• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Engkau Adalah Apa Yang Engkau Kerjakan

GloryFrench

IndoForum Newbie A
No. Urut
2045
Sejak
10 Jun 2006
Pesan
380
Nilai reaksi
7
Poin
18
Jika yang engkau kerjakan adalah urusan duniawi maka engkau pun fana seperti dunia.
Jika yang engkau kerjakan adalah tugas Ketuhanan, engkau pun abadi bersama Tuhan.
Jika yang engkau kerjakan adalah tugas Nurani engkau adalah Buddha.
Engkau adalah apa yang engkau kerjakan…


Buddha bukanlah Buddha

Apa yang membuat seseorang itu dimuliakan sebagai Buddha? Apakah pula Ke-buddhaan itu? Buddha adalah dia yang telah mencapai kesempurnaan pencerahan. Lalu apa itu kesempurnaan pencerahan? Kesempurnaan pencerahan adalah kesempurnaan keinsafan Buddhata dalam diri. Keinsafan yang mendatangkan keterbebasan dan keleluasaan. Namun semua bentuk keterbebasan dan keleluasaan sepenuhnya bertumpu pada semangat cinta-kasih dan kebijaksanaan. Singkat kata, pencerahan tanpa semangat cinta-kasih dan kebijaksanaan, bukanlah pencerahan. Berapa pun tingginya sebuah kesadaran atau keinsafan tetap tak dapat disebut sebagai keinsafan bila tidak disertai dengan kesempurnaan cinta kasih dan kebijaksanaan. Betapa pun besarnya sebuah keterbebasan, tanpa cinta kasih dan kebijaksanaan bukanlah sebuah keterbebasan. Demikian juga dengan sebuah kebahagiaan, tanpa cinta kasih dan kebijaksanaan, kebahagiaan yang bagaimana pun spiritualnya bukanlah kebahagiaan sejati. Di sini kita melihat betapa kebudhaan tak dapat dipisahkan dari cinta kasih dan kebijaksanaan! Tanpa cinta-kasih dan kebijaksanaan tak ada kebuddhaan yang dapat dibicarakan.

Tanpa cinta kasih dan kebijaksanaan walaupun seseorang memiliki pencerahan, kesadaran, keterbebasan dan kebahagiaan, tidaklah dapat dikatakan telah mencapai kebuddhaan. Pencerahan sendiri bukanlah sekedar pencerahan, kesadaran bukanlah sekedar kesadaran, keterbebasan juga bukanlah sekedar keterbebasan, demikian juga dengan kebahagiaan bukanlah sekedar kebahagiaan melainkan harus berwujud konkrit 'cinta-kasih' dan 'kebijaksanaan'

Apakah Kebuddhaan itu ?

Seorang Buddha bukanlah Buddha jika ia tidak memiliki kesempurnaan Cinta-kasih semesta dan kebijaksanaan agung. Kebuddhaan, cinta-kasih dan kebijaksanaan adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Kebuddhaan adalah kesempurnaan cinta-kasih dan kebijaksanaan. Kesempurnaan cinta-kasih dan kebijaksanaan adalah kebuddhaan. Yang Arya MS. Kaosan: "Kesempurnaan Cinta-kasih dan kebijaksanaan itu sendiri sudah adalah kebuddhaan. Tak usah lagi mencari kebuddhaan. Kebuddhaan diluar cinta-kasih dan kebijaksanaan adalah sebuah kepalsuan." Menurut Yang Arya tak ada yang perlu diagung-agung untuk sebuah kebuddhaan. Kebuddhaan hanyalah sebuah istilah. Yang Arya MS. Kaosan: "Lebih baik tidak menggunakan kata kebuddhaan, sebab kebuddhaan hanyalah sebuah istilah yang dipergunakan untuk mengagungkan semangat Cinta-kasih dan kebijaksanaan! Jika tidak ada kesempurnaan Cinta-kasih dan Kebijaksanaan, istilah kebuddhaan hanyalah kulit kacang tak berarti." Menurut Yang Arya Lebih baik langsung mengagungkan semangat Cinta-kasih dan kebijaksanaan. Bukankah disinilah fondasi dimana istilah kebuddhaan digantungkan? Menurut Yang Arya, tak usah sedih tak dihormati sebagai Buddha tapi sedihlah karena tak memiliki Cinta-kasih dan Kebijaksanaan. Jika seseorang telah memiliki semangat cinta kasih dan kebijaksanaan, ia tak lagi memerlukan kebuddhaan, sebab ia sudah Buddha. Inilah hukum kebuddhaan sepanjang masa.

Ironis sekali banyak orang berjuang mencari kebuddhaan sembari menjauhi semangat cinta-kasih dan kebijaksanaan. Bukankah ini sebuah kebodohan? Hendaklah ia bertanya, kebuddhaan bagaimana yang mau ia cari? Tidakkah sedikit pun dapat ia sadari bahwa kalaulah masih ada kebuddhaan yang dapat ia temukan bukankah itu hanyalah kebuddhaan yang semu? Kebuddhaan tanpa keinsafan, tanpa keterbebasan dan kebahagiaan. Kebuddhaan tanpa kemuliaan dan keagungan. Apalah makna untuk sebuah kebuddhaan seperti itu?

