan; sedangkan, para penduduk bumi hanya dapat menikmati seperti itu hanya dalam waktu singkat.

Uraian lain tentang beberapa bagian surga di planet-planet atas adalah tentang gunung Trikuta, yang tingginya 80.000 mil dan dikelilingi oleh sebuah lautan susu.
Seperti halnya bumi dikelilingi oleh air asin, planet-planet atas juga memiliki lautan, namun terdiri dari air-air yang lebih menyenangkan.
“tiga bahan dasar yang utama yang ada di puncak gunung Trikuta terbuat dari besi, perak dan emas, dan memperindah segala arah dan angkasa.Gunung ini juga memeiliki puncak yang lain, yang penuh dengan permata dan berbagai mineral dan dihiasi dengan pohon-pohon, tanaman menjalar dan semak-semak yang indah.

Suara-suara air terjun di atas gunung menciptakan vibrasi yang menyenangkan.
Begitulah adanya gunung itu, semakin meningkatkan keindahan di segala penjuru.
Tanah lapang di kaki gunung selalu di bersihkan oleh gelombang ombak susu membentuk emerald di sekiling gunung di delapan penjuru mata angin.

Para penduduk planet-planet atas seperti para Siddha, Carana, Ghandarva, Vidyadhara, para Naga, Kinnara dan Apsara- biasanya pergi ke gunung untuk sport.
Demikialah semua gua gua di gunung penuh dengan penduduk-penduduk surgawi ini.” (bhag.8.2.7-8)

“lembah-lembah di bawah gunung Trikuta terhias indah dengan banyak beraneka hewan hutan, dan di dalam pohon-pohon, yang terawatt di taman-taman oleh para dewa, ada beareka jenis burung bersiul / mengerik? dengan suara-suara merdu.

Gunung Trikuta punya banyak danau dan sungai, dengan pantai-pantai yang ditutupi dengan permata/mutiara-mutiara kecil menyerupai butiran-butiran pasir.
Airnya sejernih kristal, dan ketika bidadari para dewa mandi di dalamnya, badan-badan mereka memeberikan keharuman kepada air dan angin sepoi yang bertiup disana, yang memeperkaya atmosfer disana.” (Bhag. 8.2.7-8)

Di planet-planet surga, badan-badan para wanitanya/maidens tidak hanya indah, tetapi juga memberikan keharuman kepada danau-danau dan juga angin sepoi yang bertiup.

Di planet bumi ini, setiap orang dapat mengalami bahkan jika badan kita tidak dimandikan setiap hari, maka akan mulai berbau tidak sedap.

Untuk menutupinya, orang sering menggunkan deodorant atau wewangian buatan untuk badan mereka agar berbau harum, untuk menutupi kenyataan bahwa mereka tidak mandi dengan teratur.
Tentu saja, hal ini, jauh dari standar surga ketika kita harus mentolerir bau tak sedap badan orang-orang di sekitar kita.

Oleh karena itu, hal ini, adalah pembanding yang baik untuk mengerti bagaimana planet-planet surga ribuan kali lebih mewah disbanding planet bumi ini.

Dengan mempelajari literature Veda, kita dapat mempelajari tempat-tempat seperti surga ini.

Namun mencoba untuk mencapai pengetahuna seperti itu lewat indera dan peralatan yang terbatas seperti teleskop, yang merupakan perpanjangan indera-indra kita yang cenderung salah faulty sense, kita tak akan pernah mampu mengamati dengan wajar keadaan-keadaan dari planet planet yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, kita dapat mendapat pemahaman apa planet planet yang lebih itnggi itu seperti uraian yang ditemukan di dalam buku-buku seperti Srimad-Bhagavatam, yang menguraikan kemewahan dewa Indra, Raja Surga, sebagai berikut :
“Hiranyakasipu, Yang memiliki segala kemewahan mulai bermukim di surga, dengan taman Nandananya yang terkenal, yang dinikmati oleh para dewa.
Pada kenyataannya, dia tinggal di istana dewa Indra, Raja Surga, yang paling mewah. Istana itu di bangun secara langsung oleh arsitek para dewa Visvakarma dan dibuat sedemikian hingga indah solah olah dewi keberuntangan alam semesta ini berstana disana. Jalan-jalan setapa di kediaman Raja Indra terbuat dari coral, lantainya terhias dengan emerald yang tak ternilai, tembok-temboknya terbuat dari kristal, dan pilar-pilar terbuat dari batu yang bernama vaidurya.canopi-canopi terhias dengan indah, tempat tempat duduk terhias dengan ruby, dan tempat tidur dari sutera, seputih busa, yang terhias mutiara. Gadis-gadis istana itu kebanyakan dari kita bahkan tidak dapat membayangkan sebuah rumah dengan tembok-tembok kristal, coral steps, lantai yang dilapasi jamrud, kursi kurs dilapisi ruby, dan tempat-tempat tidur dilapisi mutiara.
Namun disini adalah sebuah uraian istana amat besar sejenis ini, dimana banyak orang tinggal.”

