• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Dikeluarkan dari Sekolah, Bocah SD Baca Puisi untuk Wali Kelas

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
ZBm7p.jpg

PROBOLINGGO - Seorang bocah kelas III Sekolah Dasar Negeri di Kota Probolinggo, Jawa Timur, mencari keadilan dengan membaca puisi di Kantor Dinas Pendidikan setempat. Dia dikeluarkan dari sekolah karena dinilai nakal dan sering memalak teman-temannya.

Dengan megenakan seragam pramuka usang, Ainun Khalik (11), warga Desa Kadung Asem, Kecamatan Wonoasih, Probolinggo, membacakan puisi untuk sang wali kelas, Harningtyas Dengan nada terbata-bata pelajar SD itu memohon belas kasihan agar dirinya tidak dikeluarkan dari sekolah.

Anak pasangan Badrus dan Idawati itu mengaku salah dan nakal, namun perilaku tersebut akibat disuruh kakak kelasnya. Selesai membacakan puisi yang dibuatnya sendiri, Ainun didampingi orangtua dan kerabatnya memasuki Kantor Diknas Kota Probolinggo.

Siswa yang selalu masuk 10 besar di sekolah itu mempertanyakan pemecatan dirinya. Saat penerimaan rapor kenaikan kelas, wali kelasnya meminta Aniun berhenti sekolah dan meneruskan sekolah ke tempat lain. Pihak sekolah mengaku tidak mampu membinanya karena dinilai melewati batas kewajaran.

“Diberhentikan dari sekolah karena nakal sering memalak,” kata Ainun, Jumat (28/6/2013).

Orangtua Ainun yang hadir saat penerimaan rapor tersebut sempat meminta pihak sekolah, agar anaknya tidak diberhentikan. Namun permohonan itu tidak ada tanggapan dan pihak sekolah bersikukuh memecat Ainun.

Merasa mengalami jalan buntu, orangtua beserta Ainun mendatangi Kantor Diknas dan berharap anaknya agar dapat bersekolah kembali. “Agar sekolah kembali biar pintar, meski saya bodoh saya tidak mau anak saya bodoh seperti saya,” kata Badrus.

Sementara itu, Kepala Diknas Kota Probolinggo, Hendo Suroso, mengatakan, akan menjembatani dengan pihak sekolah dan berjanji menyelesaikan masalah ini agar korban tetap bersekolah di SDN Kedung Asem 3.

“Akan kami selesaikan dan memfasilitasi kasus ini,” ujar Hendo.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.