yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Terungkapnya berbagai kasus pendidikan akhir-akhir ini membuat Dinas Pendidikan Surabaya mengoptimalkan Pusat Layanan Informasi dan Pengaduan Masyarakat (media center).
Humas Dinas Pendidikan Surabaya Eko Prasetyaningsih mengungkapkan, pusat layanan ini sudah terbentuk sejak tahun 2013 lalu. Hanya saja, keberadaannya kurang terekspose karena pihaknya memilih tidak menggembar-gemborkan di media mengenai kinerja dari pusat layanan ini.
"Selama ini setiap ada laporan seperti penahanan ijazah atau masalah lain di sekolah kami langsung menangani tanpa harus mengumumkan ke media massa," terang Kabid Pendidikan Dasar, Dindik Surabaya, Kamis (8/1/2015).
Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Dispendik Surabaya, Sudarminto mengatakan, pusat layanan yang dibentuk ini berbeda dengan posko pengaduan yang dibuat oleh DPRD Surabaya. Menurut dia, pusat layanan ini aktif 24 jam. Masyarakat yang mengeluh dapat mengadukan ke nomor telepon yang tercantum di media center tersebut.
“Kalau posko pengaduan hanya sebatas melapor saja. Sementara, di kami pengaduan dari masyarakat bisa langsung di follow up dan dicarikan solusinya sesuai bidang masing-masing. Seperti kalau terkait SD-SMP ke dikdas lalu SMA/SMK ke dikmen,” katanya.
Mantan Kepala SMAN 16 Surabaya ini berharap masyarakat lebih berani menyampaikan keluhannya.
Untuk menyaring pengaduan yang masuk, lanjut Sudarminto, pihaknya akan memonitor ke internal terlebih dahulu sebelum melakukan tinjauan lapangan.
Dengan demikian, hanya pengaduan yang benar-benar terjadi yang akan ditangani. Bukan pengaduan palsu.
Terkait masalah wali murid bernama Oktavianti Dwi Wulandari yang diduga menjadi korban pungutan liar di SMAN 3 dan SMAN 21, Sudarminto mengaku hal itu hanya masalah miskomunikasi saja. Persoalan mutasi anak dari Oktavianti sudah diselesaikan.
“Kami sudah panggil pihak SMAN 3 dan SMAN 21 hari ini (kemarin, Red). Itu hanya masalah miskomunikasi saja. Sekarang anak Oktavianti sudah diterima di SMAN 8 Surabaya. Sekolah ini bukan sekolah kawasan, jadi statusnya sama dengan sekolah asal anak dari Oktavianti,” tandasnya.
Humas Dinas Pendidikan Surabaya Eko Prasetyaningsih mengungkapkan, pusat layanan ini sudah terbentuk sejak tahun 2013 lalu. Hanya saja, keberadaannya kurang terekspose karena pihaknya memilih tidak menggembar-gemborkan di media mengenai kinerja dari pusat layanan ini.
"Selama ini setiap ada laporan seperti penahanan ijazah atau masalah lain di sekolah kami langsung menangani tanpa harus mengumumkan ke media massa," terang Kabid Pendidikan Dasar, Dindik Surabaya, Kamis (8/1/2015).
Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Dispendik Surabaya, Sudarminto mengatakan, pusat layanan yang dibentuk ini berbeda dengan posko pengaduan yang dibuat oleh DPRD Surabaya. Menurut dia, pusat layanan ini aktif 24 jam. Masyarakat yang mengeluh dapat mengadukan ke nomor telepon yang tercantum di media center tersebut.
“Kalau posko pengaduan hanya sebatas melapor saja. Sementara, di kami pengaduan dari masyarakat bisa langsung di follow up dan dicarikan solusinya sesuai bidang masing-masing. Seperti kalau terkait SD-SMP ke dikdas lalu SMA/SMK ke dikmen,” katanya.
Mantan Kepala SMAN 16 Surabaya ini berharap masyarakat lebih berani menyampaikan keluhannya.
Untuk menyaring pengaduan yang masuk, lanjut Sudarminto, pihaknya akan memonitor ke internal terlebih dahulu sebelum melakukan tinjauan lapangan.
Dengan demikian, hanya pengaduan yang benar-benar terjadi yang akan ditangani. Bukan pengaduan palsu.
Terkait masalah wali murid bernama Oktavianti Dwi Wulandari yang diduga menjadi korban pungutan liar di SMAN 3 dan SMAN 21, Sudarminto mengaku hal itu hanya masalah miskomunikasi saja. Persoalan mutasi anak dari Oktavianti sudah diselesaikan.
“Kami sudah panggil pihak SMAN 3 dan SMAN 21 hari ini (kemarin, Red). Itu hanya masalah miskomunikasi saja. Sekarang anak Oktavianti sudah diterima di SMAN 8 Surabaya. Sekolah ini bukan sekolah kawasan, jadi statusnya sama dengan sekolah asal anak dari Oktavianti,” tandasnya.