Ini adalah wilayah surga dimana hanya mereka yang kualifaid dapat memasukinya.

Kita taka akan mampu pergi kesana dengan alat alat roket atau capsul ruang angkasa. Satu satu cara yang sebenarnya kita dapat memasuki atmosfer kahyangan atau surga adalah dengan kegiatan-kegiatan mulia, karma baik, atau kesempurnaan mistis. Bagaimana pun, bagi mereka yang benar-benar bijaksana, mencapai surga tak begitu penting.

Bab Kelimabelas dalam Bhagwad Gita memaparkan dari seluruh ciptaan yang bagaikan sebuah pohon-terbalik yang akarnya di atas— pada Yang Absolut Transenden—dan manifestasi-manifestasi sebagai ciptaan-ciptaan yang beraneka-ragam turun ke bawah sebagai dahan- dahan, cabang-cabang, ranting-ranting, daun-daun, bunga-bunga dan buah-buahnya. Maksud dari puja-puji itu adalah, bahwa Prinsip Kreatif Dewata hadir dimana-mana sebagai kekuatan pengendali suprima imanen, sama halnya dengan getah atau vitalitas dari si pohon yang menyusupi setiap selnya, dari atas sampai ke bawah. Makanya, jenis- jenisnya tidak bisa dimengerti kecuali dalam kerangka Kesatuan Ultima.

Mulai dari setiap Jaman di Dunia manusia yaitu Satya-yuga , Treta-yuga, Dvapara-yuga dan Kali-yuga manusia berkembang sesuai ruang dan waktunya. Tentu populasi ini dipengaruhi oleh tingkat kesadaran di setiap jaman seperti dijelaskan diatas.

Saat ini disebut Jaman Kali (manusia sangat terikat dengan materi dan penuh hawa nafsu tentulah populasi puncak dari umat manusia terjadi pada jamain ini. Pada kondisi ini sangat sulit untuk mencapai Moksa. Karena Karma dan keterikatan terhadap materi serta lingkaran karma sangat kuat sekali.
Pada jaman inilah banyak roh yang menempati ruang tunggu (Sorga dan Neraka) mendapat badan baru sebagai untuk kembali ke Dunia ini.

Ketika Dunia sudah dewasa tentu akan dilebur oleh Yang Absolut Transenden dan Jaman dimulai lagi dari Satya-yuga.
 
@GoesDun,

Wow..., serem banget penggambaran tentang neraka ya ?
Kayaknya bakal sepi dah surgane ya, kalo diliat jaman sekarang kaya gini...:D
Namun saya tetap belum mengerti di bagian mana ya penjelasan anda tentang pertanyaan saya

Mungkin yang anda maksudkan itu reinkarnasi ya ? Bicara mengenai roh, ada yang saya ga mudeng, pada forum science anda menjelaskan roh tetap berreinkarnasi hingga lepas dan mencapai Yang Maha Esa. Bila begitu bukannya makin lama roh yang ada di bumi makin sedikit karena lepas dari lingkaran karma? Tapi nyatanya jumlah manusia di bumi malah menjadi makin banyak, bukankah ini bertolak belakang ?
 
@GoesDun,
Terima kasih kembali friend :)

Back to Topic.

