• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berhentilah Membesar-Besarkan Masalah Kecil

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.569
Nilai reaksi
23
Poin
0
Berhentilah Membesar-Besarkan Masalah Kecil


Saat saya kecil saya suka menonton serial Kera Sakti: Perjalanan ke Barat. Dari seluruh episode ada dua buah petuah yg paling saya suka. Yang perdana adalah petuah dari master sayang Chu Pat Kai, Sejak dahulu memang beginilah sayang, deritanya tiada akhir. Dan petuah kedua adalah dari biksu Tong Sam Cong, Masalah akbar dianggap kecil, masalah kecil dianggap tiada.

Disini saya harap bahas sedikit tentang petuah kedua yakni mengenai cara kita menanggapi masalah kecil. Dulu ada salah satu pelanggan saya (nenek-nenek) yg komplain bahwa isi dari biskuit yg dia beli ternyata remuk di dalam & itu menciptakannya mengoceh selama beberapa menit. Kendati saya sudah menawarkan untuk mengganti barang atau malah mengembalikan uangnya dia tetap saja mengoceh.

Berhentilah Membesar-Besarkan Masalah Kecil


Jika ditelusuri lebih jauh, mungkin saja dia marah-marah kepada saya karna tak ada orang lain yg mau mendengarkannya. Tak ada siapapun di rumah yg dapat dia ajak bicara, tak ada anak cucunya yg mengunjunginya & satu-satunya yg dapat dia lakukan di rumah hanyalah menonton sinetron yg payah sembari memakan biskuit yg ternyata remuk. Memang menyebalkan.

Namun sebenarnya, ocehannya itu sama sekali tak ada gunanya. Demi Tuhan! itu cuma biskuit murah seharga 5 ribu rupiah, bahkan bila dia mengoceh pun biskuit itu tidak akan jadi lebih enak. Padahal yg perlu dia lakukan cuma bicara baik-baik & saya akan menukarnya dengan biskuit yg bagus. Masalah selesai. Namun dia ternyata lebih memilih mengurusi masalah kecilnya.

Berhentilah Membesar-Besarkan Masalah Kecil


Di dunia ini ada begitu banyak orang yg suka mengurusi hal-hal kecil. Hal-hal kecil itu pun dibakar hingga jadi kobaran api yg akbar dengan kemarahan & hasilnya masalah kecil itu pun menghancurkan kita semua. Nenek pembeli biskuit itu memilih untuk marah-marah pada saya meskipun hasil akhirnya tidak akan berubah. Dia cuma membuang-buang energi & saya pun harus membuang waktu meladeninya.

Orang-orang yg begitu peduli pada hal-hal kecil ini biasa disebut sebagai perfeksionis. Pada umumnya perfeksionis memiliki standar yg tinggi & sering menuntut kesempurnaan. Meskipun jadi perfeksionis memiliki kelebihannya tersendiri namun sangat jarang ada perfeksionis yg dapat hidup bahagia.

Berhentilah Membesar-Besarkan Masalah Kecil


Contohnya dalam memilih pasangan. Jika saya seorang perfeksionis maka saya akan menciptakan standar bahwa pasangan saya harus punya tinggi badan 10 senti lebih pendek dari saya, rambut 10 senti diatas pinggang, bulu mata sepanjang 10 milimeter, gigi yg sangat rapi, pinggang yg melengkung mengikuti lekukan gitar spanyol, kulit yg mulus tanpa noda (dan tanpa tahi lalat maupun pori-pori), jari-jari yg lentik dengan panjang mengikuti standar internasional & yg paling penting lebih muda dari saya. Jika ada satu faktor saja yg kelebihan meski satu milimeter maka berhentilah mengharapkan kelangsungan hubungan kita.

Jika saya memasang standar seperti ini maka dapat dipastikan masa depan saya akan suram (sumpah, gelap banget). Maksudnya, ayolah, itu cuma bulu mata, siapa yg peduli kalau bulu mata Anda panjangnya 10 milimeter?

Berhentilah Membesar-Besarkan Masalah Kecil


Namun seorang perfeksionis akan peduli & inilah akar dari gelapnya hidup.
Mempermasalahkan hal-hal kecil berarti menghabiskan waktu & tenaga untuk memikirkan hal tersebut & kalau kita terus memusingkan semua hal kecil maka kita tak akan punya sisa tenaga untuk peduli pada sesuatu yg benar-benar penting. Dibanding memusingkan masalah kecil akan lebih baik bila Anda mencoba untuk memahami mengapa mereka mengerjakan hal itu.

Mengapa seorang perfeksionis peduli pada panjang bulu mata? Mungkin dia mengenal seseorang dengan bulu mata terlalu panjang hingga-hingga bulu mata itu masuk ke matanya & berakhir pada kebutaan. Mengapa seseorang membunyikan klakson dengan begitu keras di lampu merah? Mungkin dia sedang buru-buru karna istrinya hendak melahirkan. Mengapa seseorang membuang puntung rokoknya ke halaman Anda? Mungkin dia harap membakar rumah Anda secara sembunyi-sembunyi. Hal-hal tersebut terjadi setiap saat & Anda tak perlu memusingkannya.

Berhentilah Membesar-Besarkan Masalah Kecil


Hal tersebut juga berlaku untuk seorang perfeksionis. Tak ada apapun di dunia ini yg sempurna & itu artinya Anda perlu berdamai dengan ketidaksempurnaan. Jika Anda tak dapat mengerjakan ini & terus terpaku pada masalah-masalah kecil maka Anda tidak akan punya sisa tenaga untuk menyadari betapa indahnya dunia ini.

Seperti mengatakan Tom Sam Cong, anggaplah masalah-masalah kecil itu seolah tidak ada, niscaya masalah akbar pun akan terlihat kecil. Saat Anda berhasil mengerjakannya itu adalah satu langkah menuju hidup yg lebih baik.

Sekian dari saya mari berjumpa di thread saya yg lainnya. Hari ini 13:35
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.