• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Cagar Budaya di Masa Perjuangan Bung Tomo Itu Kini Rata dengan Tanah, Kabarnya Laku Rp 17 M

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
Bangunan cagar budaya eks radio bung Tomo di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan 1945, kini sudah rata dengan tanah, Selasa (3/5/2016). Bangunan yang terletak di Jl Mawar nomor 10 dan 12, Tegalsari, Kota Surabaya itu tidak lagi tersisa.

Pengamatan di lapangan, Selasa (3/5/2016) siang, yang terlihat hanyalah bekas batu bata bangunan, genteng, dan kayu-kayu kecil yang sudah lapuk.
Di halaman depan, masih ada tiga pohon berdiri. Masing-masing pohon jambu air jenis Darsono, terlihat dari bentuk daunnya yang lebih lebar dan berwarna hijau gelap, dibanding pohon jambu air biasanya. Kemudian pohon jati dan pohon belimbing.

Di antara bekas bangunan itu, tampak seorang pekerja sedang memukuli dinding sisi utara di bangunan yang menghadap ke timur itu. Tembok itu menempel dengan dinding bangunan di sebelahnya.
Sementara pagar besi setinggi satu meter dan warna putihnya sudah suram dan penuh karat terlihat tertutup seng warna hijau. Untungnya saat didatangi, pintu dengan sedang dibuka.

Saat SURYA.co.id masuk ke areal rumah itu, seorang laki-laki yang sedang mengawasi pekerja, mendekat.
Memperkenalkan diri, dengan nama Nadir, menanyakan keperluan SURYA.

Ketika dijawab ingin melihat bangunan bekas radio bung Tomo, Nadir mengakui bila dirinya tidak tahu apakah itu bangunan bekas radio zaman perang atau bukan.

"Tahunya ya orang-orang di warung itu cerita. Katanya rumah sejak zaman perang. Makanya itu, "penunggunya galak-galak, tiga pekerja saya sampai jatuh saat bongkaran," cerita Nadir.
Ketika ditanya dapat harga berapa membongkar rumah yang tepat di sisi selatan supermarket kosmetik dan salon itu, Nadir hanya menggeleng.

"Ada deh. Lumayanlah, untuk bayar pekerja dan lain sebagainya," ujarnya.
Nadir sebelumnya membawa banyak pekerja dan truk besar untuk memindahkan hasil bongkaran. Hari Selasa (3/5/2016) ini merupakan hari ke-23.
Sehingga dirinya cukup membawa mobil pick up warna putih untuk membawa sisa Bongkaran, berupa benteng-benteng dan batu bata.

Ketika ditanya apakah saat membongkar menemukan plakat bertuliskan "Bangunan Cagar Budaya, berdasarkan SK Wali Kota no 188.45 tahun 1998", Nadir mengaku tidak tahu.
"Tidak lihat ada tulisan itu. Saya sendiri juga lihat, katanya bangunan lama zaman Belanda, tapi sudah banyak yang lapuk dan rusak. Ada bagian-bagiannya yang masih bisa dipakai, nanti akan saya bersihkan, cat, dan dijual lagi," kata Nadir.

Sementara itu, salah satu warga yang menolak disebutkan namanya, mengaku pernah masuk di rumah itu dan ada plakatnya bertuliskan bangunan cagar budaya.

"Saya pernah masuk. Ada plakat cagar budaya itu. Makanya kok sekarang malah sudah rata dengan tanah," ujarnya prihatin.

Penjual nasi di warung depan bangunan juga mengakui bila bangunan itu ada tulisan cagar budaya dan disebut-sebut sebagai radio Bung Tomo.

"Tapi beberapa tahun terakhir mangkrak. Tidak terurus dan di depannya dipakai jualan warung. Itu informasinya dijual seharga Rp 17 miliar, yang beli sebelahnya itu. Itu gosipnya, benar atau tidak kami ndak tahu juga," komentar pedagang warung yang akrab disapa Mbak Sumi itu.

Dari cerita sejarah, bangunan cagar budaya Jl Mawar itulah, Bung Tomo membakar semangat arek Suroboyo saat pertempuran 10 November silam melalui studio rahasia yang ada di rumah itu.
Bung Tomo, Ketut Tantri dan beberapa sahabatnya mendirikan Radio Pemberontakan Republik Indonesia dengan pemancar portable.

Inilah studio radio bersejarah itu. Studio yang terpaksa diciptakan setelah RRI masih ragu dengan sepak terjang Bung Tomo.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.