Mungkin yang anda maksudkan itu reinkarnasi ya ? Bicara mengenai roh, ada yang saya ga mudeng, pada forum science anda menjelaskan roh tetap berreinkarnasi hingga lepas dan mencapai Yang Maha Esa. Bila begitu bukannya makin lama roh yang ada di bumi makin sedikit karena lepas dari lingkaran karma? Tapi nyatanya jumlah manusia di bumi malah menjadi makin banyak, bukankah ini bertolak belakang ?
Mohon pencerahannya :)

Saya juga ada pertanyaan

Kenapa ada binatang yang mulai langka?
kok ga nambah banyak kaya manusia ? what do you think bro >:D<
Kenapa tumbuh-tumbuhan semakin berkurang?

love and light
 
@GoesDun,

Wow..., serem banget penggambaran tentang neraka ya ?
Kayaknya bakal sepi dah surgane ya, kalo diliat jaman sekarang kaya gini...:D
Namun saya tetap belum mengerti di bagian mana ya penjelasan anda tentang pertanyaan saya

Tambah banyaknya populasi karena penyaruh Yuga.
Jaman kekarang disebut Jaman Kali-yuga.
Pada masa Kali Yuga, ada banyak aturan yang saling bersaing satu sama lain. Mereka tidak akan punya tabiat. Kekerasan, kepalsuan, dan tindak kejahatan akan menjadi santapan sehari-hari. Kesucian dan tabiat baik perlahan-lahan akan merosot..... Gairah dan nafsu menjadi pemuas hati di antara pria dan wanita. Wanita akan menjadi objek yang memikat nafsu birahi. Kebohongan akan digunakan untuk mencari nafkah. Orang-orang terpelajar kelihatan lucu dan aneh. Hanya orang-orang kaya yang akan berkuasa.
Umur manusia sangat pendek dan penuh gairah nafsu sebagai pemuah, hingga banyak kelahiran yang tidak diharapkan menambah populasi duniasaja, tapi demikianlah keadaan jaman.

Jadi perlu saya jelaskan lebih lanjut pembagian jaman dalam Hindu serta karakter disetiap jaman:

Dalam ajaran Hindu jaman disebut Yuga adalah suatu siklus perkembangan zaman yang terjadi di muka bumi, yang terbagi menjadi empat zaman (Catur Yuga) :
1. Satya YUga atau Krita Yuga, Kerta Yuga – berlansung 1.728.000 tahun;
2. Treta Yuga – berlangsung 1.296.000 tahun;
3. Dwapara Yuga – berlangsung 864.000 tahun;
4. Kali Yuga – berlangsung 432.000 tahun;

Satya Yuga (juga disebut Sat Yuga, Kṛta Yuga (= Kerta Yuga / Krita Yuga) adalah suatu kurun zaman yang disebut sebagai “zaman keemasan”, ketika umat manusia sangat dekat dengan Tuhan dan para Dewa, ketika kebenaran ada dimana-mana, dan kejahatan adalah sesuatu yang tak biasa. Konon rata-rata umur umat manusia bisa mencapai 4.000 tahun ketika hidup di zaman ini.

1. Pada masa Satya Yuga, kesadaran umat manusia akan Dharma (kebenaran, kebajikan, kejujuran) sangat tinggi. Budaya manusia sangat luhur. Moral manusia tidak rusak. Kebenaran sangat dijunjung tinggi sebagai aturan hidup. Hampir tidak ada kejahatan dan tindakan yang melanggar aturan. Zaman tersebut disebut juga ‘zaman keemasan’.

2. Masa Treta Yuga merupakan zaman kerohanian. Sifat-sifat kerohanian sangat jelas tampak. Agama menjadi dasar hidup. Meskipun begitu, orang-orang mulai berbuat dosa dan penjahat-penjahat mulai bermunculan. Pada zaman ini, seseorang yang pandai, memiliki pengetahuan dan wawasan luas, serta ahli filsafat akan sangat dihormati.

3. Pada masa Dwapara Yuga, manusia mulai bertindak rasional. Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan kebohongan mulai tampak. Yang diutamakan pada zaman ini adalah pelaksanaan ritual. Asalkan mampu melaksanakan upacara, maka seseorang akan dihormati. Akhir zaman Dwapara dimulai ketika Kresna meninggal, setelah itu dunia memulai zaman terakhir, Kali Yuga.

4. Zaman terakhir, Kali Yuga, merupakan zaman kehancuran. Banyak manusia mulai melupakan Tuhan. Banyak moral manusia yang rusak parah. Kaum pria banyak berkuasa dan wanita dianggap sebagai objek pemikat nafsu mereka. Banyak siswa berani melawan gurunya. Banyak orang-orang yang mencari nafkah dengan tidak jujur. Dan banyak lagi kepalsuan, kebohongan, kejahatan, dan tindak kekerasan. Pada zaman ini, uang yang paling berkuasa. Hukum dan jabatan mampu dibeli dengan uang.

