Demo Buruh Pakaian Dalam Bubar Gara-gara Kesurupan
Ari Saputra - detikcom
Jakarta - Sekitar 400 buruh perempuan yang melakukan mogok kerja tetap bertahan, meski aksinya kurang mendapat respons dari perusahaan dan Disnakertrans. Namun, Jumat (30/3/2007) sore, massa membubarkan diri. Bukan karena dipaksa aparat, namun karena 'roh jahat' yang membuat koordinator aksi kesurupan.
Para buruh yang menuntut perbaikan kesejahteraan ini adalah buruh pabrik PT Elok Indrabratama Agung. Mereka melakukan aksinya di pabrik yang berlokasi di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda, Jakarta Utara. Aksi ini sudah dilakukan mereka sejak satu pekan terakhir.
Ratusan buruh pabrik produsen underwear itu hanya duduk-duduk sembari mengguratkan kekecewaan mereka di atas karton putih sebagai ungkapan kekesalan. Aksi ini biasanya mereka gelar hingga pukul 19.00 WIB setiap harinya.
Namun, aksi mogok dan demonstrasi yang berlangsung hari ini terpaksa terhenti pada pukul 16.00 WIB. Gara-garanya, koordinator lapangan aksi, Etty Masnawaty, kesurupan, sehingga membuat panik peserta aksi.
"Sekitar pukul 16.00, tiba-tiba Etty kejang-kejang. Awalnya kami pikir hanya kecapekan. Eh.. ternyata mulutnya mengigau menyebut-nyebut sesuatu," cerita Yuni, salah satu peserta aksi.
Kontan, ratusan buruh itu cemas. Etty segera dipapah keluar kerumunan menuju pohon yang cukup rindang. "Lidahnya mendesis-desis. Teriak-teriak. Hantu PT sudah disebar kali," seloroh Yuni.
Setelah mendapat angin dan udara segar, Etty mulai membaik. Namun kondisi Etty masih terkulai lemas hingga kini. Ia ditemani keempat temannnya di rumah kosnya, di Kelurahan Marunda, tidak jauh dari lokasi pabrik.
Sementara itu, peserta aksi yang mendapati "sang komandan" kesurupan, mulai menyusut pulang. Mereka berniat akan terus berusaha mendemo perusahaan atau pihak Disnakertrans hingga tuntutan mereka berhasil. "Senin besok kami akan datangi lagi Suku Disnakertrans Jakarta Utara," janji Yuni.
Demo ratusan buruh itu dipicu oleh perlakuan pihak manajemen yang dinilai buruh tidak manusiawi seperti memaki hingga memukul buruh perempuan. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada satu pihak dari perusahaan pun yang mau dikonfirmasi.(
Ari Saputra - detikcom
Jakarta - Sekitar 400 buruh perempuan yang melakukan mogok kerja tetap bertahan, meski aksinya kurang mendapat respons dari perusahaan dan Disnakertrans. Namun, Jumat (30/3/2007) sore, massa membubarkan diri. Bukan karena dipaksa aparat, namun karena 'roh jahat' yang membuat koordinator aksi kesurupan.
Para buruh yang menuntut perbaikan kesejahteraan ini adalah buruh pabrik PT Elok Indrabratama Agung. Mereka melakukan aksinya di pabrik yang berlokasi di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda, Jakarta Utara. Aksi ini sudah dilakukan mereka sejak satu pekan terakhir.
Ratusan buruh pabrik produsen underwear itu hanya duduk-duduk sembari mengguratkan kekecewaan mereka di atas karton putih sebagai ungkapan kekesalan. Aksi ini biasanya mereka gelar hingga pukul 19.00 WIB setiap harinya.
Namun, aksi mogok dan demonstrasi yang berlangsung hari ini terpaksa terhenti pada pukul 16.00 WIB. Gara-garanya, koordinator lapangan aksi, Etty Masnawaty, kesurupan, sehingga membuat panik peserta aksi.
"Sekitar pukul 16.00, tiba-tiba Etty kejang-kejang. Awalnya kami pikir hanya kecapekan. Eh.. ternyata mulutnya mengigau menyebut-nyebut sesuatu," cerita Yuni, salah satu peserta aksi.
Kontan, ratusan buruh itu cemas. Etty segera dipapah keluar kerumunan menuju pohon yang cukup rindang. "Lidahnya mendesis-desis. Teriak-teriak. Hantu PT sudah disebar kali," seloroh Yuni.
Setelah mendapat angin dan udara segar, Etty mulai membaik. Namun kondisi Etty masih terkulai lemas hingga kini. Ia ditemani keempat temannnya di rumah kosnya, di Kelurahan Marunda, tidak jauh dari lokasi pabrik.
Sementara itu, peserta aksi yang mendapati "sang komandan" kesurupan, mulai menyusut pulang. Mereka berniat akan terus berusaha mendemo perusahaan atau pihak Disnakertrans hingga tuntutan mereka berhasil. "Senin besok kami akan datangi lagi Suku Disnakertrans Jakarta Utara," janji Yuni.
Demo ratusan buruh itu dipicu oleh perlakuan pihak manajemen yang dinilai buruh tidak manusiawi seperti memaki hingga memukul buruh perempuan. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada satu pihak dari perusahaan pun yang mau dikonfirmasi.(