• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

(Dongeng) Omong Kosong?

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.367
Nilai reaksi
23
Poin
0
Baiklah, gan.. karena beberapa hal, maka sepertinya saya akan mendongeng lagi.
Terserah gan/sis sekalian mau men-cekibot-kan dongeng saya atau tidak.
Saya mulai saja.



Spoiler for Dongeng Omong Kosong:
Siang itu, seperti biasa, kondisi semrawut jalanan kota Phnom Penh menghambat perjalanan kami.
"Oh, Tuhan! Tidak mungkin! Apa ini? Kenapa dapat terjadi? Bagaimana mungkin?!"
Pak Kellard yg duduk di sebelah saya berseru dengan paras terkejut & tampak sangat serius & mata membelalak, sementara satu jarinya mencocoli layar ponsel dengan gerakan panik.
Saya serta-merta menoleh ke arahnya, menunggu apakah dia akan menjelaskan selebgram tolol mana lagi yg menciptakannya hinggamenjerit terkejut seperti itu. Dan rupanya saya tak perlu menunggu lama.
"Kau percaya ini? Apakah yg sedang terjadi?! Apakah kau sudah melihatnya? Sial! Bagaimana ini dapat terjadi?!" Orang tua yg gagah itu mengacung-acungkan ponselnya ke arahku. "Kau sudah melihat Lotus' hari ini, Jack? Apakah kau sudah mendengar tentang hal ini? Apakah cuma saya yg baru saja mengetahuinya? Kenapa tidak ada orang yg mengatakannya kepadaku? Kau sudah melihat ini? Ini mengerikan!" Berondongnya lagi. Yang dimaksud adalah 'Lotus' Eye', bulletin online harian resmi dari kantor regional Asia.




Spoiler for Dongeng Omong Kosong:
Saat itulah saya mulai menangkap adanya sesuatu yg memang cukup serius tengah terjadi. Air muka serta nada bicara yg dipakai oleh Pak Kellard saat ini adalah khas nada bicara 'Tegangan Tinggi'-nya yg sudah cukup saya kenal.
"Belum, Sir. Saya akan lakukan sekarang." Saya merasa sedikit malu, karena memang menurut prosedur tak resmi semestinya saya membuka bulletin itu setiap hari. Tetapi sudah beberapa pekan ini saya tidak membukanya karena toh beberapa akbar isinya berasal dari hasil laporan regu saya di regional Asia ini. Dan jujur saja, saya lebih sering mendapatkan informasi dari koordinasi lapangan, & saya cenderung mengambil informasi cuma sebatas hal-hal yg bersinggungan dengan pekerjaan saya saja. Tetapi kejadian barusan menciptakan saya berjanji untuk segera mengubah kebiasaan buruk itu, mulai hari ini juga.
Maka, dengan gerakan cepat saya keluarkan ponsel dari tas kemudian langsung membuka akses ke Lotus'. Tak hingga sedetik setelah memindai sidik jari, halaman perdana pun terbuka. Dan memang headline yg tertera di sana cukup menciptakan rahang saya seperti jatuh ke pangkuan saya. Tulisannya, "Virus Tipe Corona Dikonfirmasi oleh Pemerintah Cina."
Dan secara tak sadar, secara harfiah hampir semua ucapan terkejut yg tadi memberondong dari mulut Pak Kellard pun seperti berebutan keluar melalui bisikan saya selama saya membaca beritanya.
Pikiran saya langsung terhubung dengan suatu misi yg -kami kira- sudah selesai dengan baik beberapa tahun lalu. Benak saya berfikir keras. Detik itu juga saya mencoba mengevaluasi di mana kesalahan yg kami lakukan seputar misi itu.
"Bukankah kita sudah mengamankan kurirnya?" Sayamenggumam.
"Berarti dia tidak sendirian? Atau mungkin orang-orang kuilmengambil resiko & menciptakan copy-nya? Atau ada pihak lain lagi?" Gumam Pak Kellard.
Wow, dua teori yg disebut perdana itu sangat bagus. Bagaimana dia dapat 'membaca' secepat itu? Orang ini memang jenius, pikir saya.