Sesuai dengan karakter pada masing-masing zaman, terdapat hal-hal yang diutamakan, yakni:

1. Satya Yuga atau Krita Yuga – dhyana (meditasi, mengheningkan pikiran) – 1.728.000 tahun
2. Treta Yuga – jnana (belajar, berpengetahuan) – 1.296.000 tahun
3. Dwapara Yuga – yajña (mengadakan ritual) – 864.000 tahun
4. Kali Yuga – dāna (bersedekah, memberi kekayaan) – 432.000 tahun

Pada masa Satya Yuga, pelaksanaan meditasi dan memusatkan pikiran kepada Tuhan yang paling diutamakan dan orang yang melaksanakannya akan dipuji-puji dan dihormati.

Pada masa Treta Yuga, pengetahuan yang diutamakan dan pendidikan mendapat perhatian penuh pada masa itu. Orang-orang yang pandai dan terpelajar akan diistimewakan dan sangat dihormati pada masa itu.

Pada zaman Dwapara Yuga, pelaksanaan ritual yang diutamakan. Asalkan seseorang melaksanakan ritual maka ia akan dihormati, tidak peduli kaya atau miskin, baik atau jahat.

Pada zaman Kali Yuga, uang dan kekayaan yang paling diuatamakan. Asalkan seseorang memiliki uang, maka ia akan dihormati dan berkuasa. Budi pekerti tidak lagi dihiraukan malah orang yang pandai akan menajdi bahan ejekan. Pada masa itu, dengan uang seseorang dapat membeli kehormatan.

Setelah berakhirnya Kali-yuga, akan terjadi peleburan (pralaya atau kiamat), yang kemudian disusul dengan hadirnya kembali Satya Yuga, diikuti
oleh Treta-yuga, Dvapara-yuga, dan seterusnya.

Kitab-kitab Weda memandang realita alam semesta ini dari sudut pandang perputaran atau siklus waktu yang disebut yuga.
Fakta sejarah yang kita alami saat ini hanyalah salah satu bagian dari keseluruhan siklus waktu semesta yang berjalan secara kekal abadi yang dikenal dengan sebutan kala.
Peristiwa-peristiwa alam disekitar kita memberikan isyarat pembenaran terhadap adanya siklus waktu dalam Weda tersebut.
Lihatlah, musim-musim datang secara berulang : hadirnya musim semi, musim panas, musim gugur, musim dingin, diikuti dengan hadirnya kembali musim semi, musim panas, dan seterusnya.
Hari-hari dalam seminggu datang berulang : Minggu, Senin….Sabtu,…lalu Minggu, Senin…kembali. Siang hari digantikan oleh malam hari…yang disusul dengan hadirnya siang hari kembali.

Bukankah jarum-jarum jam tidak berhenti bergerak setelah semua jarumnya menunjuk angka 12?
Semua itu adalah bagian kecil dari siklus yang lebih besar.

Saudara @ZhugeLiang dan Saudara @speglen
semoga menjadi jawaban.
 
@GoesDun,
Thanks banget ya ? sebenere sih masih rada bingung tp gapapa ntar sejalan waktu biasanya ngerti sendiri... thanks:)
 
Mungkin yang anda maksudkan itu reinkarnasi ya ? Bicara mengenai roh, ada yang saya ga mudeng, pada forum science anda menjelaskan roh tetap berreinkarnasi hingga lepas dan mencapai Yang Maha Esa. Bila begitu bukannya makin lama roh yang ada di bumi makin sedikit karena lepas dari lingkaran karma? Tapi nyatanya jumlah manusia di bumi malah menjadi makin banyak, bukankah ini bertolak belakang ?
Mohon pencerahannya :)

Penciptaan itu gak pernah berhenti bung...contohnya aj karang ad penyakit2 baru kayak viruz flu burung...
 
Beberapa orang meyakini bahwa filsafat Dasa Awatara menunjukkan perkembangan kehidupan dan peradaban manusia di muka bumi (Evolusi).

