• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Internasional Selamat jalan, pemilik "Tangan Tuhan"!

Diggie

IndoForum Activist E
No. Urut
287751
Sejak
6 Apr 2020
Pesan
9.487
Nilai reaksi
0
Poin
0
Berikut adalah berita Selamat jalan, pemilik "Tangan Tuhan"!.

Selamat jalan, pemilik Tangan Tuhan!


Dokumentasi - Seorang pemuda memperhatikan mural yg menggambarkan mantan bintang sepak bola Argentina Diego Maradona merayakan gol (kiri) & saat mencetak "tangan Tuhan" -nya yg terkenal, di Buenos Aires, Argentina pada 22 Juni 2016. ANTARA/AFP/Juan Mabromata/aa.

Jakarta (ANTARA) - 22 Juni 1986 jadi hari yg paling bersejarah bagi dunia sepakbola atas pembaptisan gol Tangan Tuhan sekaligus jadi hari yg paling dibenci --bahkan sangat membekas-- bagi masyarakat Inggris.

Kala itu Argentina berjumpa Inggris di perempatfinal Piala Dunia Meksiko. Tensi pertandingan berjalan panas sebab kedua kesebelasan harap sama-sama menahbiskan diri sebagai regu terbaik kala itu.

Paruh perdana berjalan skor imbang tanpa gol tetap bertahan. Maradona kemudian tampil bak dewa yg turun dari kahyangan memberi sabda pada dunia untuk dikenang hingga hari ini.

Baca juga: Maradona meninggal dunia dalam usia 60 tahun akibat serangan jantung

Pada menit ke-51, Maradona coba mengerjakan penetrasi dari sisi kiri. Ia lalu mengirim umpan ke arah Jorge Valdano & kemudian bergerak maju memasuki kotak penalti.

Valdano gagal mendapat bola karena Steve Hodge sukses memotong aliran bola itu. Namun upaya Hodge membuang bola justru malah menciptakan bola mengarah ke mulut gawang.

Maradona ada di tempat yg tepat. Namun, Peter Shilton yg berpostur hampir 20 cm lebih tinggi dari Maradona tentu punya keunggulan, termasuk mengpakai tangannya.

Tetapi dalam momen yg cepat itu, Maradona sukses mengantar bola masuk ke dalam gawang. Maradona langsung bersorak & berlari ke pinggir lapangan, diikuti rekan-rekannya yg lain.

Para pemain Inggris langsung berlarian memprotes keras gol tersebut, namun wasit Ali Bin Naser teguh kepada keputusannya mengesahkan gol Maradona.

"Sebagian karena kepala Maradona & sisanya dibantu tangan Tuhan," mengatakan Maradona mengomentari golnya itu.

Baca juga: Dunia sepak bola berduka lepas kepergian Diego Maradona

Gol kontroversial tersebut kemudian tajuk utama koran-koran saat itu bahkan popularitasnya tetap terjaga hingga hari ini. Gol tersebut juga jadi kejadian paling ikonik yg dikenang dari Piala Dunia 1986 ketimbang gelar pemenang yg diraih Argentina.

Gol Tangan Tuhan itu pula yg membuka jalan Argentina sebagai kampiun Piala Dunia 1986 setelah di final mengalahkan Jerman Barat dengan kedudukan akhir 3-2.

Saat gol tangan Tuhan tercipta & jadi arsitek kemenangan di final, beberapa penduduk di Argentina kemudian menasbihkan Maradona sebagai Tuhan.

Baca juga: Paus Fransiskus turut doakan kepergian Maradona


Napak tilas Juru Selamat

Diego Armando Maradona lahir pada 30 Oktober 1960. Ia lahir di kota Lanus, namun banyak menghabiskan masa kecil di Villa Fiorito, sebuah daerah di selatan Buenos Aires.

Maradona kecil memang sudah mensayangi sepakbola. Ia tak pernah melewatkan untuk bermain bola bersama anak-anak di sekitar lingkungannya, hingga akhirnya ia bergabung bersama Argentinos Juniors saat usianya menginjak 15 tahun.