Spoiler for Dongeng Omong Kosong:
Ya. Sangat mungkin bahwa dugaan itu benar.
Dalam waktu sepersekian detik, benak saya sempat mengagumi ketajaman analisa senior saya itu. Tetapi saya segera menguasai diri & bersikap wajar. Dan, tentu saja, berusaha ber-improvisasi untuk mengimbangi ucapannya barusan.
"Atau, ada iblis yg berhasil masuk ke 'kuil' & menggoda Biarawan berikutnya?" Sayangnya, cuma ide teori konyol itu yg berhasil muncul di pikiran saya.
"Good catch. Catat itu juga. Ya, kita lihat saja nanti. Bagaimanapun, tetap saja kita lah yg akan lembur," Pak Kellard menggumam.
Saya sempat bangga meskipun tak menyangka bahwa ternyata Pak Kellard justru memberikan pujian atas 'ide konyol' saya itu.
"Kunh, ke Kedutaan," kataPak Kellard singkat. Lalu dia menyandarkan diri ke kursi & menghela nafas panjang.
"Yes, Sir." Pak Kunh, pengemudi berpangkat letnan di kesatuan penembak jitu itu menjawab dengan nada tenang, kemudian mengatur navigasi mobil ke arah Kedutaan.
"Ya, Jack, kita akan sangat sibuk." Kata Pak Kellard lagi. Suaranya pelan. Kemudian dia melayangkan pandangan ke luar, ke arah jalanan kota Phnom Penh yg terlihat semakin semrawut.



Spoiler for Dongeng Omong Kosong:
Ruang rapat malam itu terasa sangat tegang.
Chelsea Wu, seorang agen senior, tengah memaparkan struktur informan kami di Cina. Sudah jelas mengapa kantor pusat menempatkan dia di regional ini, yaitu karena ciri fisiknya yg memudahkan dia membaur dengan penduduk lokal di banyak negara di wilayah ini.
Singkat kata, dari laporan 600 orang informan itu mayoritas mengarah ke 21 poin kesimpulan sementara, yg dapat dikembangkan untuk penyelidikan tahap berikutnya.
Ketika Pak Kellard hendak menutup rapat, ucapannya seperti tertahan. Rupanya dia merasakan getaran di ponselnya. Kami paham bahwa dia harus memprioritaskan menerima panggilan telepon itu dibanding apapun yg tengah dikerjakannya karena pastinya itu berita level tinggi. Karena, kami semua memang mengaktifkan Mode Jingga di ponsel kami setiap kali mengikuti pertemuan penting semacam ini, yaitu cuma akan menerima panggilan dari beberapa jalur superior saja. Artinya, panggilan itu juga penting bagi kami, jajaran yg berada di bawah koordinasi Pak Kellard. Maka kami semua seperti serempak membatalkan gerakan untuk bangkit meninggalkan ruangan itu, menunggu Pak Kellard menyelesaikan urusannya.
Begitu menutup pembicaraanya, Pak Kellard mengaktifkan cast ke layar plasma. Isi ponselnya pun muncul di layar. Dia mencari-cari file di deretan file yg rupanya baru masuk itu.
"Let's see," gumamnya.
Kemudian dia menemukan apa yg dicari, lalu membukanya.
Terpampang thumbnail foto.
"Mereka sebenarnya mengharapkan ini," mengatakan Pak Kellard sambil memperbesar sebuah foto peta.
"Damn! Para bedebah serakah itu!" gumamnya lagi.
Di foto terpampang peta kota Pontianak, Indonesia.




Demikian, gan.
Benar-benar dongeng omong kosong.
Terima kasih kalau agan/sista sudah menyempatkan untuk mampir.
Tetap di rumah, pakai masker kalau harus keluar, hindari sentuhan dengan benda-benda atau orang lain di luar rumah, jaga jarak dengan orang lain di luar rumah walaupun kepada orang yg anda kenal baik sekalipun, cuci tangan hingga pergelangan atau hingga sebatas siku mengpakai sabun, & nikmatilah masa yg penuh kedamaian ini.
Sekali lagi, terima kasih.

Supaya enak, baca Dongeng Sebelumnya, gan/sis. Hari ini 02:10
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.