Setiap Awatara merupakan lambang dari setiap perkembangan zaman yang terjadi.

  1. Matsya Awatara merupakan lambang bahwa kehidupan pertama terjadi di air.
  2. Kurma Awatara menunjukkan perkembangan selanjutnya, yakni munculnya hewan amphibi.
  3. Waraha Awatara melambangkan kehidupan selanjutnya terjadi di darat.
  4. Narasimha Awatara melambangkan dimulainya evolusi mamalia.
  5. Wamana Awatara melambangkan perkembangan makhluk yang disebut manusia namun belum sempurna.
  6. Parashurama Awatara, pertapa bersenjata kapak, melambangkan perkembangan manusia di tingkat yang sempurna.
  7. Rama Awatara melambangkan peradaban manusia untuk memulai pemerintahan.
  8. Krishna Awatara, yang mahir dalam enam puluh empat bidang pengetahuan dan kesenian melambangkan kecakapan manusia di bidang kebudayaan dan memajukan peradaban.
  9. Buddha Awatara, yang mendapatkan pencerahan, melambangkan kemajuan sosial manusia.
  10. Kalki Awatara, akan muncul pada akhir jaman Kali, ketika tidak ada lagi mata pembicaraan tentang Tuhan, Kalki akan menegakkan hukum-hukum moral dalam bentuk keempat varna. Setelah itu, masyarakat manusia akan hidup kembali dalam kebajikan.
Makna dari turunnya para Awatara selama masa Satya Yuga menuju Kali Yuga juga menunjukkan evolusi makhluk hidup dan perkembangan peradaban manusia.

Misi Awatara bekerja untuk peradaban kehidupan manusia untuk selama 4.320.000.000 tahun (waktu untuk empat Yuga. Krita atau Sathya. Treta, Dvapara dan Kali).

Hindu percaya bahwa Awatara akan selalu berulang pada setiap awal dari alam semesta yang tak terhitung jumlahnya.
 
nah jujur ya bro smua, gw sgt sutuju dgn konsep dasa awatara ini, krn jlas2 dsini diterangkan bhw evolusi mahluk hidup itu sesuai dgn turunnya 10 awatara tsb. brarti sudah jlas bhw hindu tuh percaya dgn evolusi, harusnya kita bangga lho klo hindu sesuai dgn teori evolusi, krn toh hasil pnlitian evolusi sdh ada, klo kita percya adam dan hawa (manusia pertama) jd pithecantropus yg ditemukan itu apa dong?disini dijlaskan bahwa Hindu sesuai dgn ilmu pasti, sesuai dgn logika yg bisa dibuktikan kbnarannya. bukan dogma, ato dongeng, ato kisah.
 
saya percaya dengan adanya evolusi,tapi saya ga percaya dan sependapat sepenuhnya dengan Darwin,jika dengan teorinya itu,maka komodo berasal dari kadal kecil,harimau berasal dari kucing?ada yg sependapat?
 
Bro,

Jika teori evolusi itu benar adanya, tentu saja kita tidak bisa menemukan lagi komuinitas kera di muka bumi ini karena semuanya sudah berevolusi menjadi manusia. Lihat saja hewan yang bernama mamoot sekarang sudah tidak ada lagi, tetapi fosilnya ada. Yang tersisa adalah gajah yang merupakan hasil evolusinya. Demikian juga kucing bertaring pedang, kini tinggal harimau saja. Dan sejenisnya.

Lha kalau yang namanya monyet, simpanse, orang utan masih banyak berkeliaran, bagaimana mereka bisa dikatakan berevolusi menjadi manusia ?
 
Bro,

Jika teori evolusi itu benar adanya, tentu saja kita tidak bisa menemukan lagi komuinitas kera di muka bumi ini karena semuanya sudah berevolusi menjadi manusia. Lihat saja hewan yang bernama mamoot sekarang sudah tidak ada lagi, tetapi fosilnya ada. Yang tersisa adalah gajah yang merupakan hasil evolusinya. Demikian juga kucing bertaring pedang, kini tinggal harimau saja. Dan sejenisnya.