Klub ini pun jadi klub profesional pertamanya setelah ia menandatangani kontrak dengan Argentinos pada 1976. Bersama Argentinos ia tampil memukau sebelum pindah ke Boca Juniors pada 1981.

Tak lama Barcelona mengendus kebintangan Maradona seusai Piala Dunia 1982. Namun nasib baik tak sering melingkupi Maradona bahkan ia dijauhi keberkahan dari Tuhan. Hanya bertahan sesaat di Barcelona dengan segala kontroversinya, Maradona lantas hijrah ke Napoli--meski banyak yg mengatakan kepindahannya atas campur tangan mafia--.

Baca juga: Maradona meninggal, Pele: suatu hari kita akan main bola di atas sana
Baca juga: Lionel Messi vs Diego Maradona

Di Napoli namanya semakin menjadi-jadi bahkan bukan cuma Tuhan bagi masyarakat Argentina, termasuk masyarakat Naples.

Sang Messiah membawa Napoli menjelma sebagai regu yg mulai mensejajarkan diri dengan klub-klub elit Italia & tentunya kaya-raya semacam Juventus, AC Milan, & Inter Milan.

Dalam dinding-dinding pertokoan di Napoli tersemat doa-doa bagi Sang Messiah kala regu bertanding. Bahkan hingga sekarang masih banyak toko-toko yg menjual segala yg berhubungan dengan Maradona.

Sepanjang kariernya bersama Napoli, Maradona menambah lima titel ke lemari gelar klub: Scudetto Serie A 1986-1987 & 1989-1990, Coppa Italia 1986-1987, UEFA Cup (kini Europa League) 1988-1989 serta Supercoppa Italiana 1990.

Dengan raihan tersebut maka tak heran penduduk Naples kemudian melabeli diri bahwa Napoli adalah Maradona & Maradona adalah Napoli.

Baca juga: Messi & Ronaldo hinggakan penghormatan terakhir untuk Maradona
Baca juga: Marah disebut pembohong, Maradona akan boikot film dokumentasi dirinya


Tangan Tuhan sudah mati

Sejak berusia 22 tahun atau tepatnya kala berseragam Barcelona, Maradona memang sudah berkenalan dengan narkoba.

Kecanduannya atas barang haram tersebut semakin menjadi-jadi kala bergabung dengan Napoli. Ia dikabarkan dekat dengan organisasi mafia yg berpusat di Napoli, Camorra.

Kebiasaan buruk itu menciptakan Maradona pernah diciduk di Bandara Fiumicono pada 1990 atas kasus penyelundupan kokain senilai 840 ribu dolar AS yg juga diduga berkaitan dengan bisnis narkoba Camorra. Dalam persidangannya di Roma, Maradona lantas divonis penjara 14 bulan ditambah denda 3.200 dolar AS.

Baca juga: Maradona berpulang, Argentina tetapkan tiga hari masa berkabung
Baca juga: Diego Maradona, antara seks & kokain

Kehidupannya sudah tak lagi dapat diharapkan sebagai pemain sepakbola. Seks & kokain serta alkohol jadi jalan hidup yg dirayakan Maradona kala itu. Ia kemudian pensiun pada 1997.

Dia pernah dirawat di rumah sakit & hampir meninggal pada tahun 2000 & 2004 karena masalah jantung. Pada 3 November 2020 ia harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani operasi darurat untuk hematoma subdural, yakni pembekuan darah dalam otak.

Setelah dinyatakan sembuh dari operasi subdural hematoma, Maradona dikabarkan tinggal di sebuah rumah di Tigre, Buenos Aires. Namun tak lama berselang, Sang Legenda meninggal dunia pada usia 60 tahun.

Peta hidup Maradona memang jadi inspirasi bagi beberapa orang, terlepas dari sifat kontroversialnya. Namun nyatanya bahwa hari ini dunia sepakat menggaungkan bahwa si pemilik Tangan Tuhan sudah mati.

Baca juga: Maradona tanda tangani jersey untuk bantu warga Buenos Aires
Baca juga: Berbagai kebahagiaan Maradona di ultah ke-60

Berita diatas dikutip dari internet, jika Selamat jalan, pemilik "Tangan Tuhan"! adalah spam, mohon beritahu kami.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.