pinnacullata
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 24506
- Sejak
- 24 Okt 2007
- Pesan
- 13.034
- Nilai reaksi
- 224
- Poin
- 63
BEIJING--MI: China, Jumat (28/11) menghukum mati seorang ilmuwan yang diduga menjadi mata-mata bagi Taiwan. Eksekusi mati ini langsung mengundang protes dari keluarga maupun negara lain seperti Amerika.
Wo Weihan, seorang peneliti medis berusia 59 tahun, menjalani eksekusi mati Jumat pagi. "Kami sangat terkejut, sedih, kecewa dan sakit hati. Ayah saya telah dihukum mati," jelas Ran Chen, anak Weihan yang kini berkebangsaan Austria.
Amerika Serikat juga telah mengkonformasikan eksekusi mati ini. "Kami sangat terganggu dan kecewa dengan laporan bahwa pemerintah China telah menghukum mati Wo Weihan," ungkap juru bicara kedubes Amerika di China, Susan Stevenson.
Weihan, yang sebelumnya tinggal di Austria, ditahan sejak awal tahun 2005. Oleh pemerintah China, ia dituduh telah membocorkan rahasia negara.
Kasus ini sendiri telah mengundang perhatian dunia. Bahkan Presiden Austria Heinz Fischer dan Menlu AS Condoleezza Rice telah berbicara langsung ke pemerintah China agar Weihan dibebaskan.
Pemerintah China sendiri menyatakan Weihan telah melanggara hukum di China dan tidak akan memberinya perlakukan istimewa. "Kami tidak bisa memberinya keistimewaan hanya karena ia memiliki keluarga dengan kewarganegaraan asing," jelas juru bicara Departemen Luar Negeri China. (AFP/OL-06)
Wo Weihan, seorang peneliti medis berusia 59 tahun, menjalani eksekusi mati Jumat pagi. "Kami sangat terkejut, sedih, kecewa dan sakit hati. Ayah saya telah dihukum mati," jelas Ran Chen, anak Weihan yang kini berkebangsaan Austria.
Amerika Serikat juga telah mengkonformasikan eksekusi mati ini. "Kami sangat terganggu dan kecewa dengan laporan bahwa pemerintah China telah menghukum mati Wo Weihan," ungkap juru bicara kedubes Amerika di China, Susan Stevenson.
Weihan, yang sebelumnya tinggal di Austria, ditahan sejak awal tahun 2005. Oleh pemerintah China, ia dituduh telah membocorkan rahasia negara.
Kasus ini sendiri telah mengundang perhatian dunia. Bahkan Presiden Austria Heinz Fischer dan Menlu AS Condoleezza Rice telah berbicara langsung ke pemerintah China agar Weihan dibebaskan.
Pemerintah China sendiri menyatakan Weihan telah melanggara hukum di China dan tidak akan memberinya perlakukan istimewa. "Kami tidak bisa memberinya keistimewaan hanya karena ia memiliki keluarga dengan kewarganegaraan asing," jelas juru bicara Departemen Luar Negeri China. (AFP/OL-06)