• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Dasar Audio Digital #1 : Yang Perlu Kamu Ketahui

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.612
Nilai reaksi
23
Poin
0
Memahami cara kerja audio digital termasuk sample rate, bit depth, & Conversion dapat memastikan kualitas audio. Apa lagi dengan teknologi yg sudah berkembang, sangat penting bagi kita untuk memahaminya.

Dasar Audio Digital #1 : Yang Perlu Kamu Ketahui


Audio digital sudah memungkinkan kita menciptakan produksi musik berkualitas tinggi dengan komputer & software yg terjangkau. Hebatnya, dengan cuma studio di kamar tidur kita secara sonik setara dengan studio kelas atas di masa lalu & terkadang bahkan lebih baik.

Namun seiring dengan peningkatan teknologi, audio digital sudah memperkenalkan konsep & istilah baru, & penting untuk memahaminya supaya mendapatkan hasil terbaik. Di Bagian ini, TS akan membahas cara kerja audio digital & akan berlanjut di Part 2, yg akan membahas prakteknya sehingga anda dapat mendapatkan hasil maksimal dari audio digital.

1. Audio berdasarkan Angka

Semua audiobahkan orkestra simfoniadalah gelombang suara tunggal dengan level yg bervariasi. Alur piringan hitam menangkap bentuk gelombang itu, & jarum turntable bergetar saat mengikuti gelombang. Penguatan getaran tersebut menghasilkan suara dengan mereproduksi bentuk gelombang aslinya. Hal ini pada dasarnya disebut analog playback.

Baca Juga Emang Bisa? Bikin Musik Berkelas Dengan Instrument Minimalis​

Tetapi audio analog memiliki keterbatasan. Aus, debu & goresan mengganggu kualitas suara, & jarum turntable serta piringan hitam memiliki keterbatasan fisik yg menyulitkan untuk mereproduksi suara secara akurat.

Audio digital memecahkan masalah tersebut dengan mengpakai perangkat yg disebut konverter analog-to-digital untuk mengubah audio jadi angka saat merekam. Di dalwm playback, konverter digital-to-analog mengubah angka kembali jadi audio.

Angka tidak mengalami kerusakan fisik yg sama seperti bentuk gelombang analog. Audio yg dinyatakan sebagai angka dapat disalin, ditransfer, dimodifikasi, & bahkan digandakan tanpa degradasi. Gambar dibawah ini menunjukkan proses yg mengubah audio jadi angka & kemudian kembali jadi audio.

Spoiler for Bagaimana audio berubah jadi angka & kembali jadi audio lagi:
Dasar Audio Digital #1 : Yang Perlu Kamu Ketahui




A adalah bentuk gelombang analog asli. Dalam B, konverter analog-to-digital mengambil "snapshot" level sinyal setiap beberapa mikrodetik (1/1.000.000 detik). Jumlah pengukuran yg dilakukan konverter setiap detik adalah sample rate, yg juga disebut sampling frequency. Dalam C, komputer menerjemahkan rangkaian snapshot ini, atau sampel, ke dalam level voltase (yaitu angka) yg mewakili ragam level sinyal. Audio tersebut kini sudah dirubah jadi serangkaian angka. Lebih menariknya lagi, angka-angka ini dapat dimanipulasi secara matematis dalam program pengeditan audio digital untuk mengubah level, menambahkan efek spesifik seperti delay, compressor, & sebagainya.

Telinga makhluk hidup tidak dapat mendengarkan angka, sehingga dalam D konverter digital-to-analog mengubah data digital kembali ke serangkaian level voltase. Tapi, ada langkah-langkah yg harus dilakukan ketika level berubah untuk mengembalikan bentuk asli gelombang analog (Dibahas di Part 2)

Meskipun ini mungkin tampak rumit, dibandingkan dengan audio analog, ada beberapa kelebihannya. Tidak seperti merekam ke kaset, angka yg direkam ke komputer tidak rusak. Dengan perekaman digital, saat tiba waktunya untuk mengerjakan mixing, Pada dasarnya anda mencampur angka jadi stereo atau surround, yg akan menghasilkan kumpulan angka lainnya. Sehingga, audio stereo akan mewakili persis dengan apa yg anda dengar. Kemudian anda dapat menaruh rangkaian angka yg dicampur secara digital ke dalam internet, menyalinnya ke memori card, smartphone, ke dalam Compact Disc, & seterusnya. Perlu diingat, sebuah transfer bukan cuma salinan dari suara asli tetapi sebuah tiruan.

