Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 41.367
- Nilai reaksi
- 23
- Poin
- 0
Makan siang di gedung-gedung pemerintah itu adalah hal biasa, makan siang sambil bercengkrama itu itu memang sudah jadi budaya. Tapi bagaimana bila makan siang bareng tersangka kasus red notice Djoko Tjandra, dimana yg jadi tersangka adalah para Jenderal Polisi yg memiliki koneksi & uang yg luar biasa. Kita tahu Brigadir Jenderal Prasetijo Utomo & Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte, sedang terkena kasus red notice Djoko Tjandra.
Jangan kaget, ini bukan jamuan makan untuk para Jenderal kilah KepalaKejaksaanNegeri Jakarta Selatan, Anang Supriatnanamun sudah sesuai prosedural. Yup, bila dilihat dari kemanusiaan para tersangka siapapun orangnya harus diberi makan.
Tapi melihat secara luas, rakyat banyak lapar kok tutup mata? Kenapa tidak diberi makan? Terjadi ketidak adilan ketika para tersangka tidak ada jabatan apapun.
Mau berkelit seperti apapun, makan siang yg diatur seperti itu adalah jamuan seperti pelayanan makan kepada para tamu yg datang. Pantas saja negara kita tak sanggup berdiri di kaki sendiri, semua orang yg jadi pejabat sibuk menggemukkan perut sendiri.
Polemik ini dapat dibilang sangat sederhana tetapi mempunyai pesan yg kuat, bila anda punya jabatan, pangkat & uang maka hukum itu tidak terasa.
Hukum akan terasa bila anda adalah orang susah yg tak punya biaya, paling-paling dikeluarkan kembali dengan program asimilasi ala pak Yasona, apalagi kalau di dalam tahanan cuma bawa kolor ma baju saja, ya ambyar bakalan jadi tukang di suruh-suruh.
Ketidakadilan di pertontonkan secara terbuka, lantas berkelit bagaikan belut yg licin hingga apa yg terlihat adalah hal yg biasa.
Ketika Polisi jadi bad cop, ini yg bikin pusing negara. Apalagi pangkat yg diemban bukan kaleng-kaleng Jenderal bray, minimal bertabur bintang siapa yg tak pusing bila kiprah mereka ternyata merugikan negara.
Apakah kita perlu pemimpin seperti Kim Jong Un, yg kerap menciptakan sanksi keras bagi perwira yg bermasalah. Korupsi & suap menyuap di zaman reformasi semakin menggurita, dari level bawah hingga di atas asik menumpuk harta.
Ya sudahlah, sebagai rakyat kecil yg cuma punya Tuhan sebagai tempat mengadu cuma memohon jangan hantam tsunami & bencana akbar ke negeri ini. Karena kerusakan yg sudah mendarah daging di banyak pemimpin kami, semoga masih ada pemimpin yg bersih dari duniawi.
Lihat betapa besarnya Mesir, Romawi, Yunani, Mongolia, Uni Soviet, kini hancur cuma menyisakan banyak cerita sejarah. Akankah negeri elok ini akan tinggal jadi cerita dongeng dimasa depan? Saya c4punk see u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik
Pic : google