Oleh sebab itu setiap kali kita membicarakan kebuddhaan berarti kita membicarakan semangat Cinta-kasih dan Kebijaksanaan! Setiap kali kita membicarakan semangat Cinta-kasih dan Kebijaksanaan, kita tak perlu lagi menyinggung kebuddhaan sebab kebuddhaan sudah ada di dalamnya! Demikianlah pandangan Yang Arya yang begitu tajam dan to the poin. Namun Yang Arya tidak berhenti sampai disini, Beliau melanjutkan: "Cinta-kasih dan Kebijaksanaan bukanlah sekedar kesadaran, perasaan dan pikiran….." Inilah poin yang teramat penting. Betapa pun kuat semangat Cinta-kasih dan Kebijaksanaan, tidaklah ada artinya kalau itu hanya ada secara batini. Hanya tersimpan di dalam, hanya berupa getaran-getaran mental atau psikis. "…….melainkan adalah sebuah perbuatan nyata!" Demikian Yang Arya menggenapi sabdanya.

Tanpa tindak perbuatan nyata, betapa besar pun semangat Cinta-kasih dan Kebijaksanaan seseorang, tetap tidak berarti. Oleh sebab itu, menurut Yang Arya, adalah lebih baik membicarakan perbuatan-perbuatan nyata dari pada membicarakan cinta-kasih dan kebijaksanaan di mulut atau hanya di hati. Cinta kasih yang tidak terwujud dalam tindak perbuatan bukanlah cinta kasih. Demikian juga dengan Kebijaksanaan yang hanya bersemayam di batin tanpa diikuti dengan tindak perbuatan, bukanlah kebijaksanaan! Jadi semestinya orang jangan melekat dan memuji istilah Cinta-kasih dan Kebijaksanaan sebab mereka belum apa-apa. Mereka baru apa-apa kalau sudah dituangkan ke dalam perbuatan nyata!

Adalah apa yang dikerjakan

Kesimpulannya, Kebuddhaan adalah kesempurnaan Cinta-kasih dan Kebijaksa-naan. Sedangkan Cinta-kasih dan Kebijaksanaan adalah tindak perbuatan nyata dalam kasih dan kebijaksanaan. Jadi bila ada yang bertanya apakah Kebuddhaan itu? Jawabannya adalah tindak perbuatan! Artinya seorang Buddha bukanlah Buddha bila ia tidak memiliki tindak perbuatan Buddha. Sebaliknya, ia sama sekali tak perlu menjadi Buddha, jika ia telah memiliki tindak-perbuatan Cinta-kasih dan Kebijaksanaan yang sempurna. Sebab ia sudah Buddha!

Yang Arya MS.Kaosan: "Dimana ada perbuatan nyata dalam Cinta-kasih dan Kebijaksanaan, disitulah Kebuddhaan!" Menurut Yang Arya, perbuatan nyata adalah segala-galanya! Tanpa perbuatan nyata, omong kosong semuanya.

Akhirnya, Yang Arya MS.Kao-shan menyimpulkan: "Engkau adalah apa yang engkau kerjakan! Jika yang engkau kerjakan adalah urusan duniawi maka engkau pun fana seperti dunia. Jika yang engkau kerjakan adalah tugas Ketuhanan, engkau pun abadi bersama Tuhan. Jika yang engkau kerjakan adalah tugas Nurani engkau adalah Buddha. Engkau adalah apa yang engkau kerjakan…

Kemana kita harus mencari Kebuddhaan? Carilah dalam tindak-perbuatan kita. Temukanlah pada apa yang kita kerjakan. Yang kita kerjakan menentukan segala-galannya! Tidak perduli siapa dia, sekalipun ia seorang Buddha, namun jika yang ia kerjakan adalah urusan duniawi, masalah kenikmatan indera, kenyamanan jasmani dan kepentingan diri, ia adalah orang awam dalam samsara. Keberadaannya fana sefana urusan dunia yang ia geluti! Sebaliknya sekalipun engkau adalah orang awam yang sesat, namun engkau dapat mengabdikan dirimu pada tugas Ketuhanan yang luhur. Yang berjuang demi kebahagiaan dan keselamatan umat manusia. Yang berjuang membawa manusia ke dalam Inisiasi Kuasa Firman Tuhan agar terbebas dari samsara, yang berjuang demi keabadian bersama, maka engkaupun abadi seabadi misi agung perjuanganmu. Sekalipun engkau tidak berbicara tentang Kebuddhaan, bahkan tidak memahami apa itu kebuddhaan, dan juga tidak pernah membicarakan Cinta-kasih dan Kebijaksanaan, tetapi engkau dapat mengerjakan tugas nuranimu. Berbicara dan bertindak sejalan dengan Nurani. Berkorban, tahan derita, mengasihi dan membimbing umat manusia secara nyata dalam Nurani, engkau adalah Buddha!

Tanyalah ke dalam diri siapakah diri kita? Buddha atau Mara, bajik atau batil, kasih atau kebencian ? Jawabannya adalah apa yang engkau kerjakan!

Spektrum Dharma Hati - Yang Arya Maha Sesepuh Kao San (Hao Che Da Di)

Dari Wancana Di Atas saya mendapat Banyak intuisi tersendiri. Yaitu Setelah Meninggal apa kita dapat menjadi buddha atau setan kelaparan tergantung kita yang kerjakan sekarang ini bukan di akhir kematian.
Pernah kalian Bertanya pada dalam diri Sebelum Saya Lahir Siapakah saya??Sesudah saya Meninggal Siapa kah saya??dan apa Tujuan Hidup saya???
 
Dhamma Lo Lumayan Kuat Ya!!
 
bukan saya yang berkotbah tetapi Yang Arya Maha Sesepuh Kao San (Hao Che Ta Ti) salah satu The President Of Great Dao Maitreya yang telah parinibana menjadi boddhisatva dengan gelar Hao Che.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.