2. Hardware Audio Digital

Konversi antara analog & digital membutuhkan perangkat yg disebut audio interface. Sumber suara seperti mikrofon & gitar menghasilkan audio analog, & setelah didigitalkan, kita tidak dapat mendengar audionya hingga jadi analog lagi.

Baca Thread Lainya
Emang Bisa? Bikin Suara Gitar Kayak Dream Theater​

Audio interface menggabungkan konverter yg menerjemahkan analog ke digital & kembali ke analog lagi. Untungnya, proses pembuatan audio digital sudah berkembang sehingga dengan interface murah dapat mencapai kualitas yg tidak terpikirkan di masa awal audio digital. Interface yg lebih mahal akan memiliki fitur seperti preamp mikrofon berkualitas tinggi & konverter analog-ti-digital atau digital-to-analog yg lebih baik. Tapi ada hasil yg semakin berkurang. Interface audio seharga Rp.1.000.000 kemungkinan akan terdengar lebih baik daripada yg Rp.100.000, tetapi hampir tidak akan terdengar sepuluh kali lebih baik.

3. Resolusi Audio

Mengambil sampel audio & mengukur levelnya adalah permulaan, tetapi pengukuran itu harus seakurat mungkin. Resolusi menentukan akurasi yg dipakai konverter analog-to-digital untuk mengukur sinyal input.

Sebuah analogi sederhana adalah satuan dalam penggaris. Penggaris dalam satuan inci cuman dapat mengukur inci, tetapi penggaris dengan satuan sentimeter dapat mengukur panjang 100 kali lebih detail dibanding dengan satuan inci. Penggaris yg dikalibrasi dalam tiga puluh detik satu sentimeter akan lebih akurat.

Spoiler for inchi = centimeter 2.54:
Dasar Audio Digital #1 : Yang Perlu Kamu Ketahui



Dengan audio digital, setiap sampel mengukur level sinyal pada saat itu juga. Semakin presisi pengukuran, semakin seksama konversi audio analog jadi data digital, & semakin baik resolusinya. Resolusi tergantung pada jumlah bit, yg memiliki dasar matematika biner. Kamu nggak perlu tau bagaimana semua ini bekerja untuk merekam musik, tetapi mari kita tinjau kembali konsep pengukuran dengan penggaris.

Bayangkan resolusi bit adalah garis kalibrasi dalam penggaris untuk mengukur sinyal audio digital. Lebih banyak bit akan seperti memiliki lebih banyak tanda kalibrasi pada penggaris. 4 bit dapat mengukur 16 nilai yg berbeda seperti mengukur 1/16 inci. Resolusi 16-bit CD dapat mengukur 65.536 nilai, & 24 bit dapat mengukur 16.777.216 nilai. Secara teori, 24 bit dapat mengukur level dengan presisi 256 kali lebih akbar daripada 16 bit.

Dasar Audio Digital #1 : Yang Perlu Kamu Ketahui


Resolusi berbeda-beda disetiap sistem audio. Resolusi yg lebih tinggi membutuhkan lebih banyak memori untuk menyimpan angka yg lebih besar, serta konversi analog-ke-digital yg seksama untuk menjadikan resolusi yg lebih tinggi. Karena memori & konverter berkualitas tinggi sekarang jadi lebih murah, secara biasa sistem audio sudah condong ke resolusi bit yg lebih tinggi.

Misalnya, audio pada mainan mungkin memiliki resolusi cuma 4 bit. Sistem audio digital awal mengpakai 8 bit. Resolusi 12-bit adalah hal yg umum, & dianggap sebagai resolusi minimum yg bekerja dengan audio pada kaset pita. CD mengpakai resolusi 16-bit, & audio Hi-Fi mengpakai resolusi 24-bit.
Resolusi 32-bit? Sebenernya belum ada sih.
Tapi kok ada 32-bit? Panjang ceritanya...
emoticon-Ngakak


Meskipun file 24-bit memerlukan penyimpanan 50% lebih banyak daripada file 16-bit (dengan anggapan keduanya berada pada sample rate yg sama), audio engineer akan lebih memilih 24-bit daripada 16-bit. Dengan harga memori yg terus menurun, studio rumahan sanggup bekerja dengan resolusi 24-bitmasa dimana hard disk 1 GB seharga 20 juta sudah ketinggalan zaman.