Lha kalau yang namanya monyet, simpanse, orang utan masih banyak berkeliaran, bagaimana mereka bisa dikatakan berevolusi menjadi manusia ?

sorry tp mungkin lebih baik anda pelajari lagi tentang teori evolusi bos...

krn yang anda utarakan baru kulitnya doang...:D
 
sorry tp mungkin lebih baik anda pelajari lagi tentang teori evolusi bos...

krn yang anda utarakan baru kulitnya doang...:D

Sang pencipta selalu menyisakan teka teki yang tidak mungkin bisa dikupas oleh manusia. Saya belum bisa meyakini pendapat para ahli tentang asal muasal manusia. Tetapi kalau ada yang mau mempercayai juga sah-sah saja. Kalau saja semuanya bisa dijelaskan secara ilmiah, kenapa ada missing link ? Bukankah ini pertanda kalau teori itu dipaksakan?

Saya lebih percaya kalau dikatakan manusia ini sebenarnya datangnya dari planet lain. Demikian juga ras manusia sebelum ada percampuran, berasal dari planet yang berbeda. Jika dikatakan ras kulit putuh karena mereka tinggal di wilayah dingin dan ras kulit hitam karena mereka tinggal di iklim panas, lantas kaum kulit hitam (negroit) yang tinggal turun temurun di amerika sana, mustinya berganti kulit, menjadi kulit putih, Tetapi nyatanya tidak toh ?
 
saya lebih setuju segala kehidupan ini berasal dari entitas roh baik yang sudah disucikan maupun yang belum disucikan dan semua itu berasal dari Brahman.

Dan semuanya roh-roh yang belum menyatu dengan Tuhan berada di alam buah loka, langit yang lebih tinggi atau planet tertentu dan akan mengalami evolusi menjadi bentuk yang sesuai dengan karmanya.

Karena pada kenyataannya setelah menjalani kehidupan di dunia ini semua entitas hidup sangat sulit untuk mencapai Moksa yaitu menghabiskan seluruh samskara dan untuk tidak membuat samskara baru selama proses berlangsung.

Semua bentuk entitas hidup melakukan suatu aksi akan terekam dalam bentuk panca maya kosa sebagai pembungkus rohnya. Dengan demikian pada kebanyakan orang saat mati, dia masih memiliki banyak reaksi dalam bentuk potensi yang belum teralaminya.

Panca Maya Kosa dapat digambarkan sebagai berikut.

Ada panjang gelombang tertentu yang terkait dengan tubuh, dan juga ada suatu panjang gelombang tertentu yang terkait dengan pikiran.

Seperti halnya dalam fisika modern, para yogi mengatakan bahwa seluruh ciptaan ini berada dalam getaran dan getaran-getaran itu mempunyai berbagai panjang gelombang.

Ada panjang gelombang tertentu yang berkenaan dengan tubuh kita dan panjang gelombang lain dengan pikiran kita.

Bila panjang gelombang itu paralel, maka kita memiliki kehidupan.

Namun bila terjadi sesuatu atas tubuh seperti suatu kecelakaan atau penyakit, maka terjadi perubahan pada panjang gelombang fisik dan keadaan paralel tadi hilang.

Keadaan ini disebut kematian karena sebab fisik.

Demikian pula tubuh bisa saja berfungsi dengan baik, namun terjadi suatu gempuran hebat pada pikiran sehingga gelombang mental berubah dan keadaan paralel tadi lenyap pula.

Keadaan ini dikenal sebagai sebab psikis dari kematian.

Contoh dalam hal ini adalah seseorang yang mati karena mengalami sesuatu hal yang sangat menakutkan.


Contoh lain terkait Evolusi roh binatang yang hidup bersama manusia.

Seekor anjing yang terus menerus hidup dalam keluarga manusia bersentuhan dengan pikiran manusia yang telah lebih berkembang.

Anjing itu yang hidup, makan dan bahkan melakukan perjalanan dengan keluarga manusia itu mulai mengalami perluasan pikiran.

Pikirannya perlahan-lahan akan menjadi seperti pikiran manusia.

Kalau perluasan itu berlangsung terus maka akhirnya akan terjadi kematian karena panjang gelombang tubuh dan mentalnya tidak paralel lagi.

Dalam hal ini panjang gelombang mentalnya Anjing berubah karena persinggungannya dengan manusia dan dengan sendirinya memerlukan tubuh yang lebih halus agar dapat parelel. Dan Kemungkinannya akan memiliki kehidupan pada tubuh manusia.

Maka jumlah manusia makin tidak terbendung.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.