yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Tiga minggu menjelang tutup tahun tiba-tiba ada pemenang lelang proyek uruk Sirkuit Balap lnternasional Bung Tomo Surabaya senilai Rp 2,7 miliar. Selain mengundang kecurigaan, proyek senilai itu akan sia-sia.
Anggota Komisi C, Vincennsius Awey, meyakini bahwa proyek itu akan terbengkalai dan tak tuntas di tahun anggaran 2015 ini.
"Sekarang sudah masuk musim hujan. Sementara tekstur tanah juga tak stabil. Mana cukup waktu dua minggu ini menuntaskan uruk proyek prestisius itu," kata Awey, Selasa (15/12/2015).
Selain meragukan kualitas proyek itu, dia juga mengaku kaget dengan diumumkannya pemenang lelang. Tiga kali lelang dilakukan dan baru injury time tutup tahun muncul pemenang.
Awey pun menyangsikan bahwa proyek uruk sirkuit balap itu dicapai dengan kualitas sesuai harapan.
Sirkuit Balap bertaraf internasional itu segera dibangun di areal Gelora Bung Tomo Surabaya. Lintasan sepanjang 1,1 km itu akan menjadi sirkuit terbaik nasional.
Dibutuhkan anggaran Rp 192 miliar untuk total pembangunan sirkuit tersebut.
Komisi C juga mencatat bahwa tidak hanya proyek prestisius itu yang akan dipertaruhkan nasibnya. Yang paling tampak adalah pemasangan box culver di sejumlah titik yang masih terkendala, gorong-gorong, dan pedestrian.
Tumpukan material dan lubang menganga masih ditemukan di sejumlah lokasi di Surabaya.
Tidak saja membuat jalan makin macet karena tumpukan material, namun saat hujan itu sangat membahayakan. Terutama lubang di pinggir-pinggir jalan. Sementara saat kemarau tidak segera dituntaskan.
Oleh Komisi C diyakini, proyek-proyek itu tidak akan tuntas di akhir tahun ini. Kalau pun tuntas itu dipaksakan dengan hasil tak maksimal.
"Kepadatan uruk di sirkuit Bung Tomo akan terpengaruh. Sementara pedestrian dengan lantai akan cepat mengelupas," tambah Awey.
Pemkot sebenarnya sudah mewarning para pelaku proyek dan kontraktor jika tak tuntas. Selain mengenakan penalti juga aka mem-black list kontraktor nakal itu.
Namun para pelaku proyek itu mengakalinya dengan meminjam lembaga lain atau membuat bendera baru.
Awey menyebut bahwa ancaman itu ibarat lagu lama yang diputar kemabali. Kontraktor selalu menjamin penyelesaian proyek dan siap membayar denda hingga maintanance berikutnya.
Hanya jaminan ini, Pemkot menerima. Saat tutup tahun begini, semua dikebut dengan kualitas pekerjaan proyek yang tak maksimal.
Khusus proyek uruk Sirkuit Balap Internasinal Bung Tomo, Kabid Olahraga dan Prestasi Dispora Surabaya, Eddy Santoso, optimistis bahwa pengurukan sirkuit akan tuntas.
Kepadatannya juga terjaga. "Kan bisa dilanjutkan di tahun berikutnya. Tinggal kami tak membayar proyek itu kalau tak kelar," kata Eddy.
Nanti ketinggian pengurukan sirkuit itu akan mencapai 2 meter. Soal kualitas proyek, Eddy menyebut bukan lembaganya selaku pengguna anggaran yang memantau. Tapi ada pengawas proyek. Bahkan lelang itu juga bukan ada di Dispora.
"Lelang pertama pengurukan tidak ada penawar. Baru kemudian kedua muncul tapi gagal. Dan ini yang ketiga. Kami yakin karena tak hanya alat berat, tapi juga sistem hydro. Sementata tes tanah dilaukan ITS. Semua terjaga," kata Eddy.
Anggota Komisi C, Vincennsius Awey, meyakini bahwa proyek itu akan terbengkalai dan tak tuntas di tahun anggaran 2015 ini.
"Sekarang sudah masuk musim hujan. Sementara tekstur tanah juga tak stabil. Mana cukup waktu dua minggu ini menuntaskan uruk proyek prestisius itu," kata Awey, Selasa (15/12/2015).
Selain meragukan kualitas proyek itu, dia juga mengaku kaget dengan diumumkannya pemenang lelang. Tiga kali lelang dilakukan dan baru injury time tutup tahun muncul pemenang.
Awey pun menyangsikan bahwa proyek uruk sirkuit balap itu dicapai dengan kualitas sesuai harapan.
Sirkuit Balap bertaraf internasional itu segera dibangun di areal Gelora Bung Tomo Surabaya. Lintasan sepanjang 1,1 km itu akan menjadi sirkuit terbaik nasional.
Dibutuhkan anggaran Rp 192 miliar untuk total pembangunan sirkuit tersebut.
Komisi C juga mencatat bahwa tidak hanya proyek prestisius itu yang akan dipertaruhkan nasibnya. Yang paling tampak adalah pemasangan box culver di sejumlah titik yang masih terkendala, gorong-gorong, dan pedestrian.
Tumpukan material dan lubang menganga masih ditemukan di sejumlah lokasi di Surabaya.
Tidak saja membuat jalan makin macet karena tumpukan material, namun saat hujan itu sangat membahayakan. Terutama lubang di pinggir-pinggir jalan. Sementara saat kemarau tidak segera dituntaskan.
Oleh Komisi C diyakini, proyek-proyek itu tidak akan tuntas di akhir tahun ini. Kalau pun tuntas itu dipaksakan dengan hasil tak maksimal.
"Kepadatan uruk di sirkuit Bung Tomo akan terpengaruh. Sementara pedestrian dengan lantai akan cepat mengelupas," tambah Awey.
Pemkot sebenarnya sudah mewarning para pelaku proyek dan kontraktor jika tak tuntas. Selain mengenakan penalti juga aka mem-black list kontraktor nakal itu.
Namun para pelaku proyek itu mengakalinya dengan meminjam lembaga lain atau membuat bendera baru.
Awey menyebut bahwa ancaman itu ibarat lagu lama yang diputar kemabali. Kontraktor selalu menjamin penyelesaian proyek dan siap membayar denda hingga maintanance berikutnya.
Hanya jaminan ini, Pemkot menerima. Saat tutup tahun begini, semua dikebut dengan kualitas pekerjaan proyek yang tak maksimal.
Khusus proyek uruk Sirkuit Balap Internasinal Bung Tomo, Kabid Olahraga dan Prestasi Dispora Surabaya, Eddy Santoso, optimistis bahwa pengurukan sirkuit akan tuntas.
Kepadatannya juga terjaga. "Kan bisa dilanjutkan di tahun berikutnya. Tinggal kami tak membayar proyek itu kalau tak kelar," kata Eddy.
Nanti ketinggian pengurukan sirkuit itu akan mencapai 2 meter. Soal kualitas proyek, Eddy menyebut bukan lembaganya selaku pengguna anggaran yang memantau. Tapi ada pengawas proyek. Bahkan lelang itu juga bukan ada di Dispora.
"Lelang pertama pengurukan tidak ada penawar. Baru kemudian kedua muncul tapi gagal. Dan ini yang ketiga. Kami yakin karena tak hanya alat berat, tapi juga sistem hydro. Sementata tes tanah dilaukan ITS. Semua terjaga," kata Eddy.