4. Distorsi & Resolusi Bit

Jika anda tidak dapat mengukur sinyal secara akurat, maka anda tidak dapat mereproduksinya secara akuratsehingga resolusi bit yg rendah dapat menciptakan distorsi. Namun, tidak seperti distorsi di dunia fisik (yang cenderung meningkat dengan level sinyal yg lebih tinggi), distorsi digital meningkat dengan level sinyal yg lebih rendah karena lebih sedikit bit yg tersedia untuk mengukur level (gbr. 2).

Spoiler for Gambar 2: Jumlah resolusi tetap berarti sinyal amplitudo tinggi (kiri) mengpakai semua presisi yg tersedia. Sinyal dengan amplitudo rendah (kanan) mengpakai beberapa kecil dari presisi yg tersedia.:
Dasar Audio Digital #1 : Yang Perlu Kamu Ketahui



Untungnya, teknik yg disebut floating point dapat mengubahnya jadi sederhana dengan memperluas resolusi untuk audio dengan level yg rendah. Selain itu, teknik yg disebut dithering (dijelaskan di Part 2) dapat mengurangi jumlah distorsi yg dirasakan saat playback. Yang paling penting, audio di dalam program tidak terikat oleh limitasi hardware atau software & pada dasarnya audio dapat memiliki resolusi tak terbatas saat diproses di dalam komputer.

5. Sampling Rate

Jika sistem tidak mengambil sampel level sinyal dengan cepat, akan lebih sulit untuk mereproduksi sinyal secara akurat. Audio untuk CD diambil sampelnya pada 44,1 kHz, yg berarti sistem mengambil sampel audio 44.100 kali per detik. Ini adalah minimum yg diperlukan untuk mereproduksi frekuensi dari 20 Hz hingga 20 kHz (rentang maksimum pendengaran manusia).

Imbalannya adalah bahwa tingkat sampel yg lebih tinggi memerlukan lebih banyak penyimpanan & dapat membatasi jumlah trek yg dapat Anda rekam untuk jumlah daya komputasi tertentu. Sebagian akbar rekaman mengpakai 44,1 kHz atau 48 kHz, dua sample rate standart, untuk project. Jika anda memiliki daya komputasi & penyimpanan yg diperlukan, perekaman pada 96 kHz mengikuti standar saat ini untuk fasilitas perekaman tingkat tinggi. Tetapi dalam kebanyakan kasus, itu tidak diperlukan. TS akan membahas dispensasi di Bagian 2.

Baca Juga :
Kok Bisa? Mendengarkan Audio 7.1 Dengan Earphone Biasa​

Beberapa audio mengpakai laju sampling yg lebih rendah, seperti 22.050 kHz atau bahkan 8 kHz. Tingkat sampel yg lebih rendah ini ditujukan untuk aplikasi seperti voice over, narasi & assistant di google maps. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengurangi bandwidth dari file audio untuk memaksimalkan kinerja maps dengan speed internet sehingga tidak akan terjadi buffering atau delay ketika aplikasi dipakai. Bisa nyasar kalau petunjuk google maps telat ngasih petunjuk.

6. Kualitas Audio Digital

Semuanya terdengar sempurna kan? Nahbeberapa faktor dapat mempengaruhi kualitas. Biasanya, berkaitan dengan budget misalnya, konverter analog-to-digital yg murah tidak jadi masalah untuk produksi mainan yg mengeluarkan suara, tetapi hal itu jadi masalah saat merekam musik. Faktor lainnya adalah ukuran file. Angka-angka yg dibuat oleh rekaman digital perlu disimpan dalam memori & diproses oleh komputer. Format terkompresi data seperti MP3 menukar ukuran file dengan kualitas sehingga unduhan dari internet memakan waktu lebih sedikittetapi tidak terdengar sebagus file yg tidak dikompresi data.

Di Part 2, TS akan membahas praktek terbaik untuk memanfaatkan perekaman digital secara maksimal.

So, ramein aja, akan TS lanjutin Part 2 nya


Sumber
Waves
Inchcalculator Kemarin 23:23
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.